Harry pias, tangannya berkerut. Ini terlalu awal untuknya. Mereka. Dia belum menyelesaikan apapun, bahkan tidak punya ide apa dua Horcrux lainnya. Clementine meraih lengan atasnya, membawa kembali kesadaran pada anak lelaki kacamata.
"Harry."
"Kau harus segera mencari Diadem."
Harry menatap ragu pada gadis itu, semua orang masih diam di tempatnya masing-masing. Hermione mengenggam tangan Harry yang bebas, tersenyum kepadanya. Memberi keyakinan pada Harry.
"Kita harus segera menghancurkan semua itu, tidak ada waktu lagi."
Clementine melepaskan peganganya, mundur. Dia menatap Hermione, Ron juga Luna bergantian, mengangguk dengan rencana awal yang sudah berada di kepala mereka hampir berminggu-minggu.
"Kau tidak ikut, Clay."
Clementine menggelengkan kepala, "Aku di sini bersama yang lain, tapi aku akan terhubung dengan Hermione. "
"Kalian harus cepat."
Professor McGonagall memberi tatapan khawatir pada anak-anak didiknya, ini adalah hal yang terlalu berat untuk remaja seperti mereka. Berlebihan. Semua orang tahu agenda Harry, termasuk Professor McGonagall. Dia menatap Harry.
"Topi Seleksi masih berada di Kantor Kepala, kata sandinya Momentum." Professor McGonagall mengusap bahu Harry.
"Harry, aku dan Hermione akan mengambilnya. Kau dan Luna bisa mencari Diadem," Ron memberikan usulan yang dibalas anggukan oleh sahabatnya.
"Ya."
Mereka berempat pergi meninggalkan Aula. Lari. Hilangnya keempat orang itu dari pandangan membuat Professor McGonagall beralih menatap sisa dari mereka, tersenyum tipis.
"Mari kita jaga Hogwarts."
Dengannya semua orang keluar dari Aula. Para murid, Auror yang berpihak pada cahaya, pengajar yang tersisa, Order Of The Phoenix, keluarga, dan beberapa orang yang masih mempercayai bahwa kehidupan akan lebih baik tanpa Voldemort. Mereka menyebar kebeberapa sudut Kastil, bersiap untuk serangan dan melemparkan perlindungan ekstra padanya.
Clementine diam di luar pintu Aula, Fred menatapnya penuh tanya. Sedangkan George berdiri di pintu utama menonton pertunjukan dari Professor McGonagall. Dia mengeluarkan patung penjaga Kastil.
"Hanya sebentar."
Dia duduk di lantai, menyentuh lantai dengan lambaian ujung tongkat yang aneh. Hampir membentuk sebuah Rune.
"Metrístas Arithma, Métrisi Xekiná."
Mata gadis itu bersinar biru, begitu pula dengan ujung tongkatnya. Jari-jari tangan satunya membelai lantai yang dingin. Seperti di luar angkasa, mantra ini memberikan efek pendeteksi makhluk hidup, hampir sama dengan dasar pada peta The Marauder, perbedaannya tidak ada nama di sini, dia hanya menghitung jumlah orang di sana. Kerangka tempat digambarkan jelas, gelap dengan manusia yang bercahaya biru. Dia dapat melihat orang-orang dipihak cahaya, yang kalah telak jumlahnya dengan pengikut Voldemort.
"Éxo apó to Kástil, ánthropoi."
Clementine melihatnya, mereka mengelilingi Kastil. Tetapi, pasukan terbanyak berada di depan, bersamaan dengan Voldemort sendiri. Mereka pasti ingin hadir di dekat tuannya. Perhitungan jumlah tersebut masuk dengan sendirinya pada pikiran gadis itu. Matanya kembali normal, dia menangkap sosok Fred yang masih setia di menemaninya, berjongkok.
"Jembatan Kayu, di sana memerlukan banyak sekali bantuan."
"Apa itu? Mantra deteksi?" Fred menyeringai, gadis itu masih bisa membuatnya terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐎𝐖𝐍𝐈𝐍𝐆 | ᴛᴏᴍ ʀɪᴅᴅʟᴇ
FanfictionTom Marvolo Riddle x Original Character Tom- Crows laughed at me The inferi tore my body Even the worst of you, hear my voice Hoarse, blood Taste like lead in all over my mouth Why are you pushing me roughly? How ironic, I know that you want me. (s...