37

22 6 0
                                    

"sial" kesal Angga saat mengetahui ban motor bagian belakang tertusuk paku "arrrggghhh......" Tangannya memukul jok motor

Matanya melirik kanan kiri. Pikirannya kalut ia bahkan tak bisa mengontrol dirinya. Beberapa tatapan heran dari orang-orang yang lewat tak ia pedulikan, bibirnya terus saja merutuki kebodohannya

Tit....tit....
Suara klakson mobil mengalihkan perhatiannya

"Kenapa" tanya seorang gadis dari belakang kursi kemudi. "motor Lo kenapa ?" Tanya nya saat sadar dengan ban belakang motor Angga

"Gak papa" jawab Angga datar

Gadis itu-nindya turun dari mobilnya menghampiri motor Angga lalu berjongkok memeriksa ban motor belakang "mau bawa ke bengkel ?" Tanya nindya sambil berdiri menatap Angga

"Nggak" datar Angga

"Lo mau kemana kayanya lagi buru-buru"

"Bukan urusan Lo" ketus Angga

Ddrrttt dddrrrtt......
Angga merogoh saku celananya lalu menempelkan benda pipih itu di telinga kanannya

"............."

"Angga masih di jalan bi bentar lagi nyampe"

"..........."

Setelah itu Angga memasukan ponselnya kembali ke saku. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya

"Kenapa ?" Tanya Nindya

"Ga papa"

"Lo kayanya lagi buru-buru" tebak nindya "Lo mau kemana biar gw anter. Lagian dari sini bengkel lumayan jauh"

*****

"Mama gimana keadaannya bi, mama baik-baik aja kan ya kan bi" tanya Angga sambil mencengkram bahu bi Iyem

"Sabar den, nyonya lagi ditangani dokter kita do'ain aja semoga nyonya cepet sadar" ucap bi iyem

"Apa sebenarnya yang terjadi bi ?" Tanya Angga mulai melemah

"Nanti bibi jelasin, sekarang Aden tenangin diri dulu ya semuanya bakal baik-baik aja den" nasihat bi Iyem

Nindya mematung ditempat melihat Angga yang kalang kabut khawatir akan mamanya. Sungguh, nindya hanya tau sifat Angga yang tenang saat menghadapi setiap masalah tapi sekarang nindya tau ada pribadi kepedulian tinggi dalam diri Angga.
Nindya ingin sekali menjadi tempat sandaran untuk Angga saat ini juga tapiii..... Ah sudahlah

Bi Iyem memperhatikan nindya lekat-lekat "non pacarnya Aden ya" tanya bi Iyem ramah

"A-anu sa-saya....." Nindya gugup saat mendapat pertanyaan itu dari pembantu Angga ditambah lagi tatapan datar dari angga "cuma temen sekolah bi" lanjut nindya akhirnya

Nindya beralih menatap ke arah Angga memastikan respon akan ucapannya namun Angga memalingkan wajahnya ke arah lain

"Oh kirain" ujar bi Iyem sambil tersenyum "kalian udah pada makan ?" Tanyanya menatap nindya dan Angga bergantian "makan dulu sana biar bibi disini nunggu nyonya." Baik Angga atau pun nindya tak mau membuka suara entah apa alasannya

Pintu ruangan tempat mama Angga dirawat terbuka menampakan seorang dokter tampan-fernan

"Bagaimana keadaannya dok" tanya Angga langsung menghampiri sang dokter

"Syukurlah, Bu Helda tidak mengalami luka yang serius meskipun begitu kondisinya harus tetap diperhatikan serta pola makan yang terjaga" tutur fernan

Mendengar hal itu Angga mengucap syukur. Serta senyuman senang dari bi Iyem

Nindya mengulum senyum, perasaannya tenang ketika melihat ukiran bahagia di wajah Angga namun ia masih tak berani berkata pada Angga

"Boleh saya liat mama dok ?" Tanya Angga antusias

".......eeemm untuk saat ini Bu Helda tidak ingin menemui siapapun"

Setelah ucapan dari dokter fernan senyuman di wajah Angga memudar

"Kalo begitu saya permisi" pamit fernan sebelum melangkah pergi

Kedua pasang mata nindya tak lepas dari Angga. Ia bahkan tidak mengerti dengan reaksi yang Angga tunjukan saat ini

"Den"

Angga mengalihkan pandangannya ke arah bi Iyem sambil tersenyum "Angga gak papa bi'

"Kalo gitu bibi beli makanan dulu buat Aden sama si Eneng, pasti kalian belum makan"

"Gak usah bi, nindya udah makan kok" cegah nindya tak enak

"Gak papa, neng temenin Aden ya"

Nindya menatap Angga ragu tapi lelaki itu masih menundukkan kepala dengan jari-jari tangan yang ia kaitkan dengan jari-jari tangan satunya bahkan nindya tak menyadari bi Iyem sudah pergi meninggalkan mereka berdua

"Makasih" ucap Angga tiba-tiba dengan posisi yang sama seperti sebelumnya

"Gak papa, santai aja" jawab nindya

"Lo gak pulang" tanya Angga sambil menatap nindya

"Kalo gw pulang, Lo gimana"

Angga tersenyum tak enak membuat nindya merasa akrab "supir Lo gimana ?" Angga balik bertanya " udah mulai sore" lanjut Angga

"Ok, kalo gitu gw duluan ya nanti salamin salam gw ke nyokap Lo" ucap nindya sebelum pulang "o iya sama bibi juga bilang kalo gw pulang duluan"

Angga mengiyakan ucapan nindya dengan menundukan kepalanya. Melihat itu nindya tersenyum lalu pergi meninggalkan Angga

Alhamdulillah beres juga. Walau pun banyak rintangan yang kuhadapi hhe.....

Jangan lupa buat votte dan commennya ya follow juga boleh

See you next my chapter

ADINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang