7. Open minded

1K 142 4
                                    

Sampai di kantin, benar saja, tempatnya sudah penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di kantin, benar saja, tempatnya sudah penuh. Kulihat arlojiku pun sudah menunjukkan pukul setengah satu lebih lima menit. Ini semua karena si manusia setengah setan itu.

Lalu sekarang aku harus duduk di mana?

"Kak! Kak Nana!"

Aku memendarkan pandangan ke arah suara itu, dan kulihat Lisa memanggilku dari meja pojok.

Kusahut panggilannya itu dengan senyuman. Tapi, siapa orang yang kini duduk bersamanya itu?
Karena tak pakai kacamata atau kontak lensa, aku jadi tak bisa melihat dengan jelas.

Kuputuskan untuk menghampiri Lisa, dan semakin dekat semakin jelas kulihat Jevano Pramudya tengah duduk sambil menikmati makanannya.

What the...
Seorang kepala cabang malah nyangkut di sini untuk makan siang? Tidak makan di restoran seperti kebiasaan Jeff atau atasan yang lainnya?

"Duduk kak, bangkunya penuh semua, kan?"

Hati-hati aku pun menaruh nampan berisi makanan milikku itu di atas meja. Sekarang mungkin kami akan duduk saling berhadapan.

"Maaf ya jadi ganggu makan siangnya," kataku basa basi. Sebenarnya bukan kalimat itu juga yang ingin kuucapkan. Kesannya terlalu jaga image sekali pastinya.

Dan tak kusangka pak Jeno menoleh padaku dengan senyuman kecil.
"Nggak apa-apa. Kantin kan tempat umum," Katanya, setelah itu dia melanjutkan makan.

Sukses sudah kau Alyana, sukses jadi wanita paling jaim maksudnya.

"Oh ya kak, kata pak Jeno mobil kakak sudah selesai diperbaiki lho,"
Celetuk Lisa, membuatku tak jadi menjejalkan sepotong daging salmon ke mulut ini.

"Oh ya?"

"Iya, nanti sore saya antar untuk mengambil, ya?" Sambung Jeno.

Kemudian pandangan tanyaku beralih pada Lisa.

"Aku nggak bisa ikut ke bengkel kayaknya kak, soalnya pak Jeff bilang dia full izin hari ini, anaknya nggak ada yang nemenin di rumah sakit."

"Oh ya? Separah itu ya kecelakaan anak pak Jeff?" Tanyaku.

"Iya katanya sampai masuk ICU, kasihan banget Felicia. Kepalanya kena gegar otak ringan."

Sedikitnya aku merasa terenyuh dengan penjelasan Lisa.
Karena aku juga pernah bertemu dengan Felic dua kali saat pak Jeff membawanya ke kantor tahun lalu.

Anaknya lucu, pintar dan sangat nyambung saat diajak ngobrol, berbeda jauh dengan ayahnya yang kalau ngobrol biasa nyambung itu hanya sebuah kebetulan. Ujung-ujungnya pasti mengajak date.

Mungkin dia lebih mirip dengan almarhum ibunya, meski wajahnya sedikit menjiplak pak Jeff.

Meski aku belum punya anak, tapi aku bisa merasakan bagaimana rasanya khawatir saat anak-anak mengalami kecelakaan. Karena Niel juga pernah mengalami kecelakaan yang sama saat tanpa sengaja jatuh dari ayunan di taman rumah. Saat itu aku bisa merasakan perasaan kak Mark dan Haechan. Mereka jadi kelihatan rapuh saat si buah hati kesakitan.

🔞IRIDESCENT (Jeno-Nana GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang