Gadis berjubah hitam menatap perapian di hadapannya tak sabaran. Detak jantung gadis itu seiringan dengan suara dentikan jam di tembok. Ruangan bar agak lebih ramai sekarang dikarenakan liburan sebentar lagi akan berakhir. Hal ini membuat Clementine agak pengap, ditambah dengan kegugupannya semuanya semakin buruk. Bahkan tangannya sekarang berkeringat.
Tadi pagi setelah terbangun dari tidur nyenyaknya Clementine memutuskan untuk mengirim surat pada Dumbledore. Ya, Dumbledore, bukan Dippet. Clementine rasa Pria itu bisa membantunya, bagaimanapun Clementine tidak bisa mendaftar sebagai siswa dengan data diri yang dia bawa saat ini dari masa depan. Kalau Clementine menyihirnya Dippet pasti sadar, karena walaupun pria itu dikatakan 'acuh' Dippet bukan lah orang bodoh, dia penyihir yang berbakat. Alih-alih menjadi murid Hogwarts kembali, Clementine mungkin akan dibawa ke kementrian untuk diintograsi.
Awalnya dia tidak yakin Dumbledore akan membalas suratnya atau bahkan mau bertemu, dengan burung hantu yang dia pinjam dari bartender dan sedikit ancaman di suratnya Clementine berhasil membuat Dumbledore mempercayai kemanannya untuk bertemu dengan orang asing di Kantor pada jam 4 sore ini yang tinggal satu menit lagi tersisa. Dumbledore membuka jaringan floo langsung ke Kantor Transfigurasi.
Clementine menarik nafasnya banyak banyak, dia masuk kedalam perapian sambil menggenggam bubuk floo. Dengan yakin gadis itu melemparkan bubuk floo sambil dengan lugas mengatakan tempat yang akan dia tuju, "Hogwarts, Kantor Transfigurasi."
Lalu, api hijau menelannya. Membawanya keperapian lain yang dia maksud. Clementine membersihkan tubuhnya dari jelaga, lantas keluar dari perapian.
Di sana telah berdiri seseorang yang sangat dia kenal, janggut panjangnya yang sudah memutih, dan jubah merah konyol dengan aksen bintang, tidak lupa senyum hangat dan menyenangkan.
"Miss Byakta, aku kira?"
Clementine tersenyum, dia menggunakan nama belakang Papanya. Dia tidak menyadari bahwa dia merindukan nama belakang itu sampai Dumbledore menyapanya.
"Professor Dumbledore," Clementine mengangguk hormat.
"Silahkan duduk."
Clementine duduk di kursi yang sudah disediakan di depan Dumbledore.
"Teh?"
"Ya, tentu. Terima kasih," dan di sana selain teh ada sherbet lemon di meja. Kesukaan Dumbledore Clementine kira. Dia mengambil gelas yang Dumbledore berikan padanya.
Clementine duduk kaku, rasanya beraduk menjadi satu antara kecemasan dan kerinduan menatap orang yang belum lama ini dia saksikan kematiannya sedang duduk dengan sehat di hadapannya. Meminum teh.
"Jadi, Miss Byakta? Aku yakin kau di sini bukan untuk membahas isi suratmu tentang adikku Ariana. Walaupun aku penasaran tentu saja, tapi apa itu? Yang sebenarnya ingin kau katakan."
Dia meraih gelas dan meminumnya berharap mengurangi kegugupan, jujur dia tidak tahu harus memulai dari mana. Tapi, dia yakin pasti bahwa dia akan memberitahu Dumbledore tentang siapa dia sebenarnya, atau apa yang terjadi padanya tanpa mengungkapkan lebih banyak informasi tentunya. Dia hanya butuh Dumbledore untuk menolongnya masuk kedalam Hogwarts dan mencarikannya cara untuk kembali ke masa depan, walaupun dia akan mengesampingkan tentang agenda-agenda rahasianya kepada Dumbledore.
Menelan air ludah Clementine menatap tegas Dumbledore.
"Aku menggunakan Time Turner, dan berakhir di tahun ini. Sekarang aku terjebak, aku tidak tahu caranya kembali dan-"
Clementine berhenti dari bicaranya yang cepat saat melihat ekspresi Dumbledore yang biasa saja. Masih tenang.
"Dan aku berasal dari 54 tahun yang akan datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐎𝐖𝐍𝐈𝐍𝐆 | ᴛᴏᴍ ʀɪᴅᴅʟᴇ
FanfictionTom Marvolo Riddle x Original Character Tom- Crows laughed at me The inferi tore my body Even the worst of you, hear my voice Hoarse, blood Taste like lead in all over my mouth Why are you pushing me roughly? How ironic, I know that you want me. (s...