{ New life }

373 53 21
                                    

Disore hari dengan warna langit jingga kemerahan nampak indah dengan senjanya yang begitu memanjakan mata apalagi dengan para pecinta puisi senja. Sudah pasti akan membuat puisi disore ini. Suara riuh dengan teriakan yang menusuk telinga itu membuat langit penuh jinnga ini mendadak jadi rusak suasananya. 

"JINNY!!!!!!!!" teriak Lisa menggelegar seluruh isi ruangan yang sudah dihias sedemikan rupa.

Jinny mendengus kesal, apalagi yang nenek lampir inih teriakan? Pasalnya sudah ke teriakan seratus kali perempuan dengan rambut yang dicepol itu. Jinny pun menghampiri Lisa dengan malas. "Ada apa si teriak-teriak lagi?" tanya Jinny menatap Lisa kesal.

Lisa melirik pada sebuah kardus berisi balon-balon berwarna. "Sekarang kau harus meniup balon itu jadi besar!!" perintah Lisa

Jinny membulatkan matanya. "Hah?! Banyak sekali!! Aku tidak mau!!" protes Jinny tidak mau.

Lisa berkacak pinggang. "Ya terus siapa yang ngerjain? Kan cuma mulutmu itu yang bisa membesarkan balon-balon itu!" ucap Lisa sedikit meledek. 

"Enak saja!! Mending kau saja! Mulutmu juga kuat dengan suaramu yang keras apalagi untuk meniup balon-balon itu." Jinny tidak mau kalah, ia pun memandang Lisa dengan tatapan permusuhan.

Lisa menghembuskan nafas kasar seraya mendecak. "Ck, aku harus menghias kue ulang tahun untuk Dita hari ini!! Lagipula apa kerjaanmu, Jinny!?"

"Kan sudah ada yang lainnya lagipula apa kau juga tidak melihat!? Aku sedang menata ruangan ini!!" Kesabarannya sudah mulai menipis menghadapi Lisa si nenek lampir ini. "Byee," sambungnya meninggalkan Lisa. 

Lisa melihat Jinny pergi begitu saja lantas ia pun menarik tangannya. "JIN KIPRITT!!!! JANGAN PERGI!!"

Jinny berbalik badan lalu menatap Lisa dengan kesal. "AP------" baru saja ia ingin berbicara tapi sudah terpotong tatkala suara dari pintu depan berhasil menarik perhatian mereka berdua.

"Cieeee, tadi siapa ya yang bilang jangan pergi? Uwuuuu aku baper," ucap Haechan seraya mendekat pada dua gadis yang sedang bertengkar itu.   

Jinny dan Lisa memandang satu sama lain lalu bergidik ngeri mendengar kata Haechan barusan.

"IHHH KITA ENGGAK BELOK TAU!!!" ucap dua gadis itu bersamaan.

Haechan terkekeh pelan lalu matanya beralih pada balon-balon yang belum ditiup itu. "Lah, kok balonnya belom ditiup? Sebentar lagi mau dipasang nih,"

"Gara-gara ini kita jadi ribut," ungkap Lisa sambil melirik ke balon-balon itu.

Haechan mengangguk. "Yaudah kita sama-sama yuk niupnya biar cepet!" ajak Haechan

Jinny dan Lisa mengangguk. Mereka pun meniup satu persatu balon itu hingga menciptakan balon dengan bentuk bulat dan love. "Eh kok bentuk balonnya ada yang love ya?" tanya Lisa heran. Pasalnya ia tidak membeli balon berbentuk love.

Jinny menoleh pada Lisa. "Ohh itu tadi bu Darlina memberikannya saat kau sedang mengambil cat," ungkap Jinny yang hanya diangguki Lisa.

Haechan menatap dua gadis itu dengan penasaran. "Emang benar Dita anak kepala sekolah?" tanya Haechan

Lisa memandang Haechan malas. "Iya tentu saja Dita memang anak kandung kepala sekolah. Arga si pelaku kejahatan itu pun mengakui semua kejahatannya selama ini," jelas Lisa

"Kau kudet sekali, Haechan!" timpal Jinny seraya menyikut lengan Haechan.









Dilain tempat, Soodam, Jisoo, Yeji dan Denise sedang menghias kue yang lumayan tinggi.

"Katamu permen bentuk bunga ini diletakkan dimana?" tanya Soodam pada Jisoo.

Take it wrong {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang