27

6.9K 510 305
                                    

Happy Reading:)

-

-

-

Arthur baru menyelesaikan pekerjaanya, ia pun bergegas untuk pulang. Saat sampai di kediaman Alexander Arthur melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Kedatangan Arthur disambut oleh sang mami tercinta, " Anak mami udah pulang," sambut luna.

" Assalamualaikum mami," Salam Arthur sambil mencium tangan Luna.

" Waalaikumsalam,"

" Yang lain mana mi?" Tanya Arthur.

"Mereka ada diruang makan nak." Jawab Luna.

" Oo gitu, ya udah mi Arthur mau ke kamar ya,"

" Kamu gak mau ikut makan malam?" Tanya luna.

Arthur menggelengkan kepalanya, " Nggak mi, Arthur udah makan tadi. Arthur mau istirahat aja,"

" Ya udah kalau gitu. Mami mau ke ruang makan dulu."

" Iya mi,"

Setelah itu Arthur bergegas menuju kamarnya, karena Arthur merasa tubuhnya sangat lelah. Pasalnya dari pagi banyak pasien yang harus  ia tangani. Tapi Arthur tidak mengeluh sedikitpun karena memillih menjadi seorang dokter adalah cita citanya dari ia masih kecil.

Arthur membuka pintu kamarnya, saat ingin masuk kedalam tiba tiba ada seseorang yang memanggilnya, " Den Arthur."

Arthur melihat ke arah asal suara, terlihatlah seorang wanita parubaya yang sedang berjalan ke arahnya. ternyata orang yang memanggil Arthur merupakan salah satu pembantu dirumahnya.

" Bi Inem. Ada apa bi?" Tanya Arthur saat bi Inem sudah ada di hadapannya. Arthur pun menutup pintu kamarnya kembali.

Arthur mengernyit bingung saat bi Inem tak kunjung membuka suara. Ia hanya menunduk seperti orang yang takut untuk mengatakan sesuatu, " Bibi mau bilang apa? Gak papa bi katakan saja."

" Gak perlu takut bi. Oya! pasti bibi pengen ijin cuti kan? Terus bibi takut mau ijin sama daddy," Tebak Arthur sambil tertawa kecil.

Bi Inem menggeleng, " Nggak den. Tapi ini tentang non Carin,"

Mendengar nama adiknya di sebut, Wajah Arthur langsung berubah serius. " Kenapa dengan adik Arthur bi?"

" Emm itu den, saat bibi membersihkan kamar non Carin bibi gak sengaja menendang tempat sampah yang ada disana. Terus bibi melihat beberapa tisu terdapat bercak darah. Bibi sangat khawatir, takut terjadi sesuatu sama non Carin." Ucap bi Inem menjelaskan semuanya.

Mendengar penjelasan bi Inem jantung Arthur lansung berdetak dengan kencang, rasa khawatirpun menghampirinya.

" Apa yang kamu sembunyikan dari abang dek," Batin Arthur.

" Tapi bibi yakin itu bener bercak darah?" Tanya Arthur memastikan.

" Bibi kurang yakin den. Karena itu bibi memberitahu den Arthur untuk mencari tau semuanya," Jawab bi Inem.

Arthur mengangguk mengerti, " Bibi jangan bilang sama yang lain ya. Karena Arthur ingin memastikannya terlebih dahulu"

Bi Inem mengangguk, " Iya den."

" Sekarang Carin ada dimana bi?"

" Non Carin lagi keluar sama den Marchel."

" Marchel temannya Vino?"

" Iya den,"

Arthur berfikir mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk mencari kebenarannya.

CARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang