26.DIA

441 47 44
                                    

Dia... abadi sebagai luka!!

-BRUISES💔











.

Tertawa bersama, lalu saling melempar tatap. Saat ini kedua manusia yang sama-sama tengah di landa jatuh... Lalau cinta, itu kini tengah duduk bersama di sebuah restoran mewah, yang tentu saja ini adalah inisiatif kevin tidak mungkin apri. Siapa juga yang mau repot repot datang ke tempat mahal ini hanya untuk satu porsi steak yang begitu sedikit. Rasanya apri masih belum kenyang seutuhnya, tapi dia begitu malu untuk meminta tambah. Ini adalah hari pertama dia resmi berpacaran dengan kevin, dan jelas apri tidak mau merusak momen ini dengan meminta tambahan makan kan?

Kevin menatap apri dalam dengan senyuman yang tak henti ia lemparkan pada gadis yang kini duduk di depannya. Kevin tidak pernah menyangka dia dan apri... Berpacaran, rasanya lucu sekali jika membayangkan awal pertemuan mereka yang begitu aneh, dan di bumbui dengan perdebatan.

Kevin tersenyum kecut membayangkan awal pertemuan mereka, seraya menggelengkan kepalanya. Masih menatap apri.

"Kevin.. Berhenti menatapku seperti itu, aku jadi takut. " Protes apri pada kevin yang tengah menatap nya dengan senyuman yang menurut apri sedikit menakutkan.

Kevin mengelus punggung tangan apri yang sedari tadi ia genggam. "Tak apa sayang... Aku hanya bahagia, memang aku tidak boleh ya menatap pacar ku sendiri?"

"Bukan seperti itu, aku hanya merasa aneh saja. "

Kevin tertawa seraya mengecup punggung tangan apri. "Nanti juga terbiasa. "

Apri terkesiap kaget atas pergerakan kevin itu. Reflek dia menjauhkan tangannya dari genggaman kevin.

"Kenapa? "

"Jangan seperti itu, ini tempat umum.. "Protes apri memandang ke sekeliling mencari apakah ada orang yang melihat kelakuan keduanya. " Kevin, aku merasa ini ... aneh  Jadi jangan seperti itu. "

Alis kevin terangkat. "Sayang... " Kevin bangkit lalau duduk di sebelah apri. "Maaf tapi aku tidak bisa, lagi pula kita kan pasangan kekasih sekarang. " Jelas pria itu.

Apri menelan saliva-nya susah payah, rasanya serat sekali. ini... Terlalu aneh. Sungguh!

"Vin...please.. " Apri menatap kevin penuh harap. "Jangan melakukan itu aku belum terlalu terbiasa, kau tau kan aku ini cewek tomboy. Dan aku risih dengan tatapan beberapa orang pada kita jika kita bermesraan. Pasti otak mereka berpikiran kita pasangan gay."

"Aku tidak perduli, yang pacaran itu kita. Bukan mereka yang tidak tau apa apa, jadi sebaiknya abaikan saja mereka semua. " Kevin kembali mengecup apri, tapi kali ini bukan di tangan melaikan di kening gadis itu.

"Tetap seperti ini, aku menerimamu apa adanya sayang ... Aku memang sudah sangat bodoh kenapa bisa jatuh cinta pada gadis tomboy seperti mu. " Ucap kevin memandangi wajah Natural apri, wajah tanpa polesan make-up sedikitpun itu begitu cantik di mata kevin. Kevin akui apri memang tomboy, tapi di balik ke tomboyyannya itu dia mempunyai sipat manis dan kevin suka itu.

Ahh rasanya dia ingin mencium lagi gadis tomboy itu saat ini juga, tapi dia harus menahannya sebab kevin takut apri marah padanya, jadi tahan saja.

BRUISES [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang