Pt. 12

705 98 6
                                    

"Sekarang."

Tidak ada mantra yang terlempar dari keduanya, mereka hanya menatap satu sama lain. Clementine melihatnya penuh tanya, kenapa pula Tom tidak menyerang lebih dulu?

"Ladies first," ucap Tom mempersilahkan.

"You're such a gentleman, aren't you?" dia tersenyum.

Clementine membetulkan postur tubuhnya, bersiap pegangan di kencangkan pada tongkat. Keringat keluar dari tangan, Clementine gugup. Bagaimana tidak? Dia berhadapan langsung dengan manusia terburuk yang pernah dia temui, versi lebih muda tidak menolong. Tom sanggup membunuhnya bahkan saat dia lebih muda dari ini.

Dan, tadaa.

Clementine melotot kearah tongkat sihirnya dan milik Tom. Mereka berbagi inti yang sama. Dia mati. Dia menyesal membawa tongkat Harry-nya. Gadis itu tidak pernah mengira akan berhadapan dengan Tom sebagai lawan. Tidak secepat ini. Dia...

"Expelliamus."

──────────────

Dua hari sebelumnya...

Suara ketukan jari sangat tipis pada lengan sofa, tapi tidak membuat orang yang berada dihadapannya menganggap sepele. Avery terlihat gusar, tidak berani mengangkat pandangan. Dia hanya merunduk dengan wajah yang pias. Berusaha terlihat tenang walaupun mata dan kulit tidak bisa membohongi.

"Aku belum pulih, Avery."

"Dan itu akan menjadi salahmu," suara berat membuat Avery bergidik, dia tahu nada ini. Ruangan yang gelap dan lembab terasa semakin suram.

"Ma-maafkan aku, My Lord," ucapnya gemetar. Lupakan soal sosok Avery yang angkuh dan dingin. Sekarang hanya ada Avery si budak.

"Orang tua ku mengetahuinya, da-dan mereka bertanya untuk apa aku membeli darah Unicorn di Knockturn Alley."

Hening, hanya suara nafas Avery dan langkah kaki menggema terdengar diseluruh ruangan. Langkah itu terhenti di depan tubuh Avery yang bertumpu pada lutut. Retinanya menangkap sepatu Tom yang sudah di sana. Bersiap untuk menerkamnya.

"Mereka–"

Tom merundukan badannya, dia menangkup wajah Avery yang mengeras dan dingin. Lelaki itu hanya menatapnya dengan senyum yang tidak pernah luntur. Avery tahu Tom mungkin sedang menilai apa yang akan dia lakukan pada Avery setelah semua ini. Dia membuat kesalahan fatal. Dan Tom di titik terendahnya bisa menghancurkan Avery kapan saja, seakan-akan Avery adalah semut yang mengganggu.

Dia melepaskan tangannya dari wajah Avery, nampak jijik. Lalu, Tom beringsut menjauh darinya berdiri membelakangi salah satu dari pengikutnya.

"Lantas, apa kau memberitahu mereka?"

Avery mengangkat wajahnya, "Maaf, My Lord?"

Kebingungan terlihat di sana, Avery tidak tahu apa yang Tom berusaha katakan. Tom berbicara dengan manis, sangat manis, "Apa kau memberitahu mereka tentang misi ku? Aku rasa mereka akan senang mendengarnya."

"Tentu saja, My Lord!" ucap Avery bersemangat, sampai dia hampir lupa bahwa dia tidak bisa bergerak. Tom mengikatnya.

"Orang tua ku pasti akan senang dengan agendamu, hanya saja..."

"Hanya saja?" Tom menaikan sebelah alisnya, sangat jelas dia tersinggung bukan bertanya-tanya.

𝐃𝐑𝐎𝐖𝐍𝐈𝐍𝐆 | ᴛᴏᴍ ʀɪᴅᴅʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang