2. Penyambutan

1.5K 211 4
                                    

Besok harinya seperti biasa, pagi hari sekitar jam 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besok harinya seperti biasa, pagi hari sekitar jam 6.30 aku bangun, menyiapkan perlengkapan kantor ke dalam sling bag, berikut tas kulit berisi laptop kerjaku.

Hari ini aku agak telat bangun. Dan ini jarang sekali terjadi sebelumnya.
Ini semua pasti karena obrolanku dengan si setan itu.
Entah apa yang kupikirkan, dari semalam hanya kesal saja kalau harus satu kantor dengan makhluk perpaduan buaya dan Kingkong satu itu.

"Na, udah siap belum? Mark nungguin di garasi tuh!"
Teriakan itu berasal dari luar pintu kamarku. Sudah jadi kebiasaan setiap pagi, tepatnya selama seminggu ini sih, Haechan selalu mengingatkanku soal abangku yang ingin ikut mobilku untuk sampai di kantornya. Karena mobil kak Mark sedang turun mesin, seperti istrinya yang sudah turun mesin dua kali.

Jadi dengan sukarela aku yang akhirnya bertugas mengantar kak Mark ke kantor. Untung kantor kami searah jadi tidak terlalu merepotkan. Yah, meskipun kadang kak Mark jadi melunjak minta dijemput juga saat pulang kerja.

"Iya sebentar, Chan!"

Aku keluar kamar tepat pukul 7 yang berarti sudah tidak ada waktu untuk sarapan lagi, karena pukul 7.30 aku harus sudah absen.

"Na! Cepatan, telat bentar lagi nih!" Teriak kak Mark, padahal Haechan masih memasangkan dasi di kerah kemejanya.

"Ini kayaknya Haechan juga harus ikut ke kantor ya kak?" Ucapku ketus. Seenaknya saja menyuruh orang cepat-cepat sementara dia masih belum siap.

Kak Mark cuma menyengir, memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"Nanti sore aku nggak bisa jemput ya kak, soalnya ada meeting sampai malam di kantor."

"Iya, kakak juga ada acara minum bareng sama atasan. Otomatis pulangnya pasti lebih malam dari kamu."

Plakk

Tiba-tiba Haechan menepak lengan suaminya hingga dari bunyinya saja sudah terasa menyakitkan.

"Aw! Kenapa lagi sih, bund?" Rintih kak Mark sembari mengurut lengannya.
Tapi saat melihat air muka Haechan yang sudah warning, pria tak terlalu tinggi tapi berbadan atletis itu seketika langsung ciut.

"Awas kalau kamu pulangnya kemalaman! Niel badannya agak anget, jadi pasti rewel kayak tadi subuh. Aku nggak mau nungguin kamu pulang sambil ketiduran di sofa, apalagi kalau ditambah Niel nangis terus."

Penegasan Haechan itu jadi pernyataan yang pastinya tidak boleh dibantah oleh kak Mark. Sebab semuanya bisa runyam kalau si monster melon Thailand  itu sudah mengomel.

🔞IRIDESCENT (Jeno-Nana GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang