24.SEMBUH BUTUH WAKTU

430 42 7
                                    

Gak papa, sembuh butuh waktu!!

BRUISES💔








.

DORR!!

Bunyi senjata tajam itu begitu menggema di dalam ruangan temaram yang hanya menyisakan cahaya dari sisi jendela yang terbuka. Tak ada yang bersuara, melainkan hanya suara desah napas manusia yang mengisi ruangan itu.

"Tidak ada habisnya dia mengganggu milikku!! " Geramnya seraya meremas senjata tajam yang masih dia genggam. Pria dewasa itu terlihat begitu emosional. Marah!

Rian pria itu adalah rian. Persis baru beberapa menit lalu, suara senjata itu berhasil mengenai salah satu foto seorang pria bernama kevin. Iya kevin. foto pria itu kini menjadi sasaran tembakannya. Seakan dia baru saja berhasil menghabisi secara nyata. Rian menyeringai puas.

"Tunggu kisah nyata lo yang sebenarnya kevin. " Gumam rian tertawa puas memandangi foto kevin yang terkena peluru.

*****

Ciuman itu berakhir. Tapi kalian ini keduanya sama-sama saling diam. Tanpa berbicara sepatah katapun. Gemericik air kolam begitu terdengar di tengah keheningan malam itu.

Apri dan kevin. Masih sama-sama diam. Setelah apa yang baru saja keduanya lakukan.

Entah setan dari mana yang merasuki, apri. Sampai-sampai dia berani melakukan hal itu pada kevin.

"Kevin ... Aku minta maaf. " Ucap apri ragu. Seraya menyentuh bibirnya yang baru saja beberapa menit lalu menyentuh bibir kevin.

Kevin diam menatap apri. "Entah perasaan apa ini, tapi rasanya aku akan gila pri.. " Katanya pelan. "Jangan pernah pergi.. Jangan coba coba untuk pergi dari ku pri. " Imbuh kevin penuh permohonan.

"Aku..., "

"Ku harap kamu akan tetap tinggal, disini di sisiku. "

Apri diam tak mampu menjawab atas pernyataan itu.

"Aku juga berharap kamu sembuh. Aku ingin memperbaiki hubungan kita yang awalnya gak baik baik aja. Kuharap kamu menyetujui itu. "

"Vin ak_"

"Sttt.. Aku memang gak seharusnya meminta jawaban atas perkataan ku tadi. Karena aku sudah tau jawabannya___kamu akan tetap tinggal, dan aku akan menyembuhkan. " Ucap kevin tak henti-hentinya menatap mata apri. Begitupun apri. Diam tak mampu berbicara banyak di depan kevin saat ini.

Seakan seluruh pita suara nya telah hilang di renggut kevin.

"Aku janji gak akan nyakitin kamu. " Katanya lagi."kamu juga harus janji harus mau sembuh. "Kata kevin lagi dengan senyum tipisnya, satu tetes air mata kembali membasahi pipi pria itu.

Apri mengusap pipi kevin. Lalu tersenyum tipis. " Gak papa, sembuh butuh waktu. "Ucapny gemetar.

Kevin tersenyum. Keduanya sama-sama tersenyum. Kevin meraih apri kedalam pelukannya.

"Terima kasih sudah mau bertahan.. " Ucap kevin parau, seraya mengecup puncak kepala apri.

Kuharap kamu tidak akan pernah menyesal telah mengenal ku kevin...

Apri bergumam dalam hati.

*****

"Maafin tante ya pri, udah bikin kamu bingung dengan beberapa pertanyaan yang seharusnya gak tante tanya. Tante bener bener gak enak. " Sesal Michelle pada apri.

Ini perihal kejadian tadi sore. Yang memang sempat membuat apri bingung. Apalagi kevin dia sampai semarah itu sekarang pada mama nya.

"Tak apa kok tante, apri mengerti. "

"Jadi ... Kapan kalian aka__"

"Ma.. Plis jangan ulangin lagi. " Protes kevin.

"Mama kan hanya ingin.. " Michelle menggantungkan kalimat nya ragu. "Kalian tadi ngapain? " Sambungnya penuh selidik.

Seakan mama nya itu tau atau memang melihat kejadian tadi. Sepertinya kevin tidak perlu menjelaskan pada mama nya itu.

Apri yang mendengar pertanyaan Michelle langsung tersedak oleh saliva-nya sendiri.

"Ma.. " Kevin menggeleng sebagai jawaban.

"Oky, tapi mama tunggu penjelasan kamu kevin. " Ancam Michelle menunggu penjelasan. "Tapi kamu antar calon mantu mama dulu ya. " Titah nya.

"Ma...., "

"Apa!? Memang iya kok. "

Kevin mulai jengah dihadapkan mamanya sendiri. Lagi-lagi dia harus berdebat tidak jelas seperti ini dengan mama nya, yang memang kepo itu.

"Tante kalo gitu apri ... Pamit ya tante. " Ucap apri.

"Oh iya sayang, Hati-hati ya. " Kata Michelle seraya mengusap pipi apri.

"Ma..., akau pamit. " Ucap kevin mengecup punggung tangan mama nya. Begitu pun apri.

Semuanya memang malahh menjadi sekacau ini. Pengobatan apaan ini.

Keduanya kini sudah sama-sama di dalam mobil. Kevin yang menyetir sementara apri, lebih memilih menatap keluar jendela mobil.

Rasanya memang secanggung ini, setelah apa yang terjadi. Semuanya terlalu cepat bagi apri.

Satu kesalahan perlahan datang kembali menghampiri hidupnya. Apri hanya berharap semoga semua ini tidak akan menjadi masalah yang seperti ada di pikirannya.

"Kevin.. " Apri menatap kevin yang tengah menyetir. ".. Apa, keputusan mu itu benar-benar datang dari hati kamu? " Tanya apri ragu, seraya menggigit bibir bawahnya.

Kevin menatap sekilas apri. "Apa aku ini terlihat tidak serius pri.. Aku benar-benar menginginkan mu sedalam itu. Jika bisa aku tidak akan pernah melepaskan mu. " Katanya sarkas.

Apri menelan ludahnya susah payah. Kevin benar-benar serius akan ucapannya. Dan apri masih ragu dengan dirinya sendiri.

"Kuharap kamu tidak menyesal atas apa yang kamu lakukan pada ku vin. "

"Aku tidak akan pernah menyesal, jika itu menyangkut soal hati. " Kata kevin lagi kini benar-benar terlihat serius.

Kuharap...

*****


Astagfirullah  kemane aje😰

BRUISES [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang