Beberapa hari pun berlalu, Reina benar benar belum bertemu Uzui. Yah memang dia ternyata sibuk, itulah yang dipikirkan Reina. Dia juga belum mendapatkan misi dan memutuskan untuk pergi ke kediaman Shinobu. "Shinobu san apa obatku sudah jadi?" Tanya Reina berjalan mendekati Shinobu di ruangannya.
"Ah ini sudah jadi, Reina chan. Tapi obat ini ada aturannya, kau hanya boleh meminumnya seminggu tiga kali. Kalau kau meminum melebihi dosis nya jantungmu bisa melemah dan jangan terlalu bergantung pada obat ini ya." Jelas Shinobu lalu memberikan obat penenang pada Reina karena Reina akhir akhir ini sulit tidur dan jika tidur dia selalu bermimpi buruk. Dan saat itu juga Reina memutuskan untuk meminta obat ke Shinobu tanpa diketahui kakaknya.
"Terimakasih, Shinobu san. Tolong jangan beritahu Giyuu nii chan ya, dia pasti akan sangat marah padaku." Ucap Reina dengan wajah memohon "Haik haik, asal kau tidak melanggar aturannya aku tidak akan memberitau ke Tomioka san."
Setelah mengambil obat, Reina memutuskan untuk ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan karena Giyuu akan pulang dari misi hari ini. Saat Reina sudah membeli bahan makanan tiba tiba saja ada yang menabraknya hingga orang itu sendiri yang terjatuh. "D-daijoubu desuka?" Tanya Reina sambil membantu gadis itu berdiri.
"G-Gomenasai aku benar benar ceroboh." Ucap gadis itu seraya membungkukan badannya berulang kali. "T-tidak apa apa." Ucap Reina, gadis itu pun menggenggam tangan Reina. "Aku akan mentraktir mu sebagai permintaan maaf."
Belum Reina menjawab tiba tiba ada dua gadis lainnya yang datang "Apa yang kau lakukan bodoh?! Kau selalu saja menabrak orang!" Ucap gadis yang berambut panjang dikucir. "Maafkan saudara bodoh kami! Dia memang ceroboh." Ucap gadis yang disebelahnya
"Tidak apa apa itu bukan masalah." Ucap Reina tersenyum manis kepada tiga gadis itu dan membuat mereka terpaku sejenak. "Kirei." Batin mereka bertiga.
"Perkenalkan aku Hinatsuru." Ucap gadis berambut panjang dikucir itu. "Aku Makio!! Siapa namamu?" Ucap gadis disebelahnya "Dan aku Suma!! Maafkan aku sekali lagi karena sudah menabrakmu. Sebagai permintaan maaf ikutlah makan bersama kami."
"Namaku Tomioka Reina, panggil saja Reina. Dan maaf aku tak bisa ikut makan bersama kalian karena aku sedang buru buru. Kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Reina tersenyum lalu pergi begitu saja.
"Tunggu, dia bilang namanya Tomioka Reina?" Tanya Hinatsuru kepada kedua saudaranya. "Ya, dan dia memakai seragam pemburu iblis." Ucap Makio yang membuat Suma juga teringat sesuatu "Bukankah gadis itu yang diceritakan Tengen-sama? Wahh ternyata benar ya dia baik dan cantik!!"
"Tengen-sama memang tak pernah salah memilih gadis ya."
.
.
.
"Nii chan kau sudah pulang? Aku akan membuatkan makanan." Ucap Reina lalu menuju dapur untuk memasak, sedangkan Giyuu hanya duduk dimeja makan sambil memperhatikan adiknya.Setelah makanan jadi Giyuu dengan lahap memakan masakan adiknya hingga habis, karena rasa masakan adiknya mengingatkan nya pada ibunya yang dia rindukan.
"Kau tidak makan?" Tanya Giyuu datar pada Reina. "Tidak tadi aku sudah makan." Jawab Reina pelan dengan tangan dilipat dimeja lalu menyenderkan kepalanya ditangan. "Ada apa? Kau seperti tidak semangat." Tanya Giyuu lalu berpindah posisi duduk disebelah Reina.
"Tidak hanya sedikit kelelahan karena aku terus berlatih. Bagaimana dengan misi mu, nii chan?" Tanya Reina balik, menghindari pertanyaan yang akan dilontarkan kakaknya. "Berjalan baik, aku membunuh salah satu iblis bulan bawah." Reina pun langsung menegakkan badannya dan menghadap Giyuu "Hontou? Yah lagipula kau kan pilar, pasti akan sangat mudah untuk membunuh iblis bulan bawah bukan?" Giyuu hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu aku tidur duluan." Ucap Giyuu seraya berdiri dari duduknya "Oyasumi, Rein." Reina menatap punggung kakaknya "Oyasumi, nii chan." Dia pun juga memutuskan untuk masuk ke kamar nya dan merebahkan diri di futon.
Nii chan, apa yang harus aku lakukan? Batin Reina
Reina menghela nafas pelan dia mengambil obatnya lalu meminumnya dua pil sekaligus, dia tidak memperdulikan apa yang dikatakan Shinobu. Yang dia ingin hanyalah tidur dengan tenang tanpa bermimpi buruk. Melepas semua kelelahan yang dia alami.
Tomioka Reina'Pov
Matahari pagi masuk kedalam kamarku membuatku membuka mata perlahan. "KWAK! KWAK! Tomioka Reina segera ke markas sekarang!" Suara gagak itu membuatku harus bersiap siap, mungkin akan ada misi yang harus aku selesaikan.
Author'Pov
Setelah Reina selesai bersiap dia pun menuju kamar kakaknya tanpa mengetuk pintu "Nii chan aku ad- " Ucapannya terhenti ketika melihat Giyuu yang hanya memakai handuknya dan memperlihatkan roti sobeknya. "K-kenapa kau tak memakai pakaian?!" Teriak Reina dengan wajah memerah.
Giyuu hanya menatap datar adiknya "Sudah berapa kali ku bilang agar mengetuk pintu dulu saat masuk ke kamarku?"
Sialan wajahku memanas. Batin Reina
"G-Gomenasai nii chan, habis udah kebiasaan." Ucap Reina dengan senyum tak bersalahnya. Giyuu pun masuk ke kamar mandi lagi dan memakai bajunya setelah itu keluar "Ada apa?"
"Oyakata-sama memanggilku seperti nya aku akan ada misi. Kalau begitu aku pergi dulu, nii chan!!" Reina mencium pipi kiri Giyuu lalu berlari untuk menuju markas. Giyuu pun sedikit terkejut lalu memegang pipi kirinya dan tersenyum kecil "Hati hati."
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Wave || Uzui Tengen
Fantasi[Rate 17+] "Cinta itu seperti lubang, begitu kamu terjatuh kedalamnya, akan sulit untuk keluar." Start : 28-02-21 Finish : 12-04-21