CHAPTER 22 - HONEST

40 11 7
                                    

Seperti bumi yang tidak pernah puas akan air. Layaknya tanah yang akan tetap mengering kemudian meskipun telah disirami berkali kali. Atau api yang tetap menyala sebelum semuanya benar benar hangus. Demikian gambaran keserakahan. Kita tidak bisa berkata CUKUP sebelum kita benar benar menyadarinya?

Geisha melihat kekecewaan di mata Gavin, tangannya masih memeluk lengan Gavin untuk menenangkannya

FLASHBACK

Geisha masuk ke kamar Gavin dan mulai membuka buka lemari

"Huff kalau benar nanti malam Gavin ngajak aku dinner,aku harus pakai baju apa ya!" ucap Geisha memilih milih baju di lemari

Mata Geisha tertuju pada kotak tua di bawah lemari. Dibukanya perlahan, betapa kagetnya saat Geisha menemukan foto Halim,Gavin dan Lydia dalam satu frame

"Jadi selama ini tante Lydia itu mantan istri mas Halim. Gimana bisa..." ucap Geisha syok memegangi foto foto ditangannya

Geisha teringat kejadian tadi siang dan menatap Lydia yang masih terbujur kaku. Dilihatnya Gavin masih mengepalkan tangannya karena berusaha menahan amarah

STOPP!!" bentak Gavin sebelum Lydia melanjutkan langkahnya

"Ibuku sudah lama mati" ucap Gavin dingin

"Gevv!!" ucap Geisha menoleh kaget

"Ibu yang berniat membunuh anaknya tidak layak disebut ibu"

"Membunuh?" ucap Lydia semakin bingung

Lydia menoleh ke arah Januar sambil berfikir tentang kesalahpahaman yang selama ini terus menjadi pertanyaan dikepalanya

"Mas kenapa kamu gak pernah bilang kalau anakku masih hidup?" tanya Lydia yang menghampiri suaminya

Januar hanya terdiam dan menahan banyak kekesalan. Ada banyak dendam saat mengetahui ternyata Gavin Halim itu adalah Hanif,anak Lydia yang berusaha dimusnahkannya

"Mas jawabb!!Kamu bilang Halim dan Hanif sudah mati karena kebakaran"

Januar masih terdiam,Lydia perlahan kembali menghampiri Gavin

"Hanif!" ucap Lydia mengulurkan tangan seakan ingin meraih putranya

"DIAM!!" bentak Gavin

"Gev!" ucap Geisha menenangkan

"Geisha kamu bisa duduk,atau saya akan berbuat kekerasan pada wanita ini" bentak Gavin

Geisha hanya bisa menurut dan kembali ke kursinya karena tidak ingin Gavin berbuat nekat

"Gavin maafin mama nak. Kamu tahu ini semua cuma kesalahpahaman. Karena mama selama ini mencari kamu!" ucap Lydia memohon

"Semua sudah terlambat. Tapi aku sudah cukup puas melihat kalian perlahan menderita" ucap Gavin dingin

Januar semakin mengepalkan tangannya manakala mengetahui fakta kalau Gavin dalang kehancuran Arkatama

"Gavin! Mama paham perasaan mu nak. Mama sadar,mama bukan ibu yang baik, tapi walau bagaimanapun juga ikatan anak dan ibu tidak akan terputus selamanya. Sejauh apapun perasaan itu akan tetap ada, Mama mohon maafin mama"

"Ini terdengar ironis,kalau sekarang yang ada dihadapanmu adalah Hanif Prasetya si anak setan yang lemah, mungkin kamu tidak akan mengakui saya sebagai anak sampai selamanya. Ya kan?" ucap Gavin dingin

Lydia menggelengkan kepala seakaan tak setuju dengan pernyataan Gavin. Air matanya terus jatuh saat mendengar penolakan putranya

"Apa kau lupa kau terus memanggil saya anak setan berkali kali dan kau tidak mengakui saya sebagai putra kandungmu. Sekarang ketika saya sudah menjadi Gavin Halim yang sukses kau menjilat seperti anjing. MEMOHON!. Kau ingin hartamu kembali, kau takut miskin Lydia!" ucap Gavin kasar

Portal GavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang