15.GENGSI

355 44 17
                                    

Pertahanan ku sudah hancur semenjak dulu. ragaku saja yang terlihat kokoh, tapi hatiku tidak!

-BRUISES💔














.

Cemas itu yang sekarang di alami oleh apri. Sudah begitu lama kevin tidak bangun. Padahal dia sudah di infus oleh dokter Hendra tapi kevin belum juga bangun. Dia masih terlihat pucat dengan sudut bibir yang sedikit memerah seperti bekas pukulan.

Apri juga sempat berpikir. Mungkin saja kevin habis bertengkar atau semacamnya jadi dia malah jatuh sakit.

Waktu juga sudah begitu larut, seharusnya apri pulang sekang. Tidur di atas kasur kecil di kontrakannya.

Tapi dia malah tetap di sini di apartemen kevin. Mengurus pria itu dan bertingkah seolah olah apri itu adalah pacar pria itu. Cemas dan khawatir.... Entahlah.

Setelah kepergian dokter Hendra. Apri juga sempat menghubungi greysia tapi.... Tidak di angkat. Jadi apri terpaksa harus tetap di sini.

Dokter Hendra juga sempat memberikan saran pada apri. Jika kevin belum juga sadar. Lebih baik di bawa ke rumah sakit.

Itulah yang sampai saat ini yang membuat apri cemas.

Apri juga sempat bingung dan heran. Apa kevin tidak mempunyai keluarga, dan kenapa harus apri yang disini jika kevin mempunyai keluarga.

Apa sebaiknya apri pulang saja?

Arghhhh.. Entahlah apri benar-benar bingung.

Dreettt... Dreettt...

Ponsel apri berbunyi. Dan itu dari greysia.

"Halo... Mbak syukurlah... "

Jawab apri pada sambungan telepon itu.

"Kenapa pri? Apa terjadi sesuatu pada kevin sampai sampai kamu menelpon ku beberapa kali, maaf aku baru bisa pegang ponsel... Ada apa? "

Kata greysia terdengar penasaran.

Apri menarik napasnya. Mencoba menenangkan dirinya yang masih cemas.

"Eeee... Begini mbak, pak kevin belum juga sadar padahal tadi sudah di periksa oleh dokter Hendra dan pak kevin juga tengah di infus. " Jawab apri seraya memperhatikan kevin yang masih terbaring di atas kasur.

"Yaampun maaf... Kamu pasti lelahya.. Baiklah sebentar lagi aku ke sana ya.. Tunggu jangan pulang dulu ok. "

"Ba--baik mbak saya.... Tunggu." Jawab apri.

Lalu sambungan telepon pun terputus.

Syukurlah..... Apri bisa sedikit bernapas lega.

Semoga saja setelah ini mbak greysia benar-benar bisa secepatnya ke sini.

****

Pria itu tengah berdiri memandang keluar jendela yang terlihat gelap dan  berembun itu. Memikirkan sesuatu yang jauh di angan dan fikiran nya....

Mengingat masa lalu yang pernah dia perbuat. Masa lalu yang sudah merubah kehidupan orang yang dia cintai kini menghilang entah kemana.

Rian pria itu adalah rian. Sudah sekitar satu jam ini dia melamun. Memikirkan hal yang sampai saat ini masih membelenggu di otaknya. Kenangan masa lalu dan perbuatan bodohnya pada orang yang dia cintai, sampai saat ini masih terus menghantui pikiran nya.

Rian menutup matanya seraya memijat dahinya... Mencoba untuk tidak larut dalam pikiran itu lagi...

Suara derap langkah memaksa rian untuk berbalik menatap orang yang menghampiri nya.

BRUISES [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang