Semakin kacau

8K 739 29
                                    

Qeila menghela napas kasar berulang kali, ingin rasanya dia menggigit tangan Damian karena ulahnya yang membuat bayi Zical hampir lewat.

Lewat=koid.

Qeila juga akan memarahi Zical saat dia sadar nanti. Yang terpenting saat ini bagaimana keadaan Julia diluar sana, wanita 22 tahun itu belum kunjung kembali.

Bahkan ini sudah 17 jam sejak dia keluar. Badai sudah berhenti dan beberapa pohon betumbangan di sekitar mereka, Deno juga sudah mereka rantai kaki dan tangannya.

Agar dia tidak memberontak dan melukai janinnya, hal itu juga Qeila lakukan pada Zical, mewanti-wanti jika Zical memukul perutnya lagi.

"Bagaimana? Apa gelangnya sudah bisa dihubungi?" tanya Queen khawatir.

Dia juga menghukum Damian, bahkan remaja itu masih menangis histeris di kamarnya. Queenze merantai kaki dan tangan Damian agar tida memberontak.

Milky mengedik "Tidak tau, sinyal tetap tidak sampai" gumamnya lesu.

Lelah sekali hari ini, Harvy yang manjanya seperti anak bayi. Milky harus mengganti celana dalam Harvy sebanyak 10 kali hari ini.

Karena Harvy ngompol terus. "Aku mau tidur, ngantuk banget. Ini uda jam 2 dan besok aku harus ke Lab" gerutunya sembari mengucek mata sayunya.

Lizi mendelik "Julia belum kembali!! Dan kau mau tidur!?" serunya emosi.

Milky tak jadi ngantuk, mata tajamnya langsung melek dan mendelik "Jadi aku harus bagaimana!? Jangan karena pasien tercintamu itu sedang lemah kau malah melampiaskan padaku!?" seru Milky emosi.

Lizi menggeram kesal, dia tak suka segala sesuatu disangkut pautkan dengan hal yang tak semestinya. "Kau seharusnya sadar!! Julia itu rekan kita, kita harus memastikan dia selamat!! Kau malah enak-enakan tidur!!" marahnya tak terkendali.

Dia sampai menunjuk-nunjuk wajah Milky saking emosinya, Milky menepis jari Lizi "Jadi kau mau aku menyusul dan mencarinya!? Oke. Akan kulakukan, biar kau puas sialan!! Brengsek!" dengan emosi yang menggebu Milky pergi.

Dia berjalan menuju pintu besar didepan sana dan mengambil jas plastik berwarna kuning "Jangan ada yang tidur, sampai aku kembali bersama Julia!" peringat Milky dingin.

Dia membuka pintu dan langsung keluar, berbekal senter, alat setrum, bubuk merica, suntikan bius dan gelang darurat. Milky pergi menelusuri hutan.

"Kau lihat? Kau jangan hanya banyak mulut Lizi. Wajar Milky lelah karena selama Julia tak ada, Milky lah yang mengurus antara Rumah pesinggahan dengan Lab. Dia bolak-balik hutan Kota hanya untuk menggantikan tugas Julia." sinis Qeila kesal.

Lizi memang egois, mereka juga sedikit tak menyukainya. Sama seperti pasien Lizi yang lumayan dibenci pasien mereka.

Lizi menghela napas kasar, dia hanya mau mereka kompak. Jangan ada yang istirahat disaat Julia saja tak tau keadaannya bagaimana.

"Maaf.." lirih Lizi, dia menundukan kepalanya. Hal yang jarang Lizi lakukan, dia benar-benar menyesal jika dia sampai menunduk.

Mereka hanya diam, apa yang harus dikatakan disaat seperti ini.

******

Matahari pagi bersinar cerah, cuitan burung menjadi penanda jika hari sudah terang. Qeila dengan perlahan menyiapkan sarapan mereka di meja.

Mereka tak tidur sama sekali, karena Milky tak kunjung kembali. Zical dan Deno juga sudah dilepas rantai mereka, begitu juga dengan Ceiza.

Mereka sudah duduk di kursi masing-masing. Suasana sangat canggung, apalagi ketika melihat wajah sembap Damian dan Zical.

"H-hiks..Q-queen..h-hiks..m-maafin..h-hiks..Damii.." isaknya sesenggukan, dia bahkan tak bisa membuka matanya karena berat.

Berat, matanya berat karena tidur sambil nangis "Queenze, jawab ucapan maaf Damian" tegur Qeila.

Queenze melengos, dia tak mau bicara sama Damian. Karena Damian mereka hampir kehilangan janin-janin itu "Gak, dia harus dihukum karena mulut jahatnya" ucap Queen datar.

Malah membuat Damian kembali menangis, dia berusaha membuka matanya walau sedikit, dia meremat jas putih Queenze dan menariknya "H-hiks..m-maaf Q-queen..h-hiks..m-maaf..h-hiks.." lirihnya parau.

Dia janji gabakal jahat lagi, Damian janji tak akan mengatakan temannya gendut.

"Queen..hiks..HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA PAPAAAAAA..hiks..QUEEN GAMAU MAAFIN DAMI PAAAAAA..hiks..HUAAAAAAAAA PAPAAAAAAAA" tangisnya histeris seraya.

Prang!

Membanting piringnya ke lantai. Queenze masih tak acuh, sedangkan temannya yang lain berusaha sarapan tanpa terusik tangisan Damian.

Tapi, 2 diantara mereka masih diam.

"Mana Milky?" tanya Harvy pelan, dia mau Milky. Dia mau lihat wajah Milky, Harvy mau meluk Milky, Milkynya dimana?.

Apa Milky pergi ninggalin kita?
Lirih Jilbert.

Gak mungkin..
Gumam Judith.

Tapi..biasanya Milky ada di sebelah kita, dia biasanya..bakalan meluk kita..
Lirih Jackob.

Milky muak dengan kalian.
Cetus Jhonson datar.

Jhonson dan Alki tak pernah muncul, mereka tak mau membebankan Dokter mereka jika keduanya muncul.

Harvy menegang, pegangannya pada sendok melemas dan sendok itu jatuh ke piring. Harvy memegang perut bawahnya lalu berusaha berdiri.

"Harvy gamau makan..kalau bukan Milky yang suapin.." lirihnya sedih, kemudian berjalan menuju kamarnya.

Diikuti Deno, dia tak ada tenaga untuk bicara dan memilih untuk pergi. "Qei-"

"Jangan bicara padaku! Renungkan kesalahanmu!" sentak Qeila memotong ucapan Zical. Dia benar-benar marah sekarang ini.

Zical menegang, dia menunduk dan mengangguk "Ba..ik.." bisiknya pilu dengan suara serak ingin menangis.

Tenggorokannya mulai sakit, karena dia menahan tangisnya agar tak bersuara.

Pagi ini, semuanya semakin kacau.


























Tbc.

Syalalala~

M-Preg Experiment. [NOT BL!]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang