Ditampar dengan kenyataan dan keadaan, sakitnya sangat luar biasa.
___________________________________
Renata dengan cepat melepaskan pelukan itu dan melihat siapa yang memeluknya dan berkata demikian.
"Naufal? " gumam Renata
Naufal balas melihat Renata dengan tatapan frustasi.
"Lo kenapa peluk gue dan ngomong gitu? " Tanya Renata, bingung namun tidak dengan perasaannya
Naufal menunduk sekilas lalu kembali menatap Renata dengan pikiran yang benar-benar kacau
"Dia bilang kalo gue ini brengsek, Re."
Renata mengerutkan keningnya, "Siapa yang bilang? "
"Seseorang" lirih Naufal
Jujur, tidak pernah Naufal sefrustasi ini karna perempuan, tapi dia mampu memporak-porandakan perasaan Naufal.
Naufal sadar akan sikap nya pada gadis itu, tapi Naufal tidak bisa mengendalikan setiap emosi yang keluar dari dirinya kepada gadis itu. Pacar nya.
Setelah mendengar jawaban Naufal, pikiran Renata tertuju pada kejadian beberapa hari lalu. Dimana dia melihat Naufal bertengkar dengan, pacarnya.
Apa mungkin dia yang di maksud Naufal adalah gadis itu? Gadis yang dipeluknya saat itu.
"Kenapa dia bilang lo kayak gitu? "
Percayalah, mengucapkan kalimat itu saja rasanya Renata tidak sanggup tapi apa boleh buat?
Naufal diam
Renata mengaku bodoh. Untuk apa juga dia bertanya? Memangnya Naufal akan menjawab pertanyaannya?
"Gak perlu di jawab, Fal. Sorry, gue ada urusan. " ingin pergi tapi ucapan Naufal menghentikan langkahnya
"Gue pikir lo ingat siapa gue. Renata "
Renata mengerutkan keningnya, maksudnya apa?
"Maksudnya? " Tanya Renata kembali menatap Naufal yang kembali terdiam
"Fal? "
"Lupain aja. Gak penting. Sorry tadi gue bertindak kayak gitu sama lo. Permisi. " tidak mau membahas nya sekarang, Naufal pun memilih pergi
Renata menekan kuat dadanya. Sesak yang dari tadi ditahannya masih terasa sakit. Perasaan apa ini?
•
•
•
"Aagrrhhh!!! " amuk seorang gadis disalah satu ruangan ekskul.
Kertas not lagu dihadapannya sudah tidak berbentuk lagi karna remukan yang dibuatnya.
"Hubungan ini udah toxic. Ini hubungan yang gak sehat! tapi kenapa gue masih pertahanin dia sih hah?! " desis gadis itu dengan menarik kuat sisi rambutnya kesal. Dan jangan lupakan helaan nafasnya yang tidak teratur.
Seketika, sekelilingnya memutih. Kepalanya terasa sakit dan pusing. Semuanya terlihat buram.
Gadis itu mencoba mengendalikan emosi nya dan berpegang pada pinggiran piano yang ada diruangan itu.
Menarik nafasnya yang tercekat. Menahan sesak yang tiba-tiba menyerang dada nya. Sakit. Sangat sakit.
Gadis itu tidak bisa menahan beban tubuhnya lagi hingga beberapa detik kemudian. Dia pun ambruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Na(TA)
Roman pour AdolescentsPertemuan yang tidak terduga dan akhir yang tidak bisa di duga-duga Foto Right ® 2021 create by Lovely