CHAPTER 23

44 2 0
                                    

RAHASIA HATI || ELEMENT
(Official Music Video)

Yokk vote dan komen🤗

Happy reading...

Dari kejadian hari ini, Leta dapat belajar bahwa sebesar apapun cinta namun jika masalah yang menghadang lebih besar makan cinta yang besar pun akan hancur seketika.

Dulu awal Leta dikirim ke Italia, Leta tidak berharap Dev akan menghampirinya ke Italia dan menemui Leta lalu mengucapkan kata-kata manis seperti di film-film romance.

Leta masih dengan harapannya ketika kembali ke Indonesia dan bertemu dengan Dev semua akan sama seperti dulu. Tatapan cinta untuk Leta dari Dev. Namun nyatanya tidak, semua harapan Leta sirna dan hancur ketika Dev berlagak seolah tak mengenal Leta, seolah Leta adalah orang asing, seolah Leta tidak pernah hadir dalam kehidupannya.

Wajahnya yang datar dan tatapannya yang tidak tahu menahu seolah memperjelas Dev benar-benar melupakan semuanya tentang Leta.

Jika saja kejadian Lima tahun yang lalu tidak terjadi. Dimana ia menjadi saksi hancurnya keluarga Dev mungkin cerita ini semua tidak akan seperti ini. Tidak ada Leta yang di kirim ke Italia, tidak ada pernikahan antara Zeno dan Leta dan tidak ada jarak antara Dev dan Leta yang membuat mereka menjadi asing.

Sampai detik ini. Leta masih mencintai Dev dan dengan bodohnya Leta masih mengakui hal itu. Lima tahun lebih menjadi saksi perjalanan Leta betapa beratnya ia untuk berusaha melupakan lelaki satu itu. Andai bertindak semudah mengucapkan maka mungkin saja Leta sudah hidup bahagia tanpa bayang-bayang masa lalunya.





|W E  A R E  I M M O R T A L|

🥀🥀🥀

Jika dilihat Zeno adalah lelaki yang sempurna maka itu benar. Lihat, tidak akan ada lelaki yang mau menjadi tempat untuk perempuannya menangisi lelaki lainnya. Jika ada itu hanya Zeno.

Zeno dengan sabar terus mencoba menenangkan Leta dengan mengusap bahu Leta dengan lembut. Memberikan ketenangan yang Zeno mampu.

Bohong jika Zeno tidak merasakan sakit di dalam hatinya. Sedikit menyentil kesadaran Zeno bahwa Zeno masih sangat jauh untuk sampai di titik terdalam hati Leta.

Namun dengan hebatnya Zeno menutup lukanya dan mencoba mengobati luka orang lain dan itu hanya karena lelaki yang menurutnya sangat brengsek.

"Aku rasa cukup untuk kamu nangisin dia. Bahkan kamu gak tau dia nangisin kamu juga atau malah dia sedang bahagia." Zeno mencoba untuk berbicara setelah ia mencoba untuk sabar dan diam memberikan waktu untuk Leta menangis.

"Leta, kamu tahu ini udah hampir enam tahun untuk kita bersama dan kalian berpisah. Aku gak minta hak apapun dari kamu tapi aku mohon sama kamu jangan sia-siakan hidup kamu hanya karena satu lelaki yang bahkan kamu gak tau dia masih cinta sama kamu atau enggak." Zeno mencoba memberikan pengertian kepada perempuan yang kini menjadi istrinya itu.

Leta menghapus air matanya. Entah apa yang Zeno pikirkan tentangnya. Leta juga tahu sebenarnya ini akan menyakiti hati Zeno namun Leta juga tidak tahu harus kemana jika bukan kepada Zeno.

Terkadang setergantung itu Leta terhadap Zeno.

"Coba untuk mulai melupakannya. Aku yakin kamu pasti bisa. Kamu gak mungkin 'kan bakal seperti ini terus?" Tanya Zeno dengan menatap Leta.

Mencoba untuk menguasai diri, Leta mencoba untuk berani menatap Zeno. Namun rasa bersalah itu semakin besar saat melihat mata tulus yang menatapnya dengan lembut.

Harusnya Leta sadar bahwa orang yang selama ini sungguh-sungguh telah ia siakan dengan percuma.

"Maaf hiks maaf..." Ucap Leta sambil menahan tangisnya.

Dengan lembut Zeno menarik Leta kedalam pelukannya dan tanpa Zeno duga Leta membalas pelukannya. Senyum terukir jelas di wajah tampan Zeno.

"Aku tau, semua berat buat kamu. Semua kejadian gak bisa dengan cepat kamu lupain. Kenangan kamu sama dia memang besar. Cinta kamu sama dia lebih besar tapi apa kamu tau semua itu juga bisa sirna seiring dengan berjalannya waktu?"

"Ketika kamu mencoba dan berjanji akan melupakannya maka semua itu akan hilang dengan sendirinya Leta," ucap Zeno dengan masih memeluk Leta.

Namun Leta melepaskan pelukan mereka, sehingga Zeno dapat menatap kembali wajah Leta yang sembab. "Tapi aku lima tahun mencoba buat ngeluapain semuanya—"

"Kamu mencoba tapi kamu gak berjanji, " potong Zeno. "Kamu hanya mencoba dan aku tahu. Ketika kamu berjanji kamu gak akan sanggup buat menepati janji kamu untuk melupakan semuanya, jadi kamu hanya mencoba dan akhirnya kamu terus berada di kenangan dan rasa itu." Lanjut Zeno.

Leta menunduk membenarkan ucapan Zeno. Karena bagaimana pun dulu Leta masih berharap bahwa ia masih bisa bersama Dev.

"Jadi aku harus apa?" Tanya Leta yang masih menunduk.

Zeno tersenyum, mengangkat dagu Leta menjadikan Leta menatapnya. "Lupain semuanya, coba berjanji untuk bahagia bersama aku. Hanya aku dan kamu tanpa ada masalalu."

Leta menatap lekat Zeno begitupula dengan Zeno yang memberikan tatapan meyakinkan untuk Leta.

"Kalau aku ingkar?" Entah apa yang ada di benak Leta namun pertanyaan itu terucap begitu saja.

Zeno memalingkan pandangannya. "Mungkin memang kita gak ditakdirkan buat bersama."

Hening sesaat.

Zeno beranjak dari duduknya, berjalan menuju dinding kaca kamarnya yang memeperlihatkan pemandangan kota malam ini. "Karena Leta, semua kesabaran ada batasnya. Semua perjuangan ada akhirnya. Aku gak bisa kalau harus nunggu lebih lama lagi."

Mata Leta kembali berkaca-kaca. "Apa kamu bakal ninggalin aku kalau aku tetap gak bisa ngelupain dia?"

Zeno berbalik menatap Leta. "Aku tetep bakal ada buat kamu tapi mungkin gak seperti sekarang. Jadi aku harap kamu bisa balas juga perasaan aku."

"Sekarang kamu tidur, ini udah malam. Dan besok aku saranin jangan pemotretan dulu."

Zeno menghampiri Leta lalu merebahkan Leta dan menarik selimut hingga menutupi sampai dada Leta. Zeno tersenyum lalu mengusap pelan rambut Leta dan mencium lembut kening Leta.

"Good night baby."

Dengan pelan Zeno mengusap pelan mata Leta agar menutup dan dengan perlahan Leta mulai memasuki alam mimpinya.

***

Malam tidak membuat Zeno merasa lelah. Setelah menenangkan Leta dan membuatnya tidur. Zeno mencoba keluar mencari ketenangan.

Tidak ada laki-laki yang begitu kuat hingga tidak merasakan sakit karena sejatinya lelaki juga adalah manusia yang memiliki hati dan perasaan.

Zeno bukan sedih karena perasaannya tak terbalas sampai saat ini tapi Zeno sedih membayangkan hari dimana Zeno akan meninggalkan Leta jika Leta tidak dapat mengontrol rasanya.

Semuanya seperti hampa dan semu menurut Zeno, tidak ada kejelasan dan bewarna abu-abu tanpa bisa dilihat kedepannya seperti apa.

Lima tahun Zeno mencoba berusaha dan berjuang. Tapi jika yang di perjuangkan saja belum siap maka seperti ini jadinya. Semuanya sia-sia.

Zeno meminum minuman sodanya sambil berjalan sampai matanya menatap seseorang yang sedang duduk menunduk di sebrang jalan sana, maka dengan inisiatif Zeno menghampirinya.

"Akhirnya untuk sekian lama kita bisa bertemu kembali."




________________

Lanjut?

See you next part❤️








We Are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang