Apa ini mimpi?
Mentari menyilaukan penglihatan, dia memejamkan mata lagi, belum siap. Tubuhnya yang tidak bisa bergerak barang sejengkal merasakan kehangatan. Semalam sangat dingin, rasanya seperti dia akan mati. Dia seharusnya sudah mati saat ini dengan luka-luka seperti itu. Tapi tidak, dia masih hidup. Nafas berat keluar dari bibir dan pandangannya kabur, gadis itu hanya bisa mendengar orang-orang berteriak.
Clementine mencoba untuk menggerakkan kepala, lehernya terasa kaku tapi dia bisa menoleh pada akhirnya. Menangkap beberapa orang berbaju putih menghampiri, mereka nampak panik. Dia tidak bisa melakukan apapun saat orang-orang itu membopongnya dengan tandu tak tahu kemana. Mereka hanya melewati bangunan hancur berdebu yang membuatnya batuk berdarah, sampai akhirnya kembali kehilangan kesadarannya.
"Mari kita jaga Hogwarts."
"Berapa?"
"467 orang di depan."
"Tidak... Tidak! Tidak!"
"Kemana kau akan pergi?"
"Telegtambaga."
"Clay cepat!"
"Avada Kedavra."
"Clay! Hancurkan!"
"Tidak!! Molly!"
"Crucio."
"Yuhuuu! Gadis manis."
"Sekarang waktunya kau mengembalikan apa yang menjadi milikku."
"Harry? Kau menyakitiku."
"Semua sudah selesai, Clay."
"Mereka akan berada di surga."
"Tidak ada lagi Harry Potter, yang ada hanya aku. Pangeran Kegelapan, my love."
Nafasnya terhenti, memaksa untuk bangun. Dia harus mendapatkan udara, matanya terbuka. Hal yang pertama kali dia lihat adalah lampu-lampu yang kuning. Suara bising erangan kesakitan memenuhi telinganya. Clementine memegang kepalanya yang serasa dihantam beribu-ribu ton batu. Mendesis, rasanya pusing sekali. Semua ingatannya kembali saat dia tertidur -bahkan hal itu tidak pernah pergi, tidak akan dia pikir. Semua rasa sakit, perjuangan, hilang, dan cinta? Terlalu sedih untuk dia ingat. Tidak dengan keadaan tubuh yang lemah, dia hanya semakin ingin menangis. Tarikan nafasnya bahkan bergetar, dia mencoba untuk tidak menangis.
Pertama-tama, dimana dia saat ini?
Semua hal yang dia lihat tampak asing. Mencoba bangun Clementine merasa mual, efek dari semua kutukan yang dia terima belum hilang, bahkan getaran. Bekas crucio dari Si Gila Bellatrix. Dia ingin berbaring lagi, tapi tempat tersebut bukan tempatnya. Ini bukanlah St. Mungo's. Dan kalau penglihatannya tidak salah maka sekarang dia berada di dunia Muggle.
Mengingat fakta itu Clementine melotot kaget, dia bangkit dengan sendirinya, lupa pada keadaan tubuh yang dia derita, menyebabkan pekikan muncul dari bibirnya. Cukup keras untuk membuat perawat menghampiri.
"A-apa semua baik-baik saja, Miss?"
Perawat itu sama pucatnya dengan para pasien. Dia seperti takut dengan Clementine.
"Seharusnya kau tidak memaksa bangun, organ dalammu rusak dan beberapa rusuk patah, pangkal kakimu retak, kau. K-kau..."
"Aku harusnya sudah mati?! Ya! Harusnya aku sudah mati," Clementine tidak tahu kenapa nada bicaranya kembali keras. Apa yang mau dia buktikan di sini.
Sang perawat tergagap, "Tidak maksudku, kau korban perang tentu saja kau terluka."
"Dan lukanya cukup aneh untuk tetap hidup, bukan? Sekarang, beri tahu aku kapan dan di mana ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐎𝐖𝐍𝐈𝐍𝐆 | ᴛᴏᴍ ʀɪᴅᴅʟᴇ
FanfictionTom Marvolo Riddle x Original Character Tom- Crows laughed at me The inferi tore my body Even the worst of you, hear my voice Hoarse, blood Taste like lead in all over my mouth Why are you pushing me roughly? How ironic, I know that you want me. (s...