Reina sama sekali belum bertemu dengan Uzui. Entah mungkin dia sibuk dengan istri nya atau apa dia sama sekali tak ingin perduli tapi disisi lain dia juga masih mengharapkan lelaki itu.
___________
"Otou san!! Hiks!" Teriak Reina saat melihat ayahnya dibunuh oleh iblis itu.
"Rein lari lah, cari kakakmu!!"
"Tidakk aku tidak mau meninggalkan kalian!!" Tangisan Reina semakin pecah dipelukan ibunya.
"Daijobu kau akan baik baik saja, kaa san menyayangimu." Ucapnya lalu menyerang Muzan.
Srak!!
Suara kepala terpenggal, mata Reina membelalak melihat ibunya dibunuh. "OKAA SAN!!!"
"Hahh hahh" Reina terbangun dari tidurnya.
"Mimpi itu lagi, sudah terlalu sering aku memimpikan hal buruk ini." Gumam Reina tanpa sadar ia meneteskan air matanya.
Ia pun buru buru mengambil obat penenangnya. Entah sudah berapa pil yang ia minum selama seminggu, ia pun mulai merasa detak jantungnya sedikit melemah karena efek obat itu. Tetapi ia tetap saja tak peduli, ia hanya ingin tidur tanpa mimpi buruk itu.
"Aah sudah habis, besok aku akan meminta Shinobu san lagi."
..
.
.
.
Besoknya.
"Ah Reina san ada apa kemari?" Tanya Aoi yang sedang menjemur kain.
"Aku ingin bertemu Shinobu san, apakah dia ada?"
"Ya dia ada diruangannya, temui saja."
"Arigatou." Ucap Reina lalu berjalan menuju ruangan Shinobu.
SREKK!
"Reina chan? Ada apa pagi pagi kemari?" Tanya Shinobu tersenyum.
"Apa yang sedang kau lakukan, Shinobu san?" Tanya Reina saat melihat meja Shinobu berantakan. "Ah ini aku membuat racun dari bunga wisteria."
Reina hanya mengangguk lalu duduk dihadapan Shinobu. "Jadi ada apa?"
"Ano, aku ingin minta obat penenang lagi." Ucap Reina membuat Shinobu menghela nafasnya.
"Sudah kubilang jangan terlalu bergantung pada obat itu."
"Tapi akhir akhir ini aku selalu bermimpi buruk dan hanya tenang jika sudah meminum itu. Kumohon Shinobu san, berikan aku lagi."
"Jika kau ada masalah lebih baik kau bercerita daripada bergantung pada obat."
"Tidak aku tidak apa, aku janji tidak akan minum terlalu banyak." Ucap Reina menyakinkan Shinobu. Gadis bernetra ungu itu pun pasrah lalu memberikan obatnya.
"Sudah kuperingatkan, jika kau sering meminumnya jantungmu akan melemah." Reina hanya mengangguk lalu berdiri "Arigatou, Shinobu san." Ia meninggalkan ruangan Shinobu.
Belum jauh dari kediaman Shinobu, Reina menabrak seseorang karena tak memperhatikan jalan.
"G-gomenasai."
"Kalau jalan, matanya juga digunakan." Ucap seseorang itu membuat Reina mendongakkan wajahnya.
"Hehe gomenasai, Sanemi san."
"Hahh, apa kau baik baik saja? Kau terlihat seperti mayat berjalan."
"Aku baik baik saja dan juga kau akan kemana, Sanemi san?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Wave || Uzui Tengen
Fantasía[Rate 17+] "Cinta itu seperti lubang, begitu kamu terjatuh kedalamnya, akan sulit untuk keluar." Start : 28-02-21 Finish : 12-04-21