Chapter 17

2.4K 241 34
                                    

Setelah trio kamaboko terjual, Reina memutuskan untuk mencari informasi sendiri daripada dia harus berduaan bersama Uzui.

"Aku akan mencari informasi." Ucap Reina, ia melangkahkan kakinya namun Uzui menahannya.

"Kau harus bersamaku."

"Kenapa?"

"Tempat ini berbahaya, Rein." Ucap Uzui yang masih menahan tangan Reina.

"Aku ini bisa menjaga diri Uzui san, kau tak perlu mengkhawatirkanku. Khawatirkan saja istrimu." Jawab Reina lalu meninggalkan Uzui.

.

.

.

Setelah berganti pakaian dengan seragam, Reina menuju salah rumah pelacur yang ada disana. Ia mendapat informasi dari salah satu kedai yang ia kunjungi tadi, kalau disana ada pria yang sedikit aneh.

"Permisi apa kau mau melayani, lelaki di kamar nomor 10?" Tanya salah satu gadis dirumah itu.

"Lelaki seperti apa di kamar nomor 10?" Tanya Reina

Gadis itu menoleh kanan kiri lalu berbisik pada Reina "Kudengar dia sedikit aneh, tapi tidak apa kok. Oh ya dia sedang keluar sebentar jadi masuklah dulu." Ucapnya tersenyum lalu meninggalkan Reina.

Mungkin iblis? Batin Reina

Ia pun masuk dan menunggu.

Tak lama kemudian ia mendengar suara langkah kaki yang menuju kesana.

Srek! Pintu digeser menampakan lelaki itu.

"Hee? Kau sudah siap melayaniku, Reina?"

Seketika matanya membelalak, untung ia membawa nichirinnya yang ia sembunyikan. Tapi saat ia akan mengeluarkan nichirinnya pria itu menahan tangannya. "Ini sudah keempat kali nya kita bertemu ya?"

Nami no Kokyu, Roku no Kata : Tebasan air terjun.

Seketika tangan iblis itu terpotong, namun dengan cepat beregenerasi. "Bukankah kau terlalu kasar, Reina? Aku ini datang baik baik loh."

"K-kenapa kau disini, Muzan?!!" Tanya Reina meninggikan sedikit suaranya.

"Aku hanya bersenang senang karena disini banyak manusia. Oh ya, aku juga sudah menyuruh Daki dan Gyuutaro untuk membunuh teman temanmu itu." Kata Muzan tersenyum lalu mendekat ke Reina.

"Jangan mendekat, sialan!!"

Nami no Kokyu, Juu no Kata : Tebasan gelombang naga.

Reina mengeluarkan teknik pernafasannya, namun Muzan berhasil menghindar dan mencakar lengan gadis itu membuatnya merintih kesakitan.

"Gadis sepertimu harusnya menuruti perintah tuannya bukan? Kalau begitu kemari lah akan kupuaskan kau."

"Mana mungkin aku mau denganmu!!"

Nami no Kokyu, Juu ni no Kata : Tebasan gelombang ombak

Reina kembali menyerang Muzan tetapi lagi lagi Muzan menghindar dengan mudah dan mengambil nichirin dari tangan Reina lalu menancapkannya di tangan kiri Reina hingga menembus tatami.

"Akhh!!" Rintih Reina yang terduduk seraya berusaha melepaskan nichirinnya.

Sialan, pada akhirnya aku tak bisa melawan raja iblis. Aku terlalu lemah.

"Ya kau memang lemah. Percuma saja, itu sangat sakit kalau dilepas. Bagaimana jika kau menjadi iblis?"

Darah mengucur dari tangan dan lengan Reina yang terluka, apalagi dia memiliki darah langka yang membuat Muzan menahan nafsu nya untuk memakan Reina.

"Mmm, sepertinya aku senang melihatmu tersiksa dulu."

Disisi Tanjirou.

Tanjirou terlempar karena serangan dari Daki. "Tak kusangka kau masih hidup setelah kulempar." Kata Daki

"Maaf Nezuko aku merusak talinya, aku tidak bisa bertarung sambil membawamu. Jangan keluar dari kotak kecuali nyawa mu sendiri dalam bahaya."

Tanjirou menyerang Daki, namun serangannya meleset karena selendang dari iblis itu.

Disisi Uzui

Sementara di tempat Uzui dia menyelamatkan Hinatsuru dan Hinatsuru memberitaukan semua informasi.

Hinatsuru menyuruh Uzui untuk pergi dan menyelamatkan yang lain. Uzui pun menuruti nya, ia menyuruh Hinatsuru untuk pergi dari sana.

"Rasakan keberadaan mereka. Dimana tempatnya? Pertarungannya sudah dimulai." Gumam Uzui

Tiba tiba dia mendengar suara pertarungan di bawah tanah yang ia lalui. Dan menjebol tanah tersebut.

Back to Reina.

"Hmm tak kusangka kau begitu tangguh, Reina." Ucap Muzan seraya menyerang Reina.

"Jadi tadi kau hanya bermain main saja ya dan sekarang kau mulai serius? Baiklah aku juga akan mulai serius."

"Urusai! Iblis sepertimu harus mati!"

Nami no Kokyo, Hachi no Kata : Tebasan ombak beruntun!

Teknik darah iblis : Rantai berduri.

Keluarlah banyak rantai tajam dari bawah, namun berhasil Reina hindari karena dia memiliki pendengaran yang tajam seperti Uzui.

"Cih manusia rendah sepertimu, harusnya diam saja dan mati!" Muzan berteriak kesal

"Jangan remehkan aku! Aku sudah berlatih keras selama ini, mana mungkin aku mati dengan mudah!!"

"Percuma saja, Reina! Aku ini tidak akan mati walau kau penggal, kecuali terkena sinar matahari. Disaat itu kau harus mengulur waktu dulu, tapi akan kupastikan kau mati sebelum bisa mengulur waktu."

Benar benar gawat aku mulai kelelahan, padahal aku belum mengerahkan semuanya ini karena terlalu banyak mengkonsumsi obat itu. Batin Reina

Uzui Tengen'Pov

Setelah aku menyelamatkan ketiga istriku aku bertarung melawan dua iblis bulan atas dibantu oleh Tanjirou dan kawan kawannya.

Mereka benar benar kuat, terutama iblis bernama Gyuutaro itu. Dahi dan tangan ku terluka, tapi aku akan mengalahkan mereka.

Dan juga dimana Reina? Kenapa aku tak bisa merasakan kehadirannya? Batin Uzui

"Kau hebat sekali, kau ini orang istimewa yang dilahirkan dengan bakat seperti itu. Aku iri kawan, aku ingin membunuhmu saat ini juga." Kata Gyuutaro

"Apa aku terlihat seperti orang punya bakat? Jika seperti itu caramu melihat orang sepertiku, hidupmu pasti sangat bahagia.

Ada banyak orang hebat didunia ini dan ada beberapa orang aneh diluar sana, beberapa orang menjadi pilar hanya dua bulan setelah mereka memegang pedang.

Aku terpilih? Jangan bercanda!! Kau pikir sudah berapa banyak nyawa yang gagal kuselamatkan!!"

"Ngghh lalu bagaimana kau menjelaskan ini? Kenapa kau tidak mati? Padahal sabit darahku penuh dengan racun mematikan."

"Aku ini berasal dari keluarga Shinobi, aku sedikit kebal dari racun, jadi jangan meremehkan aku iblis sialan!!" Kesalku lalu menyerang kedua iblis itu dan menendang Daki.

Aku harus segera menyelesaikan ini dan mencari Reina, mungkin dia juga sedang bertarung. Sebenarnya ada berapa iblis yang disini?!



                            To be continue...

[✔]My Wave || Uzui Tengen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang