29

6.9K 434 49
                                    

Haloo semuaa...

Ada yang masih nunggu cerita ini gak?

Kalau ada cuss langsung baca aja...

Maaf kalau banyak typo penulisan ya..

Happy Reading.

-

-

-

-

Carin berbaring di tempat tidurnya sambil menatap langit langit kamar. Sesekali ia menghembuskan nafas pelan.

" Kalau Carin gak bisa lawan penyakit ini gimana?" Tanya Carin dalam hati. Ia sangat takut tidak bisa menempati janji nya kepada Arthur, abangnya.

Hingga ketokan pintu terdengar di pendengaran Carin.

Tok..tok..Ceklek.

Muncul sosok Arthur di balik pintu, " Abang?"

Carin mengubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk.

Arthur berjalan menghampiri Carin, " Kok belum tidur?" Tanya Arthur. Ia duduk di tepi ranjang Carin dan berhadapan dengan sang adik.

" Carin Belum ngantuk," Jawab Carin. Ia melihat jam yang masih menunjukkan pukul 9 malam.

Arthur mengangguk mengerti, " Obatnya udah di minum?"

" Udah dong," Jawab Carin sambil tersenyum.

Tangan Arthur terulur mengelus rambut Carin, " Bagus. Ingat, kalau ada apa- apa langsung bilang sama abang, jangan ada yang di sembunyikan lagi. Kalau ada yang sakit langsung bilang juga."

" Iya abang, Maafin Carin karena udah bohong sama abang." ucap Carin menunduk.

Arthur menarik Carin kedalam dekapannya, " Gak papa, yang penting jangan di ulangi lagi. Kalau kamu punyak masalah besar ataupun kecil sekalipun jangan sungkan bicara sama abang. Karena kamu udah jadi tanggung jawab abang dek, dan abang mohon jangan bikin abang gagal menjadi seorang abang untuk kedua kalinya,"

Kalimat terakhir Arthur membuat Carin teringat sesuatu, ia baru ingat bahwa Luvia adik kandung bang Arthur meninggal karena penyakit kanker sama seperti dirinya. Rasa takut kembali menyerang Carin, bagaimana kalau ia tidak bisa melawan penyakit ini? itu yang Carin pikirkan.

" Abang," Carin melepas pelukannya.

" Kenapa?"

" Kalau seandainya Carin gak bisa lawan penya_

" Nggak dek! jangan ngomong kayak gitu, abang gak suka." Ucap Arthur menunjukkan ketidaksukaannya.

" Maaf bang," Sendu Carin.

" Janji jangan ngomong kaya gitu lagi."

Carin hanya mengangguk pelan. " Ya udah sekarang kamu tidur, jangan terlalu larut tidurnya. Itu juga bisa berdampak pada kesehatan kamu." Nasehat Arthur.

Setelah itu Arthur langsung keluar dari Kamar Carin dan menutup pintu kamar sang adik. Arthur berdiri di depan kamar Carin, tanpa dipungkiri Arthur juga merasakan ketakutan yang amat besar saat Carin mengucapkan hal itu. Ntah kenapa dia sangat takut kehilangan Carin. Arthur pikir mungkin karena dia pernah merasakan ditinggal oleh orang yang sangat dia sayangi, jadi ia tidak ingin merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya.

Di dalam Carin sedang bersiap untuk tidur, hingga deringan ponselnya membuat ia bangun kembali. Carin mengambil ponsel yang ia taruh di nakas samping tempat tidurnya, dan lansung melihat siapa orang yang menelvonnya malam malam begini. Senyum Carin langsung merekah saat melihat nama Xander tertera di layar ponselnya apalagi Xander melakukan panggilan video Call.

CARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang