CHAPTER 26

46 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Setelah semuanya di jelaskan oleh Dev, Leta hanya bisa terdiam. Begitu pun dengan Dev yang memilih untuk bungkam setelah menjelaskan semuanya.

"Kak Dev," panggil Leta setelah hening beberapa saat.

Dev menengok kearah Leta. Dan Leta pun menatap Dev.

"Gue hargai semua perjuangan elo, tapi-"

Dev tersenyum. "Gue ngerti. Lo udah jadi milik orang lain, gue ikhlas Leta. Bahagia bareng Zeno, maka gue juga ikut bahagia," ucapnya lirih.

Leta meneteskan air matanya. "Bukan maksud gue begitu hiks," isaknya. "Gue, gue gak ngerti harus gimana sekarang kak," Leta menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menangis dengan suara segukan yang terdengar pilu.

Dev mendekat, mengusap bahu Leta. "Jangan nangis please, ini semua salah gue yang terlalu bawa lo kedalam kehidupan gue."

"Tapi gue yang maksa ikut malem itu," bantah Leta masih dengan menangis.

"Dan gak seharusnya gue mengiyakan. Jangan salahkan diri elo Leta, karena lo gak salah sama sekali." Ujar Dev dengan lembut.

Dev mengamit tangan Leta, kemudian menjauhkan kedua tangan Leta dari wajah Leta dengan lembut. Menggenggam kedua tangan itu.

"Dengerin gue, semuanya berakhir. Gue ikhlas dan lo juga harus ikhlas. Gue gak mau nantinya semua bakal hancur kalau gue egois Leta. Lo paham yang maksud?" Ucap Dev memberi paham kepada Leta.

Leta mengangguk. Mengerti dengan apa yang Dev katakan.

Dev tersenyum. Tangan kanannya menyentuh wajah Leta, mengusap air mata Leta yang berada di pipi Leta. Lalu tangan kirinya mengusap pelan jari manis Leta yang disematkan cincin pernikahan Leta dengan Zeno.

"Gue terlalu lancang buat nyentuh lo kayak gini, Zeno bakal marah kalau dia lihat ini semua. Tapi gue minta izinin gue buat terakhir kalinya buat genggam tangan ini," tunjuknya dengan menggenggam lebih erat tangan Leta dan menatap Leta dengan lekat.

"Leta boleh gue minta sesuatu sama lo? Untuk yang pertama dan terakhir kalinya," jelasnya.

Leta mengangguk. "Boleh," jawabnya.

"Selalu bahagia dengan kehidupan lo nantinya, dan lupakan semua masa lalu lo yang buruk bersama gue dan satu lagi, gue minta maaf yang sebesar-besarnya."

"Kak, lo ngomong gitu seakan lo mau pergi jauh," ujar Leta dengan kekehan pelan walau air matanya masih menetes.

Dev ikut terkekeh. "Gue gak tau kapan bakal ketemu lo lagi, atau mungkin ini terakhir kalinya buat gue ketemu elo, jadi mending sekarang gue omonginnya," jelas Dev.

Leta mengangguk. "Gue juga mau minta maaf, maaf gue terlalu egois untuk meminta elo buat ada disisi gue, dan lo gak bisa tapi gue maksa."

"Lo gak pernah maksa, emang seharusnya gitu," lirih Dev yang masih terdengar oleh Dev.

We Are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang