Hari ini Reina bangun lebih pagi, mengingat dia akan mengikuti seleksi final untuk menjadi pemburu iblis. Ia berencana untuk mengikuti jejak kakaknya yang sudah menjadi hashira air.
Gadis itu sudah bersiap siap menggunakan seragamnya yang berikan Urokodaki serta menggunakan haori berwarna putih. Setelah selesai ia mengambil katana nya dan tak lupa juga memakai jepit rambut yang ia pasang di rambut kanannya berbentuk pita warna biru laut dengan gantungan kecil berbentuk bulan yang diberikan oleh Giyuu.
"Kau sudah siap, Rein?" Tanya Urokodaki sambil berjalan mendekati Reina. "Tentu saja sudah!! Aku tidak sabar ingin menjadi pemburu iblis dan setelah itu menjadi hashira seperti Giyuu nii chan!!" Jawab Reina dengan semangat, Urokodaki tersenyum dibalik topeng yang ia kenakan.
"Kau seperti nya sangat mengagumi kakakmu itu ya, Rein." Urokodaki mengusap surai hitam milik Reina.
Urokodaki mengambil topeng pencegah malapetaka lalu memberikannya kepada Reina. "Pulanglah dengan selamat."
"Reina san!! Ganbatte, pulanglah dengan selamat!" Teriak Tanjirou yang berlari dari arah gunung dengan kelelahan karena latihan yang diberikan Urokodaki.
"Tentu saja!! Ganbatte mou, Tanjirou kun agar kau bisa menjadi pemburu iblis. Jaga Nezuko chan yaa!!"
"Ittekimasu!!" Reina melambaikan tangannya kepada Urokodaki dan Tanjirou yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
Aku bersyukur Reina bisa tersenyum lagi setelah kematian orang tuanya walapun sempat kehilangan semangat hidupnya. Ini semua berkat Giyuu, Sabito, dan Makomo. Mereka bertiga memberikan semangat hidup pada Reina. Dia juga sangat mengagumi kakaknya yang berhasil menjadi hashira dan itu membuatnya perlahan mengikhlaskan kejadian yang pahit itu.
Kalian berdua sangat kuat, Giyuu, Reina. Kalian bahkan bisa menyembunyikan kesedihan kalian saat kehilangan Sabito dan Makomo. Batin Urokodaki.
.
.
."Halo semuanya, terimakasih telah mengikuti seleksi final malam ini."
"Disana ada banyak iblis yang ditahan oleh pemburu iblis, mereka tidak bisa pergi. Kalau kalian bertahan hidup disini tujuh hari, kalian berarti lolos seleksi final. Sekarang biarkan seleksi final dimulai." Ucap dua anak perempuan kembar yang berbeda warna rambutnya.
Para peserta pun menuju gunung yang penuh dengan iblis. Reina sangat bersemangat untuk membunuh semuanya. Gadis itu sudah membunuh sekitar tigapuluh iblis dengan pernafasan nya.
"Ah iblis iblis ini sangat lemah." Gumam Reina sambil menuju salah satu pohon untuk beristirahat. Baru saja ia memejamkan matanya, ia mendengar suara teriakan beberapa orang tanpa berpikir panjang ia langsung berlari kearah sumber suara."Khu khu, daging kalian enak sekali." Ucap iblis besar itu dengan banyak tangan.
Menjijikan. Batin Reina yang melihat iblis itu sudah memakan beberapa dari mereka
Saat iblis itu akan menyerang seorang gadis, Reina pun melindungi nya.
Nami no kokyu, Roku no kata : Tebasan air terjun.
Tangan iblis itu terpotong. "Fufufu, rubah kecil yang imut. Bau darahmu langka, biarkan aku memakanmu dengan begitu aku akan bertambah kuat." Reina hanya diam tak menjawab. "Jika dilihat dari topeng itu, kau pasti adalah murid Urokodaki sialan itu."
"Bagaimana kau bisa tau?" Iblis itu tertawa "Hahaha orang itu yang menangkapku dan membuatku terkurung disini selama berpuluh puluh tahun, setiap muridnya datang pasti mereka memakai topeng itu. Tapi akhirnya mati, murid muridnya itu terlalu lemah semua. Hanya ada dua muridnya yang hebat, lelaki berambut peach dan perempuan berambut pendek berwarna hitam. Mereka sangat cepat tapi akhirnya aku membunuh mereka dan mereka menunjukkan ekspresi yang sangat menyenangkan."
Reina menatap iblis itu dengan wajah sangat datar. "Jadi yang membunuh mereka adalah kau? Kalau begitu biarkan aku membunuhmu seperti yang kau lakukan pada mereka yang telah mati." Reina berlari menebas tangan tangan iblis itu dan sampai dileher iblis itu, tapi dia tidak bisa menebasnya dan mundur kembali. "Khu khu khu kau takkan bisa menebas leherku gadis rubah."
Reina berusaha mengendalikan emosinya dan bersikap untuk tetap tenang, sejenak dia menarik nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan lalu dengan sekejap menuju ke arah leher iblis itu. "Bagaimana bisa, dia secepat itu!!"
Nami no Kokyu, Juu Ni no Kata : Tebasan gelombang ombak.
Seketika kepala iblis itu terpenggal dengan mudah tanpa rasa sakit. Reina memasukan kembali katana nya. "BAGAIMANA BISA KEPALAKU TERPENGGAL DENGAN MUDAH OLEH GADIS SEPERTI MU!!"
"Setidaknya kau tidak mati dengan cara yang menyakitkan."
"Kau menyeramkan! Bahkan lebih menyeramkan daripada dia!" Reina melihat tubuh iblis itu perlahan menghilang, dia dapat merasakan kesedihan dari iblis itu. Tapi bagaimana pun dia sudah membunuh manusia.
Hari demi hari dilalui, Reina lulus seleksi final dengan selamat dan hanya tersisa empat orang. "Selamat datang kembali. Hari ini masing masing kalian memilih sebingkah dari campuran Tamahagane. Pedang kalian akan selesai sekitar sepuluh sampai lima belas hari."
"Juga dari sekarang kasugaigarasu akan ikut dengan kalian semua."
.
.
.
To be continue...Gimana menurut kalian?
Penasaran ga selanjutnya?
See u next chapter^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Wave || Uzui Tengen
Fantasy[Rate 17+] "Cinta itu seperti lubang, begitu kamu terjatuh kedalamnya, akan sulit untuk keluar." Start : 28-02-21 Finish : 12-04-21