13. Julid

862 91 12
                                    

Deretan nama editor dan tim produksi tertayang di layar besar setelah film selesai ditayangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deretan nama editor dan tim produksi tertayang di layar besar setelah film selesai ditayangkan. Lampu yang semula dimatikan pun kini dihidupkan kembali dan membuat mataku jengah untuk beberapa saat.
Kulihat Jeno juga melakukan hal yang sama denganku, merengutkan dahinya dan beranjak dari kursi penonton.

Tidak terasa, waktu 1 setengah jam sudah terlewati dengan menikmati sebuah film bergenre romansa family di malam minggu ini.

Iya, akhirnya kencan pertama kami minggu ini diputuskan untuk nonton saja ke bioskop dan selebihnya mungkin dinner. Dan memang baru hari ini kami sempat untuk pergi bersama. Tiga hari yang lalu, saat kami baru resmi pacaran, kami malah tak memiliki waktu sama sekali untuk pergi keluar, lantaran disibukan oleh 2 proyek besar yang sedang kami garap.

Orang-orang kantor pun masih belum ada yang tahu mengenai status hubungan kami sampai sekarang. Karena aku maupun Jeno tidak ingin ada obrolan atau gosip heboh yang beredar hanya karena kami sekarang pacaran. Selain itu, ada alasan pribadiku sendiri. Aku tidak mau kalau sampai Lucas atau pun Jeff tahu mengenai hubunganku dengan Jeno, karena percaya atau tidak, aku merasa kalau mereka sedang berusaha mendapat atensi dariku akhir-akhir ini.

Contohnya saja seperti Jeff, dia seperti sengaja mendekatkan anaknya denganku, karena dia sangat tahu kalau aku sangat suka pada anak-anak. Ini bukan hanya perasaanku sendiri, tapi memang duda satu anak itu kerap mengirimiku pesan berupa perhatian di luar sebagai rekan kerja.

Dan lagi Lucas, entah aku juga bingung bagaimana menjelaskannya. Pria itu mengalami sedikit perubahan sejak bekerja di kantor yang sama denganku. Jika dulu dia akan malas-malasan saat melakukan sesuatu, berbeda dengan sekarang. Lucas bisa jadi sangat serius saat melakukan sesuatu, dan dia selalu mendapatkan hasil yang terbaik dari apa yang ia lakukan. Aku simpulkan kalau sebenarnya Lucas mungkin orang bijak dan baru menemukan passion-nya sekarang. Dan aku merasa ia sedang berusaha menunjukannya di hadapanku. Bukankah itu agak aneh untuk takaran seorang mantan?

Entahlah, semua itu masih samar-samar, yang jelas sekarang 50% aku lebih fokus pada pekerjaanku, 20% fokus pada hubunganku dengan Jeno, dan sisanya terbagi dengan hal-hal lain seputar repetisi hidupku.

Dan di sini lah aku sekarang, di dalam gedung bioskop bersama duda tanpa anak yang kelihatannya memang hobi nonton film. 20% fokusku pada hubunganku dengan Jeno sepertinya akan semakin bertambah persentasenya jika setiap minggu kami pergi keluar seperti ini.

Jeno mengajakku malam mingguan karena dia bilang sedang bosan di rumah. Begitu pun aku.
Walaupun film yang kami tonton itu tidak terlalu membuatku puas, tapi sepertinya tak begitu masalah, karena endingnya cukup jelas dan pasti membuat kebanyakan penonton puas.

Dan saat kami berjalan menuju ke pintu exit, Jeno berjalan di sampingku sambil mulai bertanya mengenai pendapatku soal film yang barusan kami tonton.

"Menurut kamu ending filmnya gimana?"

Sejenak aku berpikir untuk meringkas secara keseluruhan apa yang bisa aku simpulkan dari ending si film.
"Mm...biasa aja sih, nggak ada wow-nya. Dan emang kalau film yang di awalnya udah agak sedih itu kan biasanya ending-nya happy."

🔞IRIDESCENT (Jeno-Nana GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang