Happy readingg
Dev mendorong Leta untuk kembali memasuki bilik kamar mandi, lalu setelahnya Dev mengunci pintu kamar mandi dari dalam.
Leta yang melihatnya memberikan ekspresi khawatir namun kembali dingin ketika ia bertemu tatap dengan lelaki di hadapannya ini.
"Leta."
Suara berat itu menyapa namanya, walau intonasi suara Dev berubah dengan suara Dev yang dulu, namun cara memanggil Dev dapat Leta rasakan masih sama seperti dulu saat mereka memiliki hubungan.
Sebisa mungkin Leta mengendalikan dirinya. Ia tidak bisa terjebak seperti ini, apalagi ia sudah menjadi seorang istri. Walau Leta belum mencintai Zeno tetap Leta harus menjaga perasaannya.
"Lepas," ucap Leta dengan dingin.
Dev menggeleng. "Kita butuh bicara."
"Gue gak mau bicara sama lo!" Sentak Leta.
Dev yang tadinya memegang tangan Leta dengan kuat seketika melemah karena ucapan Leta.
"Kenapa?" Tanya Dev dengan suara pelan.
Leta membuang pandangannya. Lalu Leta mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkan jari manisnya. "Gue udah nikah. Jangan ganggu gue lagi."
Dev mengeraskan rahangnya. Ia menggenggam jari-jemari Leta. "Gue tau. Dan gue bakal mengambil apa yang seharusnya gue miliki."
Leta mengangguk. "Lo bisa milikin apa yang lo miliki, tapi bukan gue."
"Leta."
"Leta gue-"
"Berhenti mencampuri kehidupan gue. Anggap pertemuan ini gak pernah terjadi. Gue bener-bener muak sama lo!"
Setelah mengucapkan isi hatinya, Leta sekuat tenaga menyingkirkan Dev lalu membuka kunci pintu kamar mandinya dan ia pun membuka pintunya lalu keluar dari sana meninggalkan Dev sendiri berdiri di dalam bilik kamar mandi wanita seperti orang bodoh.
"Che Cazzo!"
***
"Zeno," bisik Leta memanggil Zeno yang berada di sampingnya.
Zeno yang mendengar langsung menoleh sepenuhnya kepada Leta.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Masih lama gak acaranya?" Balik tanya Leta.
Zeno menatap Leta kemudian ia melirik Dev yang baru saja duduk setelah beberapa lalu izin kekamar mandi.
Zeno bukan orang yang tidak peka terhadap keadaan. Ia yakin sudah terjadi sesuatu di antara Dev dan Leta namun Zeno mencoba menahan diri untuk tidak menanyakannya sekarang .
"Oke, kita pulang," ucap Zeno dengan senyum dan mengusap pelan kepala Leta.
Leta tersenyum. "Makasih," ucapnya tulus. Dan Zeno mengangguk.
Zeno dan Leta berdiri dari tempat mereka, mengundang perhatian orang-orang yang duduk satu meja bersama mereka, tentu Dev dan Ara pun memperhatikan mereka berdua.
Zeno berjalan menghampiri Tuan Alano dan Nyonya Gabrielie yang duduk di kursi utama untuk sang pemilik pesta. Tuan Alano yang melihat Zeno menghampiri dirinya segera berdiri untuk menyambut Zeno.
Leta yang berada di samping Zeno hanya menyimak Zeno ketika berpamitan menggunakan bahasa Italia.
Akhirnya mereka berdua berjalan kearah luar gedung untuk ke parkiran, namun saat Zeno dan Leta berjalan tak sengaja Leta menatap Dev dan ternyata Dev sedang memperhatikan mereka sampai akhirnya mereka benar-benar keluar dari gedung pesta tersebut.
Di dalam mobil, tidak ada yang memulai percakapan hanya suara bising jalanan yang terdengar di dalam mobil.
Sekitar setengah jam kemudian, mereka sudah sampai di rumah mereka. Leta tidak berbicara apapun, ia langsung keluar dari mobil Zeno lalu memasuki rumah dan masuk ke kamarnya tanpa melihat Zeno sedikit pun.
Zeno paham, mood Leta sedang tidak baik. Jadi lebih baik ia tidak menggangu Leta terlebih dahulu.
Keesokan harinya, Zeno dan Leta sudah berada di meja makan untuk sarapan pagi, namun Leta masih tetap mendiami Zeno tanpa mau berbicara atau berkata sedikitpun.
Zeno yang melihat Leta seperti itu menghela nafas lelah.
"Mau sampai kapan kamu diemin aku kayak gini?" Tanya Zeno to the point.
Leta menatap Zeno sebentar lalu ia beranjak dari kursinya. "Aku kenyang."
Leta melangkahkan kakinya pergi menuju kamarnya namun
tiba-tiba ia di cegah oleh Zeno. "Jangan kayak gini, kalau ada masalah omongin. Jangan diem aja Let," ujar Zeno mencoba sabar.Leta kali ini menatap Zeno dengan kesal. "Gak ada masalah. Aku cuma lagi gak mood, jadi jangan ganggu. Kamu kalau mau pergi ke kantor ya pergi aja."
Zeno menghela nafasnya ia melepaskan genggaman tangannya di lengan Leta. Zeno mendekat lalu memeluk Leta dengan pelan. "Aku tau, diantara kamu sama Dev semalam pasti terjadi sesuatu. Kalau kamu gak mau cerita gak papa, tapi jangan nyiksa diri sendiri," ucap Zeno sambil memgelus rambut Leta.
Tanpa sadar Leta membalas pelukan Zeno, menaruh kepalanya di dada bidang Zeno. Leta tidak mencintai Zeno namun Zeno selalu ada dan membuat Leta tenang ketika Leta merasa tidak baik-baik saja.
Kenapa sesulit itu untuk mencintai orang baik?
"Zeno aku gak papa," ujar Leta namun sejurus kemudian ia meneteskan air matanya.
Bayangan Dev dari semalam terus memenuhi pemikirannya. Rasa yang selama ini Leta pendam juga terus membuncah. Kenapa? Kenapa Dev baru datang disaat ia sudah memiliki Zeno? Kenapa Dev tidak memperjuanginya saat hari pernikahan Zeno dan Leta? Atau bahkan ketika Leta selalu menemuinya di waktu-waktu tertentu dulu, kenapa?
Harusnya kalau Dev tidak putus asa pada saat pernikahannya dengan Zeno, mungkin ia sudah bersama Dev saat ini.
Memikirkan semua itu membuat rasa bersalah Leta kepada Zeno makin menjadi. Ia takut, takut kehilangan Zeno namun ia juga tidak bisa memaksakan perasaannya untuk Zeno.
"Leta, are you okey?" Tanya Zeno sambil melepaskan pelukan mereka. Karena Leta sedari tadi terus terisak dipelukannya.
"A-aku takut, aku takut kehilangan orang baik kayak kamu," ucap leta dengan jujur.
Zeno terdiam. Ia mengusap bahu Leta pelan. "Kalau gitu jangan buat aku kecewa."
Leta menatap Zeno begitupun dengan Zeno menatap Leta. Mereka berdua bahkan tidak pernah mengerti dengan perasaan mereka masing-masing. Lalu bagaimana hubungan mereka kedepannya akan berjalan dengan baik?
_____________________
Next?
Jangan lupa vote dan komenn❤️
Yang shipper DevLeta sabar yaa wkwk
Dan yang shipper LetaZeno harus kuatt wkwk
Makasih banyak yang udah mau mendukung cerita ini, sayang banyak-banyak buat kalian❤️
See you next chapter ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Immortal
RomanceLanjutan cerita dari Will Be Together? Diharapkan untuk membaca cerita Will Be Together? Sebelumnya membaca cerita ini. __________________________ Immortal, Abadi. Lima tahun lamanya terpisah jarak, namun kini mereka berdua kembali di pertemukan...