Tidak ada yang lebih mengerikan daripada menyimpan bangkai busuk selamanya di dalam kepala
Gavin keluar dari toilet sambil memegangi keningnya. Rambutnya terlihat acak acakan seperti orang tidak waras.
"Ehhhgh" ucap wanita yang langsung sigap menahan lengan Gavin yang nyaris jatuh
"Vicc" ucap Gavin menoleh dengan mata sayunya
"Loe mabok ya?" tanya perempuan bergaya esentrik dengan kalung besar dilehernya
"Permisi nona victoria, mobilnya sudah didepan"
"Udah berapa kali saya bilang jangan panggil nona"
"Panggil dia tuan. PAHAM!!" celetuk Gavin
Victoria tertawa sinis sambil memiringkan bibirnya
"Baik tuan permisi" kata pelayan dengan muka ketakutan
"Biar gw yang anter kerumah" ucap victoria sambil memegang lengan Gavin
"Hemm"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Victoria memapah Gavin kedalam mobil dan memasangkan seatbeltnya.
"Biar gw yang nyetir daripada lo masuk Rumah Sakit lagi. Gw yang repot!!"
"Thanks Vic"
"Loe ngapain ada di apartemen ini. Bukannya apartement lo di daerah Menteng" tanya Gavin lagi
"Eumm..by the way kenapa lo kumat lagi" ucap Victoria sedikit mengalihkan pembicaraan
"Jawab dulu?" tanya Gavin sinis
"Gak penting itu. Loe yang kenapa. Apa ini ada hubungannya sama nenek sihir??"
Gavin menoleh ke arah Victoria yang sedang fokus menyetir. Mendengar kata kata Victoria seketika ia ingin memuntahkan isi perutnya lagi.
"Gevvv!!" ucap Victoria sambil mengerem mendadak
"Jadi bener tadi...!!" tanya Victoria sekali lagi
Gavin mengangguk kecil dan memalingkan wajahnya. Victoria menepuk bahu sahabatnya itu untuk memberi dukungan
"Loe belom jawab kenapa loe ke apartement itu. Loe gak lagi buntutin gw kan?" tanya Gavin sambil menatap kosong ke arah kaca
"Gue udah lama kok pindah kesitu"
"Really?" lirik Gavin sinis
KAMU SEDANG MEMBACA
Portal Gavin
Mystery / ThrillerDalam hidupku adalah tentang mengenang kebejatan Lidya. Lima huruf yang tak bisa kulupakan untuk selamanya dan mengubah pandanganku tentang wanita. Bagiku wanita hanya sekeping kaca yang siap aku pecahkan kapanpun aku mau. Sampai akhirnya aku bertem...
