Selalu Ada Ruang Berbuat Baik

18 1 0
                                    

Kita seringkali mendapati orang-orang yang baik di mata kita. Tidak jarang, diantara mereka menjadi sosok yang kita idolakan dan kita panut.

Bukan tanpa sebab, kita mengidolakan atau meneladan lantaran melihat ada kebaikan dalam diri mereka sehingga kita bisa termotivasi untuk turut melakukan kebaikan. Meskipun dengan cara yang paling sederhana.

Tetapi, betapa banyak pula dari kita yang mengurungkan niat untuk memulai sebuah kebaikan karena dirundung rasa takut, malu ataupun khawatir bahwa apa yang akan kita lakukan tidak sesuai dengan ekspetasi yang kita harapkan.

Kekhawatiran dan ketakutan ini sudah pasti akan menjadi masalah jika dibiarkan, mengapa?

Karena kita akan terus menunda merealisasikan niat baik kita untuk melakukan sesuatu. Jika terus dituruti, kita tidak akan memulai sebuah kebaikan. Karena terus menuruti rasa takut dan khawatir yang boleh jadi tidak jelas apa sebabnya.

Atau, kita seringkali merasa bahwa kita penuh dengan kekurangan ataupun merasa tidak layak untuk melakukan kebaikan.

Padahal, kebaikan adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapapun tanpa klasifikasi tertentu terhadap subjek. Seorang pelajar, pegawai, pekerja, pedagang, pimpinan, pejabat dan siapapun itu bisa dan sangat-sangat mungkin melakukannya. Tentunya dengan cara terbaiknya masing-masing.

Bagi kita yang merasa tidak bergelimangan harta, kita tetap bisa melakukan kebaikan dengan memiliki sikap dan tatakrama yang baik terhadap tetangga, kolega, keluarga ataupun sanak saudara.

Kita juga tetap bisa menyisihkan harta kita meskipun hanya dengan nominal yang biasa-biasa saja.

Apakah untuk bersedakah harus selalu dengan jumlah yang besar? Tidak juga. Berapa banyak orang kaya yang lupa untuk mendermakan hartanya?

Penulis sempat mendapati seorang penjual tempe. Yang dijual hanya tempe dan itupun ia jual dengan bersepeda keliling kampung sambil menawarkan barang dagangnya selayaknya para penjual-penjual lain.

Tapi ada yang membuatnya berbeda, setiap pagi pasti ia akan melipir ke masjid untuk memasukkan sebagian hasil uangnya ke dalam kotak amal. Apakah jumlahnya banyak? Tidak. Tapi ia terus melakukannya setiap hari.

Kalau kita sudah berniat melakukan kebaikan, lakukanlah.

Bagi seorang pelajar, apakah kebaikan hanya didapati jika dia mendapat pundi-pundi nilai yang bagus serta hasil belajar yang memuaskan saja? Nilai dan hasil rapor yang bagus adalah buah dari kegigihan dalam menjaga konsistensi dalam belajar.

Maka letak kebaikannya adalah dalam konsistensi dan kegigihan tersebut.

Kebaikan sederhana yang lain yang dapat dilakukan pelajar misalnya adalah menolong teman, hormat pada guru ataupun membantu teman-teman lain yang lambat dalam memahami pelajaran, itu juga adalah bentuk kebaikan.

Karakter dan kepribadian diri seseorang adalah hasil akumulasi atas apa yang masuk ke dalam dirinya dan atas apa-apa yang ia perbuat.

Jika seseorang banyak memasukkan ilmu-ilmu dan hikmah kedalam dirinya serta berupaya betul untuk menerapkannya dalam perbuatan sehari-hari, niscaya hasil akumulasi yang akan membentuk dirinya pun akan baik dan istimewa.

Sintesa KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang