Bab 19

941 98 21
                                    

"Ehh iya ya git bentar gue telfon dulu" ucap Baja sambil menelfon Aya tapi tidak ada jawaban dari Aya
"Ngga ada jawaban dari Aya Hit gue harus gimana dong ini?" Tanya Baja pada Gita

***
Setelah tidak ada jawaban dari Aya, Baja nekat ke rumah Aya untuk menjelaskan tentang kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.

Sesampainya di rumah Aya, Baja langsung mengetuk pintu tak lama kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya yang diketahui sebagai asisten rumah tangga di keluarga Aya yang bernama Minah.

"Iya mas cari siapa ya?" Tanya bi Minah pada Baja
"Bik Aya nya ada soalnya saya dari tadi telpon ke nomernya tapi ngga diangkat terus sekarang mati" Terang Baja pada Minah

"Saya juga ngga tau mas tadi sih neng Aya pamit ke bapak mau ketemu temennya di resto apa gitu saya lupa trus sampe sekarang belum pulang mas, mungkin pulang ke rumah nyonya besar soalnya tuan juga baru saja ke sana, mending mas pulang dulu saja besok baru kesini lagi"

"Oh ya sudah ya bik kalau nanti Aya pulang tolong sampaikan kalaubsaya datang kesini ya bik" Ucap Baja lesu dan langsung meninggalkan rumah Aya.

Tapi tanpa Baja sadari dari lantai dua Aya melihat Baja mendatangi rumahnya. Karena ia tidak mau menemui Baja akhirnya ia menyuruh bi Minah untuk berbohong tentang keberadaannya pada Baja.

"Bibi udah bilang ke masnya yang tadi neng, neng kalau ada masalah mending di bicarain bareng-bareng daripada diem begini takutnya nanti malah jadi ngga baik, maaf bukannya bibi mau menggurui tapi alangkah baiknya begitu" Nasehat bi Minah pada Aya, karena menurutnya Aya masih memerlukan bimbingan dari orang dewasa sedangkan ayah dan ibunya sudah sibuk dengan pekerjaan apalagi ia adalah anak tunggal jadi tidak ada yang memperhatikannya.

"Iya ni sebenernya Aya juga ngga mau ini terjadi tapi Aya udah terlanjur kesel sama Baja bik, Baja tadi pelukan sama cewek lain" Adu Aya pada bi Minah yang membuat wanita itu tersenyum pada Aya.

"Neng dalam suatu hubungan pasti ada masalah cari tau dulu sebelum nanti terlambat dan menyesal ya" ucap bi Minah sambil mengelus kepala Aya, anak yang dulu diasuhnya seperti anak sendiri sudah menjelma menjadi gadis yang sangat cantik dan sebentar lagi mungkin akan ada laki-laki yang akan melamarnya.

"Iya bik makasih ya"

"Ya sudah bibik ke dapur dulu kamu laper kan pasti" Pamit Bi Minah kembali ke dapur memasak untuk Aya.

"Ngga usah bi Aya ngga laper kok kalau laper nanti pesen lewat ojol aja bibi istirahat sana" Suruh Aya pada asisten rumah tangganya tersebut.

Disisi lain Baja yang putus asa dengan menghindarinya Aya dari dirinya terlihat kusut dan frustasi.
Baja memutuskan untuk pulang dan tidur daripada ia melampiaskan kemarahannya dengan hal yang tidak baik.
Flashback end
"Gitu Li ceritanya, gue mau jelasin ke Aya tapi dianya menghindar terus dari gue gimana ya?" Baja meminta saran dari Ali karena notabennya Ali lebih berpengalaman dalam hal ini.

"Gini Ja mending lo deketin Aya nya hati-hati aja, biarkan dia sendiri dulu orang kaya Aya ini emosinya gampang naik turun apalagi dia anak tunggal juga kasih sayang orang tua ya buat dia semua, kalau Aya udah turun emosinya baru di deketin" Saran Ali pada Baja

***
Di sisi lain Prilly sedang menyusui jagoan kecilnya sambil mendengar curhatan dari Aya tentang hubungannya dengan Baja.
"Ka Ay Lo tu harusnya dengerin apa kata Baja dulu jangan mendahulukan emosi sesaat contoh gue sama Ali gue egois pergi dari dia saat hamil Adnan dan itu selalu membuatnya merasa bersalah karena tidak bisa melihat Adnan tumbuh dalam perut gue sampai akhirnya kita ketemu lagi itu membuat gue selalu menyesal kenapa dulu gue harus pergi ngga bilang ke Ali dulu itu yang selalu gue pikirin. Dan sekarang gue mau Lo dengerin kata Baja walaupun ngga sekarang gue tau Lo butuh waktu buat sendiri kok sist" Nasehat Prilly pada Aya yang butuh banyak nasehat saat ini.

"Baby udah dong minumnya aunty gendong yuk aunty kangen nih" Ucap Aya sambil memainkan tangan baby Adnan dan dibalas dengan senyuman manis dari bayi mungil tersebut.

"Waaa lucunya gue bawa pulang ya Pril" Ucap Aya yang membuat Prilly langsung memelototi Aya
"Enak aja gue berjuang mati-matian nih demi ni anak ganteng kesayangan" Balas Prilly sambil memeluk baby Adnan

***
Setelah Aya dan Baja pulang keluarga kecil ini pun menghabiskan waktu sorenya di gazebo halaman belakang rumah mereka sambil melihat indahnya sore hari
"Sayangnya ayah cepat besar dong biar bisa main bola sama ayah" ucap Ali pada anaknya yang dibalas kekehan oleh Prilly karena anak mereka saja belum bisa berjalan apalagi harus bermain bola.
"Ayah lucu ya nak, dedek kan belum bisa jalan ya nanti kalau udah besar pasti bunda di cuekin nih sama kalian" Celetuk Prilly membayangkan saat anaknya mulai tumbuh besar dan akan mengabaikan dirinya.
"Ya udah buat adek cewek aja yuk Bun buat nemenin bunda kalau ayah sama Adnan main bola" Ucap Ali yang langsung dibalas dengan cubitan maut oleh Prilly yang membuat Ali mengaduh kesakitan. Terjadilah kejar-kejaran antara Ali yang menggendong Andan dan Prilly di halaman belakang rumah mereka sore itu yang menggambarkan kebahagiaan dalam keluarga kecil mereka.

Hayolo gimana sama bab ini adakah yang masih mau baca jika bab ini dilanjut atau sudahi saja sampai di sini

Kalau ada kritik dan saran silahkan ke kolom komentar dan jangan lupa vote cerita ini ya

Terimakasih

The Father Of My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang