15

118 36 5
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀









Desa Jeonju

Hampir satu malam lebih, Park Jimin mengendarai mobil pribadinya menuju ke desa kelahiran Kim Ji Won,  tepat pukul lima dini hari mereka tiba di pintu gerbang desa.

Park Jimin memarkir mobilnya di pelataran  rumah sakit umum, ia mematikan mesinnya dan menoleh ke samping, menemukan Kim Ji Won yang masih tertidur pulas setelah hampir setengah perjalanan gadis itu menangis terus memikirkan keadaan adiknya.

Park Jimin mengelus lembut pucuk kepala Ji Won.

"Ji Won-ah, bangunlah. Kita sudah sampai" ucap Jimin dengan nada lembut.

Kim Ji Won menggeliat dalam tidurnya, ia mendengar suara Jimin. Perlahan ia membuka kelopak matanya.

Park Jimin bergerak membantu membuka seat belt di badan Kim Ji Won. Wajah keduanya begitu dekat.

"Aku bisa membukanya sendiri" ucap Kim Ji Won merasa tak enak hati

"Tidak apa, kau pasti masih lemas sehabis bangun tidur." Park Jimin tersenyum manis.

Setelahnya ia menekan tombol pembuka pintu otomatis.

"......." Kim Ji Won bergegas ingin segera keluar dari mobil, menemui adik dan ibunya.

Park Jimin menahan lengannya sebelum Kim Ji Won melangkah keluar.

"Rapihkan sedikit rambutmu, dan hapus bekas air mata di wajahmu itu. Satu hal yang kupelajari dari ayahku, dalam keadaan sulit sekalipun, tunjukkan bahwa kau begitu tegar agar ibumu tidak bertambah sedih, setidaknya kau harus bisa menjadi penopang bagi keluarga disaat seperti ini" ucap Park Jimin sembari memberikan sapu tangannya ke arah Ji Won.

"......hiks....." Air mata itu kembali lolos dari pertahanannya, Kim Ji Won mengangguk pelan dan menyambut sapu tangan pemberian Jimin. Ia menyeka air matanya, dan merapikan anak rambutnya yang terlihat berantakan.

Setelahnya, keduanya turun dari mobil bersamaan.

Kim Ji Won berjalan di depan lebih dahulu, menelusuri lorong rumah sakit.

Setibanya di depan ruang ICU.

Wanita paruh baya yang mulai menua di usia senjanya, sedang duduk seraya memandang hampa ke arah pintu ICU.

"Eomma....." Tegur Kim Ji Won dari arah samping ibunya, sontak sang ibu menoleh dan menghamburkan tubuhnya memeluk putri pertamanya.

"Ji Wonie,....adikmu...hiks...." Sang ibu menangis terisak bersandar di bahu anaknya.

"Bagaimana bisa, dia kecelakaan??" Tanya Kim Ji Won sembari mengelus punggung ibunya.

"Hiks, eomma tidak tahu kronologi kejadiannya. Hanya saja eomma dapat kabar dari temannya jika dia ditabrak oleh kendaraan"

"Lalu, apa yang dikatakan dokter tentang keadaannya??" Pelukan keduanya merenggang.

"Adikmu, mengalami koma setelah hampir kehilangan banyak darah, dan dokter menyarankan untuk segera di adakan operasi, karena benturan keras di bagian kepalanya bisa membahayakan nyawanya"

"Lalu?? Operasinya bagaimana??"

Sang ibu meraih tangan putrinya dengan wajah tertunduk

"Biaya operasi itu sangat mahal, ibu tidak punya cukup uang untuk membayarnya. Jadi, adikmu belum di operasi sama sekali. Itu sebabnya, pagi ini ibu gelisah sekali, dokter mengatakan jika adikmu tidak mendapatkan perawatan segera maka peluang hidupnya tidak akan lama...hiks...ibu tidak tahu harus bagaimana??"

Yes, Captain (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang