Di kantin mereka bertiga kebingungan mencari tempat duduk semua telah penuh terisi
"Rame banget nih, percuma kesini" ucap Nindya sambil melihat ke arah qilla namun qilla seolah tak mendengar ucapan Nindya dia terus memperhatikan setiap sudut kantin
"Nah itu ada dua kursi kosong" ucap qilla sumringah sambil menunjuk dua kursi dimana satu meja dengan lima lelaki
"Hah, itu kan Angga cs" ucap Nindya
"Lo kenal, yaudah kita gabung aja gw yakin mereka gak keberatan" ucap qilla pada Nindya
"Tapi bangkunya cuma......" Ucapan Nindya terpotong karna qilla langsung menarik tangan Nindya ke arah bangku itu sedangkan Dinda hanya mengikuti dari belakang
"Permisi" sontak keempat lelaki itu menoleh ke sumber suara "kita boleh gabung gak" tanya qilla dengan tatapan memohon
"Lo kan yang ke kunci di kamar mandi waktu itu" tunjuk Bima
"Iya, Lo masih inget aja" jawab qilla "btw kita boleh gabung gak soalnya udah gak ada tempat lagi"
"Boleh lah" jawab Devan sambil tersenyum ke arah qilla
"Tapi kursinya cuma ada dua" ucap qilla
"Emang satu lagi buat siapa ?" Tanya Devan
"Mata Lo diare ato gimana van ? Gak liat seekor gajah lagi nangkring noh" ucap Pandhu melihat ke arah Dinda sambil tertawa ngakak diikuti oleh Devan, Rian dan Bima
Dinda berjalan cepat keluar dari kantin Nindya yang melihat itu menatap keempat lelaki itu lalu berlari mengejar Dinda, qilla yang melihat Nindya pergi meninggalkannya segera membalikan badannya untuk mengejar Nindya namun belum sempat dia berlari tangannya ditahan oleh seseorang qilla membalikan badannya ternyata Bima yang menahannya
"Apa" tanya qilla
"Bilangin sama Nindya, gw gak ikutan" ucap Bima dengan tatapan memohon
"Ih apa-apaan jangan sentuh-sentuh gebetan gw" sewot Devan sambil melepaskan tangan Bima dari qilla, qilla memutar bola matanya malas lalu berlari untuk mengejar Ninda
"Ternyata Lo emang udah berubah" batin Angga sambil memperhatikan qilla yang berlari
Keempat temannya memperhatikan Angga yang memandang ke arah qilla
"Ekhem.....ekhem" Dehem Devan, Angga menatap ke arah Devan dengan alis terangkat
"Ga, Lo kalo suka sama dia ngomong dong jangan bikin gw jadi dilema gini" ucap Devan serius
"Iya ga, Lo suka ya sama qilla" ucap Rian sambil menepuk pundak Angga
"Kalo seandainya Lo beneran suka sama qilla gw bakal mundur ga demi Lo apa sih yang nggak" ucap Devan tersenyum tulus
Mendengar itu Angga tersenyum pada keempat sahabatnya
"Sebenernya gw sama qilla udah saling kenal" ucap Angga membuat keempat lelaki itu saling memandang satu sama lain
"Kok bisa ga, ngapa lo kagak bilang sejak dulu kala" ucap Pandhu
"Lo kira dongeng Mimi peri" timpal Bima
"Gimana ceritanya ga ?" Tanya Rian penasaran
"Gw gak tau harus mulai dari mana karna terlalu rumit gitu buat ceritain semuanya ke kalian" ucap Angga sambil mengusap-usap celana abu-abu yang menutupi pahanya
"Gak papa ga, Lo bisa nunggu waktu yang tepat buat ceritain semuanya ke kita, selama itu gak ngebebanin pikiran Lo dan bisa buat Lo nyaman lakuin aja kita bakal ada kalo Lo butuh" ucap Bima bijak
"Anjim, ternyata seorang Bima Arya cakrawala bisa bijak juga ya" ucap Pandhu bernada ledekan
"Iri bilang boss" sungut Bima pada Pandhu
"Yah kumat lagi" ujar Devan
Hai hai gimana kabarnya hari ini
Maaf ya aku gak update-update soalnya ada beberapa kendala hhe........
Tapi semoga kalian tetep setia yah baca ADINDAJujur, aku gak tau lagi harus ngomong apa sama kalian yang udah mau baca votte dan ngasih saran atau kritikan buat aku, aku cuma mau bilang makasih yang sebanyak-banyaknya karna tanpa kalian cerita ini gak ada apa-apanya
Mungkin aku gak update tiap hari dan aku udah putusin buat up empat kali dalam seminggu, gimana kalian setuju gak ?
Mungkin itu aja AN aku kurang lebihnya mohon maaf see you
Kamis 29 0ktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA
De TodoRODA KEHIDUPAN ITU BERPUTAR" Pepatah kata itu memang benar adanya, Tidak semua kebahagiaan itu bertahan lama begitu pula dengan kesengsaraan Adinda Nia Az-Zahra seorang gadis yang berstatuskan pelajar kelas 12 IPA 1 di SMA PELITA kehidupannya di p...