How If ...
Gebetan kamu ternyata gebetan anak simpenan Papah kamu juga?
Masa putih abu yang dimulai seperti kertas putih berubah menjadi kertas yang penuh coretan yang membuat kertas itu lebih berwarna.
Dunia yang awalnya hanya memiliki opsi untuk m...
"Sebenernya yang suka bikin baper tuhbukandia nya, karna kalo ngalamin langsung mah biasa aja. Biasanya baper kalo udah diomongin kek begini niii baru dipikir pikir bisa bikin baper."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat Membaca
Salman mengantarkan Vanessa ke uks untuk mengobati luka di dagunya. Salman menawarkan Vanessa untuk tidak melanjutkan kelas dan tidur saja di uks tapi Vanessa menolak. Dia tidak ingin berdiam di uks sendirian.
Di sekolah ini saking seringnya terjadi, bully membully seolah itu adalah hal lumrah yang terjadi. Tidak ada yang berani melaporkan karena jika dilaporkan maka akan semakin panjang urusannya dan belum tentu orang yang membully itu akan di hukum setimpal apalagi jika orang tua nya memiliki kuasa.
Dengan keputusannya untuk memilih tinggal di kelas, Vanessa mau tidak mau dia memaksakan keadaannya, sejak tadi Vanessa sudah tidak fokus, pelajaran yang dijelaskan oleh guru pun sudah tidak masuk ke otak. Dia sudah ingin pulang dari tempat ini sesegera mungkin.
Tapi Bu Dewi masuk ke kelas dengan membawa tumpukan buku dan lembaran kertas. Dan ternyata event dibatalkan, sekolah belum berakhir.
"Selamat Siang, masih semangat yaa, harus semangat dong. Tadi Ibu rapat kalian ditinggal di kelas harusnya sudah mendapat ilmu yang cukup ya selama belajar mandiri. Rapat lama, kalian bisa belajar lebih lama. Event menenun ini dibatalkan, jadi akan diganti dengan kelas tambahan untuk persiapan kalian ikut tes penentuan kelas," ucap Bu Dewi didepan kelas dengan tenang.
"Boro boro belajar sakit badan yang ada," celetuk Vanessa.
"Gimana Saaa? Sakit badan? Kenapa? Kamu abis zumba di kelas?" tanya Bu Dewi.
Mata Vanessa melotot tidak menyangka celetukannya didengar Bu Dewi. Vanessa sontak menggelengkan kepalanya, "Ha? Gak kok Bu enggak sa-saya saya tadi itu tadi saya boxing di kelas," jawab Vanessa asal.
"Eisss kemana aja ngomongnya kamu. By the way anak-anak kalo hasil rapat tadi pagi juga baru disuruh diumumkan sekarang kalau kalian harus sering mendapat latihan latihan tes agar kalian terbiasa mengerjakan soal dengan tingkat yang sudah kami tentukan. Dan hasilnya akan langsung dibagikan paling telat malam ini. Jadi kalian harus persiapkan diri kalian dengan baik."
Semua murid kebingungan dengan ucapan Bu Dewi. Tidak mungkin dong tiba-tiba tes? Tiba-tiba diberikan soal?
"HA!! Tes? Sekarang? Tadi kemana aja. Kalo aja tesnya tadi mungkin Eca nggak akan dilabrak Mak Lampir," sesal Vanessa dalam hati sambil tersenyum paksa memandang Bu Dewi.
"Okay sekarang duduk yang rapih, yang duduk sebelah kanan keluarr. Kita ulangan."
Semua murid mengeluh memprotes pernyataan keputusan ini namun dengan protesnya mereka pun tidak akan ada yang berubah, tes akan tetap dilaksanakan.