21.MATI RASA

364 42 19
                                    

Aku sudah tau terdapat banyak duri di sana, tapi aku terus saja berusaha memeluknya. Dan beginilah semakin erat ku peluk, semakin terasa sakitnya.

-BRUISES💔

















.

Bahagia.... Bolehkah apri mengucapkan kata itu untuk saat ini, karena rasanya apri ingin terus menerus dekat dengan kevin!. Pria itu selalu saja siap siaga ada di dekat nya. Bahkan hari ini pun, Dia masih setia menemani apri. untuk berkemas pulang dari rumah sakit.

Pagi ini apri pulang dari rumah sakit. Setelah mengurus administrasi dan semunya. Akhirnya apri pulang, dan tentunya kevin lah yang membayar semunya.

Pria itu kini tengah pokus menyetir. Sedangkan apri. Duduk di sisi kemudi dengan seulas senyum yang terus saja bertengger di bibirnya. Sesekali apri mencuri pandang wajah kevin yang terlihat pokus itu. Wajah pria itu terlihat agak tirus di bagian pipinya, dengan sedikit warna hitam di bawah mata. Apri tau penyebab semua itu. Itu karena kevin terlihat sibuk dengan pekerjaan nya dan entah mengapa malam hari nya dia selalu menyempatkan waktu untuk apri. Datang dan menginap di rumah sakit.

Bolehkah apri bilang bahwa saat ini kevin Berubah... Entahlah dia sangat baik sekarang.

Sebenarnya apri ingin sekali bertanya. Kenapa dia mau repot repot melakukan itu. Padahal kan apri bisa sendiri tanpa harus di temani. Entahlah apri terlalu takut untuk menanyakan itu, lagi pula ujung ujungnya pasti apri akan mendapatkan ejekan dari kevin.

"Emm apri apa sebaiknya kita makan dulu sebelum pulang? ". Tanya kevin tanpa melirik apri.

Seketika apri melirik wajah kevin sekilas. " Boleh. "Jawab apri canggung.

Setelah itu apri berbalik memperhatikan sisi kaca mobil yang terlihat berembun, dengan senyum di bibirnya.


*****

Tiga suap saja bubur yang apri makan. Rasanya masih sedikit hambar. Sedangkan kevin dia terlihat lahap dengan makanan nya.

Tidak biasanya apri tidak bernafsu dengan makanan nya. Kini malah kebalikannya, kevin lah yang terlihat bernafsu. Apa mungkin ini karena efek sakitnya. Tidak biasanya apri sakit sampai seperti sekarang ini. Tidak bernafsu makan.

"Kenapa gak di habiskan bubur nya pri? " Tanya kevin di sebrang meja di depan apri.

Apri menatap sekilas kevin, lalu setelah itu melirik bubur nya yang sedari tadi dia aduk aduk. "Rasanya hambar kevin. " Jawab apri lemas.

Kevin menghela napasnya. "Habiskan, setelah ini kamu harus meminum obat, dan setelah itu kita menemui vanesha ke klinik nya sebentar. " Ucap kevin lagi memerintah dan terlihat tegas.

Tapi bukan itu sebenarnya yang apri tidak suka dari Ucapan kevin tadi. Apri tidak suka setelah kevin bilang bahwa 'kita' akan menemui 'vanesha'. Baiklah... Apri semakin tidak bernafsu untuk makan. Setelah ini dia harus melihat kevin bersama vanesha.

Apri jadi sadar dia ini siap? Bahkan setelah kevin mengucapkan nama vanesha.. Apri jadi teringat pada satu momen ketika kevin dan vanesha bercumbu mesra di kantor. Ahhhhh! Apri geram akan ingatan itu! Dia jadi malu sendiri jika mengingatnya.

BRUISES [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang