Bab 21

784 62 17
                                    

Setelah selesai perkuliahan Ali memutuskan untuk langsung ke kantin bersama Doni teman sekelasnya.

"Ali!!!" Karena mendengar suara orang memanggilnya Ali langsung menoleh untuk melihat siapa orang yang memanggilnya tadi.

"Ehh Ghina ada apa Gin?" Tanya Ali pada Ghina yang ternyata adalah orang yang memanggilnya tadi.

"Ehemmm aku kan belum tau kampus ini boleh ngga aku gabung sama kalian?, soalnya aku belum punya temen juga." Tanya Ghina ragu takut jika Ali atau Doni menolaknya.

"Boleh kok ayo." Jawab Ali

Mendengar jawaban dari Ali Ghina langsung merasa senang, tapi tidak dengan Doni ia tidak suka dengan wanita yang terlalu agresif seperti Ghina ini.

"Apaan sih Li" Ucap Doni menolak persetujuan dari Ali.

"Don kasian dia, belum punya temen di sini kalau dia udah punya temen dia ngga bakalan sama kita lagi kok." Bisik Ali pada Doni agar tida menyakiti hati Ghina.

"Terserah lo deh Li." Ucap Doni sambil berjalan meninggalkan dua temannya di belakang.

"Ayo Ghin." Ajak Ali pada Ghina.

"Oh, iya Li makasih ya. Tapi maaf gara-gara aku kamu sama Doni jadi berantem aku jadi gak enak." Ucap Ghina merasa tidak enak pada Ali setelah melihat Doni meninggalkan temannya ini.

"Udah ngga usah dipikirin nanti moodnya juga balik lagi kok." Balas Ali.

Sesampainya di kantin Ali langsung duduk di sebelah Doni yang sudah sampai terlebih dahulu.

"Li, nanti gue mampir main ke rumah Lo ya?" Ijin Doni.

"Boleh-boleh aja sih, tapi mau ngapain Lo kerumah gue Don?" Tanya Ali penasaran.

"Ngga apa-apa sih kangen sama si baby, pengen gue unyel-unyel gitu rasanya." Ucap Doni sambil membayangkan ia menggendong anak Ali yang membuat orang-orang gemas.

"Anjir Lo, ya udah silahkan tapi awas jangan di bawa pulang ya!!!" Acam Ali.

"Baby apa yang kalian omongin?" Ucap Ghina tiba-tiba yang membuat Doni semakin tidak respect pada Ghina.

"Apaan sih lo emang ada kabel yang putus gitu main sambung-sambung aja." Ucap Doni kesal pada wanita dihadapannya ini.

"Udah-udah gitu aja kok ribut sih Don, maafin Doni ya Ghin biasa lagi pms mungkin," Ucap Ali untuk mencairkan suasana.

"Untuk baby yang di maksud si Doni...." Belum sempat Ali meneruskan perkataannya, Doni langsung memotong perkataan Ali

"Gue cowo ya Li kalo lo lupa." Ucap  Doni kesal pada Ali.

"Si baby tu siapanya Ali sih penasaran gue, gara-gara si Doni nih Ali ngga jadi cerita." Ucap Ghina dalam hati.

***
"Assalamu'alaikum." Salam Ali sesampainya di rumah.

"Waalaikumssalam, ehhh itu ayah udah pulang nak ayo kita keluar." Ucap Prilly sambil menggendong baby Adnan untuk menemui Ali.

"Halo gantengnya om Doni, ikut om yuk nak." Ucap Doni girang saat melihat baby Adnan.

"Ehh ada Doni ternyata." Ucap Prilly saat melihat Doni yang berada di ruang tamu rumahnya.

"Hehehe iya nih Prill suntuk banget kalau langsung balik, Adnan ikut om yuk nak." Ucap Doni sambil mengulurkan tangannya untuk menggendong Adnan yang disambut baik oleh bayi tersebut.

"Nak jangan nakal ya sama om, bunda mau buat minuman dulu buat om sama ayah ok." Ujar Prilly sambil mengelus kepala sang anak yang berada di gendongan Doni.

***
Doni POV

"Emm Li jujur gue ngga suka Lo deket-deket sama si Ghina. Sekarang status lo bukan lajang lagi tapi bapak satu anak, ngga baik di lihat orang juga Li." Ucap gue memperingatkan Ali agar tidak terlalu dekat dengan wanita itu.

"Emang kenapa sih kan cuma temen Don kaya gue ke elo atau ke anak-anak yang lain." Emang si Ali susah banget di bilangin, kalau gue getok tu kepala boleh kaga sih.

"Ya beda oncom, gue laki ya kali Lo mau deket-deket sama gue lebih dari temen gila lo. Gue takut si Ghina ada niat lain, gue tau dari tatapan dia ke lo bukan tatapan suka sebagai temen tapi lebih dari itu. Pikirin anak istri lo."

Setelah mendengar perkataan gue yang panjang kali lebar, kali tinggi, tadi Ali langsung terdiam. Bodo amat kalau dia marah ini demi kebaikan dia juga.

Doni POV end

***

"Iya sih tapi husnudzon aja lah sama itu anak." Jawab Ali enteng.

"Anjir dibilangin ngeyel lu, Adnan bapakmu kalau di tampol gak apa-apa kan ya." Mendengar perkataan dari omnya itu baby Adnan tampak tersenyum.

Seperti mendapat dukungan dari anak sang sahabat Doni lantas melemparkan bantal sofa yang berada di dekatnya kepada Ali sambil tertawa senang.



The Father Of My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang