11

12.8K 633 12
                                    

Canggung, kata itu yang mendefinisikan suasana saat ini. Kendrik yang hanya fokus menyetir dan Carin yang takut untuk membuka pembicaraan ,hingga keheningan melanda mereka.

Carin hanya bisa diam dan sesekali melirik kendrik,  hingga suara perut carin memecahkan keheningan,

Kruk..krukk..krukk..

Saat itu juga carin ingin menenggelamkan wajahnya karena merasa malu, terlihat dari wajah carin yang memerah,

" Ahh..mommy carin malu!!," batin carin berteriak.

Sedangkan kendrik menahan tawanya dengan wajah datarnya , ntah kenapa kendrik merasa carin sangat lucu saat ini, apalagi dengan wajah yang memerah.

" Laper?" tanya kendrik singkat dan melirik carin sekilas.

Sedangkan carin hanya menatap kendrik cengo, kendrik yang melihat carin hanya menatapnya langsung menyentil dahi carin pelan hingga membuat sang empu sadar,

" E_enggak bang, Carin gak laper kok, tadi itu suara nyamuk bukan suara perut carin" elak carin, walaupun perutnya sudah minta jatah makannya saat ini.

Kendrik menghembuskan nafasnya pelan, kendrik berfikir kenapa gengsi cewek terlalu tinggi, kalau laper tinggal bilang aja laper apa susahnya,pikir kendrik.

Beberapa menit kemudian kendrik berhenti di sebuah restoran,

" Turun ," ucap kendrik singkat.

" Abang, ngapain kesini? " Tanya Carin,

" Mandi," Jawab kendrik asal.

" Tapi kan restoran tempat makan , bukan tempat mandi abang," ujar carin polos.

Tanpa menjawab pertanyaan Carin ,kendrik langsung keluar dari mobil , carin pun langsung mengikuti kendrik,

Di dalam restoran carin terkagum kagum dengan suasana restoran itu , banyak lampu - lampu yang tertata rapi , air mancur di tengah restoran yang menambah kesan indah, Carin juga melihat banyak kalangan remaja ataupun kalangan orang tua yang sedang menikmati makanannya.

Kekaguman carin buyar saat ia tidak melihat kendrik di sampingnya, pikiran negatif memenuhi otaknya, seketika wajah carin kembali cerah saat melihat abangnya duduk tidak terlalu jauh darinya, carin pun berjalan mengampiri kendrik dan langsung duduk di kursi depan kendrik,

" Abang kok duduk disini katanya mau mandi?" tanya carin polos,

Kendrik mengusap wajahnya kasar, Rasanya kendrik ingin melempar carin ke rawa-rawa saat ini juga, tapi ia takut mommy nya ngamuk, bisa jadi panjang masalahnya.

Hinga salah satunya pelayan restoran menghampiri mereka, kendrik menghembuskan nafasnya lega akhirnya ia tak perlu menjawab pertanyaan konyol adiknya itu. Hah adik? Kendrik langsung menepis pikiran itu, adiknya hanya luvia gak ada yang bisa menggantikannya.

" Mau pesan apa tuan dan nona?" tanya pelayan itu,

" Maaf mbak, Carin disini gak mau pesan makanan, Carin hanya ikut abang, katanya bang Kendrik mau mandi disini, iya kan bang?" ujar carin yang membuat kendrik melongo mendegarnya , wajah kendrik memerah menahan malu.

Kendrik yang sudah merasa malu langsung berdiri dan menarik Carin untuk keluar dari restoran. Sedangkan pelayan tersebut menatap kendrik dan Carin bingung.

" Abang,,tangan Carin sakit," ringis Carin ,karena kendrik memegangnya sangat kuat.

" Lo bisa diam gak!" ujar kendrik datar yang membuat nyali carin menciut.

*****

Sampai di kediaman Alexander kendrik langsung keluar dari mobil tanpa menghiraukan carin, Carin menatap kendrik bingung , ia bertanya-tanya kenapa abangnya marah, apa carin buat kesalahan? Pikirnya.

CARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang