Prakata
°°°Hii...sebelumnya Grayz mau ngucapin makasih atas dukungan vote dan komen kakak" semua di setiap FF yang Grayz tulis sebelumnya. Ngga nyangka bakal ada yang baca padahal tulisannya masih jelek ;)
Anyway kali ini Grayz mau bikin fanfiksi ciklit, jadi mungkin bakal nyeritain tentang slice of life seputar dunia perkantoran banyaknya.
Bahasa akan setengah baku dan non baku, karena ini cerita lokal dan all POV adalah milik Nana.Statusnya slow update, karena aku sambil tulis My Governor & Obsession.
°•°•°•°
Prolog
"32 tahun itu masih muda kan ya?" Tanya Nana pada Haechan yang kini sedang menjejalkan puting susunya pada si bungsu Nataniel.
"Ya menurut elo gimana? Muda apa tua? See? Anak gue berapa sekarang?"
"Ck! Nggak usah bahas anak dulu. Kejauhan, Chan," kilah Nana sambil mengambil bola yang sebelumnya dlempar oleh Nataleo, putera sulung Haechan dan Mark.
"Kalau elo merasa kejauhan, ya kejar dong. Jangan bilang elo yang bentukannya kaya begini nggak ada yang minat di kantor."
Memang imposible kalau tidak ada seorang pria pun yang tak tertarik pada paras Nana, tapi hanya PARASNYA ya.
Kalau sikap dan komitmen hidup mungkin mereka semua akan mental."Nggak tau lah Chan, gue belum punya bayangan ke situ. Lihat kak Mark tidur ngorok kayak babi aja gue langsung badmood."
Haechan terkekeh geli.
"Jangan samain abang elo sama laki-laki lain dong. Walaupun jenis mereka sama, punya satu buntut dan dua telur, tapi isi otaknya beda, kan?"Haechan ini memang kalau bicara suka tidak disaring. Dan hebatnya dia adalah sahabat sekaligus kakak ipar Nana.
"Ya sama lah, elo sama gue juga sama. Sama-sama punya gunung kembar, yang beda cuma ukurannya. Punya elo melon Thailand, kalau yang gue apel Fuji," balas Nana tak kalah bar-bar.
Begitulah kira-kira percakapan kedua wanita usia 29 tahun itu di malam yang galau ini, lantaran anak seorang tetangga mereka yang usianya masih 20 tahun sudah menikah dengan seorang pria yang kelihatan dari riwayat keluarga dan pendidikannya luar biasa.
"So, elo masih betah sendirian aja, Na?" Tanya Haechan lagi. Kali ini dia menidurkan Niel di kasur mungil bermotif Pororo milik si balita.
"Gue bilang kan nggak tau, Chan. Lagian masih banyak target yang belom gue capai. So far away lah."
Haechan hanya menghela napas sambil menghempaskan tubuhnya di ranjang tidur si sulung.
"Iya terserah elo aja deh. Tapi gue di sini sebagai kakak ipar lo cuma pengen ngingetin aja. Jangan sia-siain kehidupan lo cuma buat sendirian. Gue khawatir aja ke depannya elo bakalan kesepian." Sang kakak ipar yang baik hati akhirnya bersadba.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞IRIDESCENT (Jeno-Nana GS)
FanfictionKisah tentang Nana si cewek karir yang sampai usia nyaris kepala tiga masih bingung cari pendamping hidup. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Jevano, seorang kepala cabang baru di kantornya. •Rate 18+ •Fanfiction + Ciklit