26

111 35 16
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀












Setelah pergelutan panjang yang terjadi di lorong rumah sakit.

Waktu menunjukkan pukul delapan malam tepat. Langit kota Seoul terlihat mendung tanpa adanya cahaya bintang dan sosok bulan yang masih bersembunyi di balik kumpulan awan.

Park Shin Hye masih termangu di taman rumah sakit, meratapi kisah cintanya yang telah berakhir. Tidak, bukan berakhir baginya, ia masih mencintai Namjoon dan mungkin sulit untuk melupakan kenangan bersama pria itu. Ia pernah jatuh cinta dan patah hati untuk pertama kalinya semasa dengan Kim Seokjin, tapi rasanya berbeda ketika ia menjalani hubungan dengan Namjoon.

Shin Hye menemukan sesuatu yang spesial di hati Namjoon, sesuatu yang bisa membuatnya nyaman dan bahagia. Air mata yang pernah ia jatuhkan saat ditinggalkan oleh Kim Seokjin seolah telah menguap dan tidak berbekas lagi di hatinya. Rasa sakit itu telah sembuh berkat kehadiran Namjoon, rasa sakit itu mengantarkan dirinya menemukan tempat sandaran yang tepat untuk segala suka dan dukanya.

Shin Hye tahu jika ia telah berbuat salah menutupi kebenaran tentang ayah kandung Namjoon, setiap kali ia berusaha untuk menceritakan hal itu, ada rasa sakit dan sesak di dadanya jika nanti kisah cintanya akan berakhir lagi. Ia mencintai Namjoon dan sangat mencintai hingga tidak ingin berpisah dari pria itu. Mungkin setelah Namjoon, tidak akan ia temukan kehangatan yang lebih baik dari pria lain di luar sana.

Shin Hye bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta dan mengatakan cinta, tapi begitu ia merasakan cinta, ia akan sedalam itu terjatuh di cinta tersebut.

"Hiks...." Shin Hye menangis terisak. Ia menundukkan wajahnya, tidak perduli jika suara tangisnya menarik perhatian orang lain yang lalu lalang di lorong rumah sakit.

"Heumh... ternyata kau disini"

Kim Seokjin yang kebingungan sejak awal mencari Shin Hye saat melihat ruang inap gadis itu kosong. Berhasil menemukan Shin Hye yang sedang duduk di kursi taman.

"Jangan seperti ini, aku mohon..." Kim Seokjin duduk di sebelahnya, dan menarik tubuh Shin Hye ke dalam pelukannya.

"Pergi.... lepaskan aku....pergi...hiks" Shin Hye berontak dan memukul tubuh Kim Seokjin berkali-kali

"Tidak..." Kim Seokjin tetap tidak melepaskan pelukannya meski harus menahan rasa sakit di bagian dadanya yang terus dipukul oleh Shin Hye.

"Aku membencimu, apa kau sudah puas merusak semuanya!! Apa salahku, hiks...mengapa kau setega ini padaku, apa kau belum puas menyakiti hatiku lagi? Aku membencimu...hiks..." Racau Shin Hye dalam tangisannya

"Aku mencintaimu, hanya alasan itu aku melakukannya. Aku masih mencintaimu" balas Kim Seokjin dengan sorot mata sendu

"Aku tahu telah melakukan kesalahan di masa lalu dengan meninggalkanmu begitu saja, tapi aku masih mencintaimu. Seandainya kau tahu, hatiku tersiksa setelah meninggalkanmu, semua terjadi hanya karena ke egoisan orang tuaku dan juga kebodohanku yang tidak bisa memperjuangkan cinta kita, aku minta maaf...."ujar Kim Seokjin

"Tapi aku telah melupakanmu, oppa. Aku sudah tidak mencintaimu lagi, apapun alasannya, rasa cintaku padamu telah tiada lagi. Aku hanya, mencintai Namjoon oppa...hanya dia sumber kebahagiaanku saat ini, aku mohon mengertilah...hiks...jangan melakukan hal yang justru hanya akan membuatku semakin membencimu." Balas Shin Hye, ia sudah tidak memberontak lagi. Tubuhnya sudah begitu lemah.

Tap tap...

Langkah kakinya terhenti di lorong rumah sakit ketika ia keluar dari ruang inapnya. Salah satu tangannya mengepal di bawah sana, dan satunya lagi memegang erat tiang infus yang ia bawa. Sorot matanya juga tampak berkaca-kaca, melihat pemandangan di taman rumah sakit. Denyut jantungnya melemah dan terasa seperti ditusuk oleh ribuan jarum.

Yes, Captain (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang