CHAPTER 11

70 3 0
                                    

Happy reading!!

Vote komennya biar makin seru dan semangat😍

__________________

Terlihat rumah besar yang tidak berpenghuni di depan matanya kini. Ia melangkahkan kakinya untuk mencapai pintu utama rumah tersebut yang berdiri kokoh meski rumah itu sudah di tinggal lama oleh sang pemiliknya.

Ya, dia Dev. Kini ia sedang berada di rumah lamanya. Rumah yang dulunya  sebagai tempat singgah yang paling indah dan ternyaman untuk ia dan keluarganya. Namun itu dulu sebelum papahnya yang berkhianat dan membunuh mamanya.

Dev tidak terlalu ingat sebelumnya, bahkan bisa dikatakan ia lupa semua kejadian lima tahun yang lalu. Tapi kemarin malam, ia mencari sesuatu yang ingin ia tahu, mungkin Tuhan sedang memberi petunjuk, ia menemukan sebuah foto dirinya dengan sosok perempuan. Namun sayang wajah perempuan itu telah tersobek di dalam foto itu sehingga Dev tidak bisa melihatnya.

Sebenarnya kemarin malam setelah menemukan potongan foto tersebut, ia langsung datang kerumah kakak perempuannya. Ia meminta kakaknya menceritakan semuanya namun kakaknya hanya menceritakan kenapa papahnya berkhianat kepada mamanya, tanpa menjelaskan siapa perempuan di foto yang ia temui. Karena katanya ia pun tidak tahu.

Akhirnya Dev memutuskan untuk mengusutnya sendiri. Entah kenapa firasatnya selalu tertuju pada perempuan ysng belakangan ini memenuhi otaknya.

Dan sekarang ia disini, berdiri di depan pintu rumah lamanya. Dev membuka pintu rumah lamanya, sebenarnya ia yang memegang kendali rumah ini, kuncinya pun berada di dirinya namun Dev enggan untuk menempatinya karena kenangan yang begitu banyak di dalam rumah ini.

Setelah pintu terbuka, terpampanglah luas dalamnya rumah ini, banyak barang-barang rumahnya yang masih berada di rumah ini, sofa yang dulunya bersih pun kini tertutup kain putih yang berdebu. Dev berjalan kearah ruang keluarga, ia menatap satu bagian sudut, di mana disana terdapat meja kayu yang isinya penuh dengan foto-foto yang terpajang di atasnya. Belum lagi yang menggantung di atas dinding.

Sangat bahagia. Dua kata itu mampu mendefinisikan foto-foto manis yang terbingakai disana. Tapi semua itu hanya angan dan kata. Semua sirna di telan kehancuran penghianat.

Dev mendekat, mengambil salah satu foto dimana disana terdapat papah dan mamahnya yang foto berdua, pasangan yang serasi namun Dev sangat muak menatap wajah sang ayahnya tersebut. Hingga ia sedikit membanting foto kedua orang tuanya saat menaruhnya kembali.

Dev meninggalkan tempat itu, ia mulai berjalan kelantai dua dan tiga, mencari kamrnya dan kamar yang lain untuk mencari bukti.

Pertama Dev memasuki pintu ruangan yang dekat dengan unjung tangga lantai dua, ia membuka pintunya lalu memasuki ruangan tersebut.

Dilihat dari barang-barang yang berada di dalam sana, sepertinya ini adalah kamar kedua orang tuanya, karena ia melihat bingkai besar yang tergantung di dinding kamar tersebut. Semacam lukisan diri kedua orang tuanya yang menggunakan baju pengantin.

Setiap menatap foto mamanya yang tersenyum Dev baru sadar bahwa senyum itu tidak setulus yang terlihat, dari raut wajah mamanya ia bisa melihat bahwa sebenarnya dari awal mama sudah tidak ingin menikah dengan papa.

Dev mendengus. "Gue bahkan gak tau selama ini nyokap kesiksa," gumamnya.

Dev berjalan dan mengelilingi ruangan sampai ia berhenti di walk in closet ysng berada di dalam kamar tersebut. Dev menatap lemari yang tidak menempel di dinding, padahal lemari-lemari yang lain menempel di dinding.

Rasa curiga dan penasaran seketika menghampirinya, ia mendekatkan dirinya ke lemari tersebut. Melihat-lihat perbedaan lemari tersebut dengan lemari yang lain. Namun tidak ada, semua sama. Tapi tunggu, ia melihat seperti ada pintu kecil yang tersembunyi di balik lemari itu, terlihat dari celah kecil yang terlihat karena jarak anatara dinding dan lemari.

We Are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang