16

12.2K 641 5
                                    

Saat ini mereka kebingungan untuk menjelaskannya kepada Carin. Bukan mereka, tapi hanya vino seorang. Sedangkan para orang tua dan abang² nya hanya menatapnya dengan tajam.

Carin hanya menampilkan wajah tanpa dosanya dan menunggu penjelasan dari vino. Otak vino blank ia tak bisa berpikir sekarang, bagaimana tidak ia seperti berada di dalam kandang singa dan siap kapan saja menerkamnya. Mungkin kalian akan merasakan hal yang sama saat semua orang menatapmu dengan tajam pasti kalian tidak akan bisa berfikir, bener bukan?

Vino melihat ke arah abang keduanya ,Arthur. Vino berharap abangnya itu akan menolongnya, tapi harapannya pupus saat Arthur hanya mengedikkan bahunya dan wajahnya seperti mengatakan ' itu derita lo'.

Rasanya vino ingin mencabik-cabik wajah tampan abangnya itu tapi ia masih sayang nyawa tentunya. Mungkin mulai saat ini ia tak akan memuji abangnya itu lagi,pikir vino.

" Kenapa bang vino diem?" Tanya Carin.

" E..Anu itu," vino menggaruk tengkuknya yang tak gatal. vino takut salah mengucapkan kata kata lagi.

Vino tak mau kejadian beberapa bulan yang lalu terjadi kembali.  Sedikit cerita, beberapa bulan yang lalu vino tak sengaja menumpahkan minumannya di dokumen milik abangnnya, Xander. Dan apa yang terjadi? Vino harus menjadi sasaran panah Xander dengan menaruh buah Apel di kepalanya dan Xander yang memanah. Vino tahu Xander memang ahli memanah tapi kalau salah sasaran gimana? bisa melayang nyawa vino. Pada saat itu vino hanya bisa pasrah dan berdoa agar nyawanya selamat.

Sungguh malang nasibmu nak!

Oke lanjut ke topik...

" Anu apa bang?"

Ingin rasanya Vino membekap mulut adiknya itu agar tidak membuka suaranya dan membawa adiknya keluar, tapi melihat tatapan dari mereka ia mengurungkan niatnya.

Hingga suara Ellina membuat vino bernapas lega  " Sayang, Kamu gak mau menjelasin sesuatu sama Mommy?"

Muka Vino kembali cerah, hingga membuat Vino memberi mommy nya finger heart karena sudah mengalihkan pembicaraan dan mala dibalas tatajam tajam olleh daddy nya.

" Gini amat keluarga gue ya," Batin Vino Lelah.

Carin yang baru tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Xander. Pipi Carin bersemu merah , Mereka yang melihatnya terkekeh geli karena melihat Carin merasa malu.

Walau sebenarnya Mereka semua mengetahui bahwa Xander sudah menerima Carin sebagai adiknya, karena Vino sudah menjelaskan semuanya.

Tiba tiba Kendrik keluar tanpa mengucapkan satu katapun. Carin menatap kepergian Kendrik dengan tatapan sendu, Xander yang menyadari tatapan Carin memegang tangan Carin dengan lembut dan berbisik di telinga Carin ," Mungkin dia butuh waktu, sabar ya,"

Carin mendongak ke arah wajah Xander dan tersenyum menanggapi ucapan abangnya itu.

Penglihatan Carin beralih melihat ke arah Kennan, Betapa terkejutkan Carin bahwa Kennan juga tengah menatapnya. Mereka yang mengerti dengan tatapan keduanya berinisiatif meninggalkan Kennan dan Carin berdua.

" Arthur mau periksa pasien dulu, " Ucap Arthur dan meninggalkan ruangan Kennan.

" Daddy kita kantin yuk, mommy laper, " Ajak Ellina sambil mengedipkan sebelah matanya. Satya yang mengerti maksud istrinya langsung mengiyakan ajakannya.

" Mbak kami ikut ya," Ucap luna dan menarik suaminya keluar ruangan.

Vino menatap abangnya malas, bagaimana tidak, Xander masih setia menggenggam tangan Carin tanpa mau melepaskannya. Vino berpikir ,bahwa abangnya itu pura pura gak peka apa emang gak peka?

CARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang