"Clementine."
Suara halus seiringan dengan sepatu hitam dan tangan yang meminta untuk digenggam. Clementine menatap pemiliknya, dia tidak mengidahkan semua itu, hanya berdiri dengan kekuatannya sendiri.
Di depannya, hanya dua langkah.
Semua orang di sekitar mereka mulai kelelahan, dan beberapa selesai dengan pertandingan mereka.
Tom meraih tangannya kembali, tidak tersinggung, "Kau baik?"
"Ya, tentu saja," Clementine tersenyum. Dia menghembuskan nafas, tahu mereka berdiri cukup dekat.
"Kau tidak malakukan banyak hal denganku."
"Aku tidak ingin menunjukan terlalu banyak, semakin sedikit yang aku tunjukan, semakin sedikit pula orang yang menyadari dari mana asalku, Riddle," jelas Clementine memancing senyum yang lebih runcing dari Tom.
"Kau ingin melupakan semuanya?"
"Tidak."
Tom diam sejenak, terlihat menunggu kata selanjutnya, "Dengar, aku akan sangat berterima kasih kalau kau bisa mengatakan pada Rosier bahwa aku tidak membencinya seperti yang dia kira, dan ini tidak ada hubungannya dengan Professor Dumbledore."
"Jadi Dumbledore tidak menyeludupkanmu?"
Mereka terlalu dekat untuk bisa mencium hembusan nafas masing-masing. Keringat. Sarapan di pagi hari. Pasta gigi. Gel rambut. Tubuh.
"Tidak."
"Maafkan aku tentang Rosier, aku akan berbicara padanya untukmu, aku merasa tidak enak. Kecurigaannya pasti membuatmu tidak nyaman, tapi bolehkah aku bertanya bagaimana...?"
"Kenapa kau sangat ingin tahu? Apa kau ada rencana untuk menyeludupkan dirimu kesuatu negara?" Clementine tertawa.
Clementine ingat, Papanya pernah berkata bahwa hanya dua bau yang dapat dengan mudah seseorang kenali tanpa berusaha.
"Mungkin?" Tom ikut tertawa.
Clementine menatap wajahnya, dia tersenyum pada Tom. Kali ini bukan senyuman yang mengejek.
"Sihir, Riddle. Itu sihir."
"...Bau orang paling kau cintai, dan bau orang yang paling kau benci. Bukan berarti Papa mengajarkanmu untuk membenci seseorang- ah, bagaimana kalau kita ganti itu dengan musuh?"
"Orang-orang mengatakan kau bisa mengenali bau orang yang kau cintai dan musuhmu bahkan saat mereka tidak dikenali secara fisik."
Clementine melewati Tom.
"Federasi Sihir Internasional melarang penyihir Indonesia memasuki wilayah sihir lain, seperti Inggris. Kalian dengan sihir hitam kalian dilarang di sini, Clay."
"Tidak ada mister?"
"Dan apa Dumbledore terlibat? Apa dia tau?"
"Bagaimana kau bisa masuk?"
Bau yang sama seperti yang dia ingat kemarin malam. Mint dari pasta gigi, musk, pohon cedar, buku, basah dan sedikit sihir. Tentu Rosier bukan seseorang yang telalu suka menghabiskan waktunya untuk membaca, dan membuat bajunya berbau kertas-kertas lama.
Hembusan nafas, senyum kecil tersigung di bibirnya. Berjalan dengan tenang, dia menengok kebelakang. Tom tidak ada di tempatnya. Dia pergi ditutupi kerumunan manusia. Clementine berkeliling, semua orang tampak sibuk dengan dirinya sendiri. Bagus.
Dan hap, tongkat sihir telah kembali pada pemiliknya.
Clementine tersenyum kearah Prewett yang terlihat tidak bisa berkedip. Dia tertangkap. Jari telunjuk gadis itu berada di bibir, meminta teman sekelasnya untuk tutup mulut. Prewett hanya mengangguk kaku, dia bahkan belum sadar setelah apa yang dia saksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐎𝐖𝐍𝐈𝐍𝐆 | ᴛᴏᴍ ʀɪᴅᴅʟᴇ
FanfictionTom Marvolo Riddle x Original Character Tom- Crows laughed at me The inferi tore my body Even the worst of you, hear my voice Hoarse, blood Taste like lead in all over my mouth Why are you pushing me roughly? How ironic, I know that you want me. (s...