08.AMARAH

354 49 9
                                    

Bagaimanapun luka tidak bisa sembuh begitu saja, bekasnya pasti akan masih tersisa.

-BRUISES💔







.

Makan siang adalah hal yang paling apri tunggu-tunggu dan akhirnya datang juga. Apri lebih memilih makan siang di sebrang jalan di depan kantor kevin. Sebenarnya kevin sempat meminta apri untuk makan siang di kantor saja. Tapi karena melihat perubahan dari sikap kevin yang kembali marah marah. Itu malah membuat apri lebih memilih menghindar, apri sedang sediki malas untuk berdebat dengan bosnya itu. Jadi dia kabur untuk makan siang di luar kantor.

Dari tadi juga ponsel apri tak henti hentinya berbunyi, dan apri yakin siapa yang menelpon nya itu. Kevin bosnya. Apri rasanya malas, jadi biarkan saja, dan mungkin setelah ini, omelan akan datang pada apri. Jadi apri harus bersiap setelah ini.

Dengan isi piring yang hampir habis, apri hanya duduk menikmati santapan makan siang nya. Rasanya ini lah hal yang apri rindukan.. Ketika di bandung biasa nya dia dan juga lia tantenya suka makan di pinggir jalan. Dan itu hal yang di rindukan apri pada tante dan juga amel, apri sampai hampir jarang menghubungi mereka. Tapi tantenya itu selalu mencari kabar lewat eca. Apri yakin gadis itu sudah tau perihal masalah kejiwaan nya, buktinya gadis itu selalu mengawasi apri.

Kembali ponselnya itu berbunyi. Kali ini bukan dari kevin melainkan dari eca, untuk apa gadis itu menelpon biasanya dia hanya mengirim pesan.

"Hallo... Ada apa ca,"

"Kau di mana!! "

Suara tegas itu, seingat apri tadi di layar ponsel nya itu bertuliskan nama eca bukan kevin. Tapi mengapa suara kevin yang ada di sebrang sana.

Apri menelan ludahnya susah payah. Jangan bilang bosnya itu mencari nya sampai menanyakan pada eca.

"Ba--bapak... Kenapa ada suara bapak di sana... Mana eca... "

"Kau di mana rahayu... " Katanya lagi mengindahkan pertanyaan dari apri.

"Makan... " Cepat cepat apri menjawab lalu apri memukul dahinya. "Makan siang iya.. Makan siang pak itu.. " Kenapa jadi gugup begini.

"Cepat kembali!!".

Apri mulai Berkeringat dingin dan apri sampai bisa merasakan suara dingin kevin di balik ponsel nya itu begitu menusuk gendang telinganya. Jangan bilang bosnya itu sedang marah besar padanya.

Cepat cepat apri pergi meninggalkan tempat makan itu, lalu menyebrang jalan menuju kantor kevin. Dimana dia akan di marahi atau mungkin lebih menyeramkan dari itu. Mungkin di pecat!

*****

Lama apri menunggu pintu lift itu terbuka bahkan keringat di dahinya ini sudah turun begitu deras. Rasa takut terus saja menghantui pikiran apri, belum lagi suara dingin kevin terus saja berdengung di dalam kepala apri.

Tingg....

Suara nyaring lift itu. Cepat cepat apri mendongak untuk melangkah masuk ke dalam lift. Tapi langkahnya tertahan akibat tatapan menusuk itu. Kevin dia ada di dalam life dengan wajah penuh dengan amarah.

Apri yang melihat itu. Berusaha menelan ludahnya susah payah. Habis riwayat apri. Bosmu ini dia tengah marah apri!

" Masuk! "

Suara dingin itu memaksa apri cepat cepat masuk ke dalam lift

Lalu pintu lift itu menutup dengan cepat ketika apri sudah masuk ke dalam lift.

Dengan napas yang masih belum terkontrol. Karena takut apri berusaha menarik napasnya lalu menutup matanya. Apri harus siap setelah ini dia akan mendapatkan omelan cacian dan mungkin lebih parah, jadi..... Bersiaplah!

BRUISES [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang