Reina bersusah payah menahan rasa sakit dari luka nya itu. Ia juga berusaha bertarung dengan Muzan sambil melindungi warga yang masih didekat sana.
"Menyerahlah saja, Reina. Luka mu itu parah." Kata Muzan yamg sudah mengeluarkan tentakelnya.
"Hahh hahh ... mana mungkin aku menyerah. Mana mungkin aku tunduk pada iblis yang telah membunuh keluargaku." Kata Reina yang terduduk seraya memegang pedangnya sebagai penyangga tubuhnya.
"Aku ... aku sudah berjanji pada kakakku kalau aku akan terus hidup." Reina berusaha berdiri.
"Percuma saja, tubuhmu sudah terkena racun dari tentakelku."
"Uhuk!" Reina terbatuk mengeluarkan darah, membuat Muzan tersenyum. "Kalau begitu coba selamatkan warga."
Muzan mengarahkan tentakelnya pada satu anak kecil dan dua orang dewasa.
Reina dengan cepat menyelamatkan anak kecil itu duluan, namun sayang dia tak bisa menyelamatkan dua orang dewasa itu membuatnya marah.
"Nee chan?" Panggil anak kecil yang digendongan Reina. "Pergilah ke tempat yang aman." Reina tersenyum lalu menurunkan nya, dia pun mengangguk mengucapkan terimakasih lalu berlari menjauh.
"Ohh katanya kau akan melindungi warga, nyata nya kau hanya bisa menyelamatkan anak kecil itu."
"Kau... kau telah membuatku sangat marah, Muzan!! Kau telah mengambil banyak nyawa orang tak bersalah! Dosa dosa mu itu tak bisa dimaafkan!!"
"Berisik!! Justru manusia seperti kalian itu harusnya berterimakasih padaku karena aku kalian akan tenang disana!!" Muzan menyerang Reina dengan tentakelnya yang sangat cepat. Gadis itu menghindar namun tetap saja tentakelnya mengenai perut hingga mengeluarkan darah.
Gagak milik Reina yang sedari tadi melihat pertarungannya, segera menuju ke kediaman Oyakata-sama.
.
.
.
.
Di kediaman Oyakata-sama para pilar sedang berbincar setelah berlatih bersama. "Ini sudah malam kalian tak tidur?" Tanya Shinobu lalu dijawab oleh gelengan oleh mereka.
"Aku tak mengantuk." Jawab Sanemi.
"Umu! Aku juga, jarang kita berkumpul malam malam seperti ini." Kata Rengoku dengan semangat.
"Oi Tomioka kau kenapa, diam saja?"
"Memang kapan aku pernah berbicara banyak?"
"Memang benar si Tomioka san pendiam." Kata Mitsuri.
"Rupanya kalian masih berkumpul disini ya." Ucap Oyakata-sama dari belakang membuat mereka terkejut "Ah, Oyakata-sama!"
"Tidak perlu hormat, santai saja. Bolehkan aku bergabung?" Tanya Oyakata-sama lalu diangguki oleh para pilar, mereka pun berbincang.
Taklama kemudian gagak milik Reina mendarat di tangan Oyakata-sama dengan kelelahan.
"Kwak! Kwak! Tomioka Reina! Kwak! Tomioka Reina sedang melawan Muzan sendiran! Kwak! Dia sekarat! Uzui Tengen sedang melawan dua iblis bulan atas, dia juga terluka parah!!" Kata gagak milik Reina membuat mereka semua terkejut terutama Giyuu.
Oyakata-sama menyuruh para pilar untuk menuju distrik tempat Reina dan Uzui menjalankan misi.
Tomioka Giyuu'Pov
Setelah mendengar informasi dari gagak Reina aku terkejut sekaligus khawatir. Aku sama sekali tak mau kehilangan adikku, kuharap dia baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Wave || Uzui Tengen
Fantasy[Rate 17+] "Cinta itu seperti lubang, begitu kamu terjatuh kedalamnya, akan sulit untuk keluar." Start : 28-02-21 Finish : 12-04-21