Diam-diam qilla mengagumi keluarga nindya. Jujur, qilla iri pada kehidupan nindya yang memiliki keluarga lengkap dan mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari Wisnu dan Katyana
"Kok ngelamun" ucap Katyana pada qilla
"Dimakan qilla jangan didiemin makanannya nanti diambil nindya lho" canda Wisnu sambil melirik ke arah nindya yang sedang lahap menikmati makan malamnya
"Papa kalo ngomong suka bener" cengir nindya sebelum kembali memasukan makanan ke mulutnya
"Tante om kayanya saya harus pulang deh" pamit qilla sambil berdiri
Katyana melihat arloji di tangan kirinya yang menunjukan pukul setengah sepuluh "ini udah malem lho" ucap Katyana
"Gak papa Tante" jawab qilla
"Yaudah kamu makan dulu nanti biar pulangnya dianterin sama papa nindya" usul Katyana melirik ke arah Wisnu sekilas
"Iya, orang tua kamu pasti ngerti" lanjut Wisnu
Qilla terdiam beberapa saat lalu melirik ke arah nindya
"Pah, qilla udah gak punya orang tua" celetuk nindya. Katyana dan Wisnu menghentikan kegiatan makannya lalu memandang qilla dengan rasa bersalah
"Mmm..... Yaudah qilla tidur disini aja ya sama nindya" ucap Katyana memberi saran
"Nggak usah Tante nanti malah ngerepotin lagi" qilla kembali tertunduk
"Sans aja kali la, kali kali Lo yang ngerepotin gw jangan gw mulu yang bikin repot Lo" ucap nindya. Qilla tersenyum canggung mendengar respon dari nindya
****
Dinda tersenyum ketika beberapa anak kecil mendekatinya
"Kakak cantik ngapain pagi-pagi main di taman" tanya seorang anak perempuan bertubuh gendut dengan mata besar. Dinda tersenyum sambil memandangi dua anak perempuan dan satu anak lelaki di hadapannya
"Emang gak boleh ya" tanya Dinda " kalian juga kenapa masih pagi udah main di taman" sambil memandangi mereka satu persatu
"Aku emang sering main kesini kak kan rumah aku Deket" jawab anak perempuan gendut dengan nama Anindya pada kalungnya
"Kalo aku karena nemenin kakak kak" ucap anak laki-laki dengan satu lolipop di tangannya. Dinda menganggukan kepalanya merespon kedua anak kecil itu di hadapannya
"Kalo kamu" tanya Dinda pada anak kecil dengan rambut kepang dua serta boneka dalam dekapannya tapi gadis kecil itu hanya menatap ke arah Dinda tanpa mau menjawabnya
"Kakak cantik" bisik gadis gendut itu "sini Anin bisikin" pintanya Dinda mendekatkan telinganya pada Anindya "Aliza gak bisa ngomong" ucapnya berbisik. Dinda menatap sendu ke arah gadis kecil yang dipanggil Aliza itu
Dinda memeluk Aliza erat berusaha memberikan rasa nyaman pada gadis itu tidak ada balasan atau penolakan dari Aliza gadis itu masih memandangi Dinda dengan tatapan yang sulit di artikan
"Al juga pengen dipeluk kakak cantik" celetuk bocah laki-laki itu
"Anin juga" ujar Anin
Dinda tersenyum lalu memeluk ketiga bocah dihadapannya erat sambil menciumi pucuk kepala mereka bergantian
Seorang pria tampan dengan jas putih yang melekat ditubuhnya memandangi Dinda dan ketiga bocah itu sambil tersenyum. Menyadari ada yang memperhatikan Dinda melepaskan pelukannya dan melihat ke arah pria tampan di samping nya yang tengah berdiri dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam saku celana
"Apa saya mengganggu" tanya pria itu pada Dinda dengan cepat Dinda menggeleng
"Tidak dok" jawab Dinda menunduk
Pria itu menatap Dinda yang terduduk di kursi roda dengan senyuman yang semakin membuat ketampanannya berlipat
"Kakak cantiknya jangan terlalu di pandang bang nanti Abang naksir lagi" celetuk Al bocah lelaki
"Huss gak boleh gitu gak sopan" bisik Dinda pada Albara namun masih dapat didengar oleh pria tampan di sebelahnya
Dinda beralih melihat ke arah pria di sampingnya memastikan respon dari pria itu. Ia melihat pria itu tersenyum ke arah Dinda
"Kakak cantik Abang it......"
"Kakak itu dokter Al bukan Abang cilok jangan panggil Abang nanti di marahin lho" bisik Dinda sambil menahan rasa malu
"Albara adik saya" ujar dokter muda itu terkekeh pelan. Dinda melihat Albara dan sang dokter bergantian
"Kakak cantik kenapa" celetuk Anin polos. Dinda menatap Anin meminta bantuan "bantuin kakak Anin...." Batin Dinda
Jangan lupa buat VOTTE and Comnent ya yorobun
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA
RandomRODA KEHIDUPAN ITU BERPUTAR" Pepatah kata itu memang benar adanya, Tidak semua kebahagiaan itu bertahan lama begitu pula dengan kesengsaraan Adinda Nia Az-Zahra seorang gadis yang berstatuskan pelajar kelas 12 IPA 1 di SMA PELITA kehidupannya di p...