11. TOXIC (2)

28 5 6
                                    

aku pergi bukan karena perasaanku juga pergi, melainkan masing-masing dari kita memang harus berhenti untuk saling menyakiti.

________________________________

Sepanjang perjalanan menjauhi arena balapan liar itu, Keysha sama sekali tidak menemukan taksi yang bisa membawanya pergi dari sini. Karna tidak ingin terlalu lama berdiri sendiri hanya untuk menunggu taksi melewatinya, dengan sisa sesak yang merambat di hati nya, Keysha memutuskan untuk berjalan kaki menuju persimpangan jalan untuk mendapatkan taksi. Dia baru menyadari jika taksi tidak akan mungkin melewati jalan yang sudah menjadi wilayah balapan liar beberapa tahun terakhir.

Perasaannya kacau, semua seakan mulai jelas di matanya. Keputusannya untuk meminta Naufal pindah sekolah ternyata sangat salah. Keysha merutuki dirinya sendiri karna tindakan bodohnya yang tidak mencari tahu terlebih dahulu siapa perempuan yang menjadi akar pertengkaran mereka berdua.

Suara klakson motor dari arah belakang tidak membuat Keysha berhenti melangkah bahkan setelah motor itu berhenti dan terdengar derap langkah yang berusaha mengejarnya Keysha tetap berjalan. Keysha tidak ingin berhenti. Keysha tidak ingin menghentikan langkahnya untuk seseorang di belakangnya. Sungguh.

Keysha tersentak karna tangan orang itu menarik lengannya cukup kasar hingga membuatnya berbalik menatap orang itu langsung. Benar tebakannya. Dia Naufal.

"Kenapa pergi? " Tanya Naufal, datar

Bukannya menjawab Keysha justru menunduk dan membiarkan Naufal mencengkram kuat lengannya. Sekuat tenaga Keysha menahan suaranya agar tidak mengeluarkan ringisan.

"Kenapa diam? Jawab! "

Keysha menggelengkan kepalanya, "Cuma pengen pulang, " ucapnya pelan

"Ngapain ke sini? Udah sering main ke arena balapan lo ternyata. Sejak kapan?! " Tanya Naufal dengan kasar justru membuat Keysha enggan menjawabnya. Takut.

Melihat gadis itu tidak berniat menjawab pertanyaannya, dengan sekali tarikan kasar Keysha hampir terjatuh ke aspal kalau saja dia tidak bisa menahan tubuhnya. Bagaimana tidak? Saat menariknya secara tiba-tiba Naufal menghempas kuat tangannya dari lengan Keysha. Entah kenapa matanya mulai memanas karna tangannya terasa kebas dan sakit akibat sentakan kasar Naufal.

Padahal baru beberapa jam yang lalu laki-laki itu bersikap manis dengannya saat di telpon. Tapi dengan cepatnya semua itu menjadi tidak ada artinya lagi.

Sekarang, Tidak lagi terlihat Keysha yang selalu menjawab tegas dan emosi ketika laki-laki itu bersikap kasar atau mempermainkannya. Tidak ada lagi Keysha yang terlihat marah ketika tahu laki-laki itu berpelukan dengan perempuan lain.

"Kenapa lo diam aja?! Gak bisa lo jawab pertanyaan gue?! Kenapa tindakan lo selalu aja bikin gue emosi, Caa?! Bentak Naufal menatap tajam gadis yang kini menunduk sambil menutup rapat matanya.

Naufal mendekat lalu menarik dagu Keysha agar menatap matanya. Naufal terpaku. Sesaat amarah nya yang meluap-luap hilang seketika melihat air mata Keysha. Ternyata dia menunduk untuk menutupi air mata nya agar tidak diketahui oleh Naufal. Tidak lama isakan tangis pun mulai mengisi gendang telinga Naufal yang terdiam.

"Maaf,Fal..maaf karna gue gak pernah cerita hal ini sama lo. Tapi gue punya alasan.." ucap Keysha pelan. Perlahan cengkraman tangan Naufal pada dagu nya pun melemah dan Keysha membuat jarak diantara dia dan laki-laki itu.

"Dulu lo pernah bilang sama gue bahwasannya lo adalah rival nya Carel saat SMP, "

Naufal yang mendengar itu lantas menatap lekat Keysha.

Re-Na(TA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang