Memupuk Rasa Peduli

25 1 1
                                    

Selayaknya Olahraga, berlatih akan mengasah kemampuan sesorang seiring waktu. Teruslah berlatih untuk memupuk peduli dan mengolah hati.
-Anonim

Seperti layaknya sebuah keterampilan atau keahlian khusus yang harus terus diasah agar semakin mantap dan jos, hati dan diri kita juga perlu membiasakan diri untuk memiliki rasa peduli dan senang membantu orang lain.

Kenapa demikian? Karena mendahulukan kepentingan atau urusan orang lain dibanding urusan sendiri bukanlah hal yang mudah. Perlu kesabaran, perlu kelapangan dan perlu latihan.

Sudah rahasia umum jika manusia seringkali egois dan pragmatis. Tapi, kita juga mendapati bukan? Orang-orang yang suka memberi dan senang menolong. Itu bisa dilakukan setelah mereka berusaha untuk membiasakannya.

Contoh kecil saja; anggap kita punya teman yang memang secara keuangan tidak terlalu banyak. Sedang milik kita juga pas-pasan. Kita berdua sama-sama lapar tetapi teman kita sama sekali tak punya uang. Mampukah kita membeli satu nasi untuk dibagi dua makan bersama?

Atau mendahulukan orang lain untuk duduk di tempat yang kita tempati karena dia yang lebih butuh? Atau contoh-contoh sederhana lain.

Jika kita tidak senantiasa melatih diri untuk peduli dam berbagi, maka kita akan tumbuh menjadi pribadi yang egois dan menutup mata dari hal-hal sekitar kita. Dampak terburuknya, gelapnya hati dan matinya rasa.

Maka, tak heran kita dapati terkadang ada orang-orang yang begitu pelit dengan hartanya, begitu tak peduli pada sekitarnya. Ini karena kepedulian dan perasaannya tidak sering dilatih untuk menolong ataupun mendahulukan orang lain.

Sebaliknya, ada juga kita dapati sosok-sosok yang sangat dermawan dan peduli dengan sesama yang diejawantahkan melalui kegiatan sosial maupun kegiatan lain.

Tidak perlu berat-berat. Mulai saja dari hal sederhana seperti, membantu teman yang kesulitan, menolong seseorang yang membutuhkan ataupun menyiapkan recehan untuk pengemis ataupun tukang.

Kita bisa berlaku begitu baik pada diri sendiri dan orang-orang yang kita kasihi, jika kita bisa lakukan hal demikian pada semua orang, bukan hanya cinta manusia yang kita raih, tapi juga cinta-Nya. Karena seluruh Makhluk, adalah ciptaan-Nya.

Tabik,

Sintesa KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang