Happy reading📖
Vote dan komennya😍
________________
Hari-hari telah berlalu, semuanya mulai berjalan terasa begitu cepat bagi Leta.
Papahnya kini sudah di perbolehkan untuk pulang. Rencana pernikahan ia dan Zeno sudah mulai di rencanakan dari hari ini membuat Leta semakin sakit untuk menyadarinya.
Namun kembali lagi kepada kenyataan, mungkin ini sudah jalan hidupnya di paksakan pun jika sudah takdirnya seperti ini, ia tidak dapat merubahnya.
Kini Leta sedang berada di sebuah cafe sederhana, duduk sendiri di dekat kaca besar yang memperlihatkan keadaan di luar yang sedang hujan.
Ia sedang menunggu Zeno karena mereka akan melakukan fitting baju pengantin mereka, namun sudah setengah jam berlalu Zeno belum juga datang membuat Leta sedikit kesal karena lama menunggu.
Tak lama ia mendapat satu notifikasi di hpnya. Ia menatap pesan yang baru saja masuk, dari Zeno ia membatalkan fitting baju hari ini karena kantor ada masalah yang harus ia selesaikan.
Leta menghela nafasnya dengan kesal, kalaupun ia mau marah juga percuma. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk sebentar lagi sambil menunggu hujan reda.
Bunyi lonceng di pintu masuk cafe membuat pandangan Leta teralih kearah pintu cafe yang terbuka, menampakkan seorang laki-laki tinggi menggunakan kemeja berwarna biru tua dengan celana jeans.
Leta mempertajam penglihatannya, kali ini ia tidak salah lihat laki-laki yang barusan masuk ke cafe itu adalah Dev. Leta beranjak ingin menghampiri Dev, namun baru beberapa langkah kakinya berjalan ia sudah melihat seorang perempuan menyusul Dev masuk dan perempuan itu melingkarkan tangannya di lengan Dev.
Leta diam mematung di tengah-tengah cafe, melihat pemandangan di depannya tentang dua orang itu.
Tak bisa di tahan lagi, air mata Leta menetes begitu saja. Entah bagaimana tiba-tiba Dev menghadap ke belakang tepat di mana Leta berdiri membuat Dev melihat Leta yang berdiri di tengah-tengah cafe tersebut.
Dev mengerutkan dahinya, Leta yang menyadari itu segera menghapus air matanya lalu pergi dari tempatnya dan kembali ke mejanya tadi. Menaruh uang pecahan seratus ribu di atas meja, segera Leta meninggalkan cafe tersebut. Tak peduli hujan masih menerpa di luar sana.
Leta berlari di tengah-tengah rintik hujan yang makin deras. Baju yang yang ia kenakan sudah basah karena air hujan. Tangisannya pun sudah bercampur dengan air hujan.
Hatinya benar-benar hancur untuk saat ini. Kaki Leta tersandung batu kecil di depannya membuat Leta jatuh terduduk di tengah-tengah trotoar. Leta menunduk merasakan hujan yang mengguyur tubuhnya bercampur dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya.
Entah kenapa rasanya sesak sekali saat melihat Dev bersama perempuan lain. Padahal ia ingin membicarakan semuanya, menceritakan seluruhnya dan mengajak Dev untuk berjuang bersama agar mereka berdua bisa bersatu kembali.
Namun, sekali melihat Dev di gandeng dengan perempuan lain, runtuh seluruh kepercayaan dirinya untuk bisa bersama kembali. Mungkin saja hanya dirinya yang mengharapkan mereka bersatu kembali.
Leta terus terisak dengan kepala yang menunduk. Lampu jalanan yang temaram mendukung suasana hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.
Perlahan ia merasakan air hujan sudah tidak mengenai dirinya, namun hujan masih terus mengguyur jalanan yang sepi.
Dengan sekejap Leta mendongakkan kepalanya, Leta melihat payung warna hitam sudah memayungi tubuhnya. Kemudian Leta beralih menatap seseorang yang memayunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Immortal
RomanceLanjutan cerita dari Will Be Together? Diharapkan untuk membaca cerita Will Be Together? Sebelumnya membaca cerita ini. __________________________ Immortal, Abadi. Lima tahun lamanya terpisah jarak, namun kini mereka berdua kembali di pertemukan...