Rafa menghela nafas berat. "Aku ngidam" ujar Rafa.
Clara langsung melotot. "Ngidam?" beo Clara. Rafa mengangguk, lalu tangannya mengambil mangkuk berisi tom yum. Ia menyeruput kuahnya, lalu mendesah saat rasa hangat menjalar di tenggorokan.
Clara menggeleng tak percaya. Memang sih, ia hanya ngidam sekali. Selebihnya tidak pernah lagi. Cuma kalo mual, itu masih sering Clara rasakan.
Sekarang Clara mengerti, kenapa setiap malam Rafa selalu minta kepalanya dielus. Ternyata karena kemauan anaknya toh. Kalo begini sih, Rafa dapat untung terus.
"Kamu mau?" tawar Rafa. Clara menggeleng pelan. Rafa mengangguk, melanjutkan makan.
Setelah Rafa selesai makan, Clara akan menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah ia siapkan sejak Rafa makan tadi.
"Kamu kenapa tadi diemin aku?" tanya Clara. Rafa yang selesai menegak air putih, langsung menatap Clara.
"Aku tuh mau dielus kepalanya, makanya aku bujuk kamu biar nggak marah. Ehh, taunya kamu masih marah. Ya udah, aku pura-pura ngambek biar kamu susul ke kamar. Tapi malah nggak disusul, sampe sore lagi" jelas Rafa dengan mimik wajah cemberut.
Clara terkekeh, ia mengelus rahang tegas milik Rafa. "Jadi kamu ceritanya lagi ngidam minta dielusin kepalanya?" tanya Clara. Rafa manggut-manggut, persis seperti anak kecil yang sedang cemberut.
"Ya udah sini, tidur di paha aku aja" ujar Clara. Rafa menggeleng.
"Maunya di kasur, biar bisa kelonan juga" ujar Rafa. Clara terbahak, ia seperti melihat Rafa namun dengan jiwa anak kecil. Kalau Kiara ada di sini, sudah habis Rafa diledeknya.
"Kok ketawa sih?" Clara menggeleng, lalu menaiki kasur. Ia juga menyuruh Rafa untuk mengambil posisi yang nyaman.
"Udah nyaman?" Rafa mengangguk. Ia memeluk Clara, menduselkan wajahnya di dada Clara. Tangan Clara juga mengelus rambut Rafa yang halus.
"Kamu pake shampo aku ya?" tanya Clara saat mencium aroma shampo miliknya di rambut Rafa.
"Iya, abis wanginya enak. Besok aku ganti shampo aja" sahut Rafa dengan suara yang sedikit teredam, mungkin karena wajahnya yang menempel di dada Clara.
🧕🏻🧕🏻🧕🏻
Jam 10 malam, Rafa terbangun dari tidurnya. Ia menatap sekeliling dan mendapati Clara yang baru saja keluar kamar mandi.
"Kamu mandi?" tanya Rafa. Clara terjengkit kaget. "Nggak, aku habis kencing" jawab Clara.
"Kamu kenapa bangun?" tanya Clara balik.
"Belum shalat Maghrib sama Isya" jawab Rafa. Ia langsung bangun dan berjalan menuju kamar mandi, guna mengambil wudhu.
Rafa menjamak shalatnya. Setelah mengucap salam, Rafa langsung membereskan peralatan shalat. Ia menghampiri Clara yang sedang bermain hp.
"Peluk" ujar Rafa. Clara langsung memeluk Rafa, namun pandangannya tidak beralih dari hp.
"Aku mau soto" ujar Rafa tiba-tiba. Hp Clara bahkan sampai jatoh ke lantai karena kaget dengan permintaan Rafa.
"Kamu mau soto?" ulang Clara. Rafa mengangguk.
"Pesen lewat online aja ya?" tanya Clara, namun mendapat gelengan dari Rafa.
"Aku maunya kamu yang buat" ujar Rafa. Ia masih setia memeluk Clara. Clara menghela nafasnya, memang saat dia ngidam seperti ini kah?
"Ya udah lepas dulu, aku mau masak" ujar Clara berusaha melepaskan pelukan Rafa.
"Nggak mau, lagi nyaman kayak gini" ujar Rafa. Clara berdecak. "Terus aku gimana masaknya?" tanya Clara. Perlahan Rafa melepaskan pelukannya, membuat Clara bernafas lega. Kalo boleh jujur, pelukan Rafa itu ibaratkan rindu yang menggunung, membunuh secara perlahan.
Setibanya di dapur, Clara dikagetkan dengan sebuah tangan yang melingkar pada perut buncitnya. Berusaha mengatur emosi, Clara memutar tubuhnya untuk menatap pelaku.
"Lepas atau nggak makan?" tanya Clara. Rafa berdecak sebal, lalu berjalan menuju kursi meja makan. Saat menarik kursi, pria itu juga menggunakan tenaga. Sehingga menimbulkan decitan yang cukup keras.
Clara menggelengkan kepalanya. Satu pertanyaan terlintas, bisa nggak ya kalo mual aja yang Rafa rasain? Menukar bahasanya, mah. Sedikit lelah Clara bila harus mual disaat yang tidak tepat.
🧕🏻🧕🏻🧕🏻
Setelah menunggu 30 menit, akhirnya semangkuk soto Betawi sudah tersaji di hadapan Rafa. Rafa yang tadinya terduduk lemas langsung menegakkan badan saat mencium aroma yang sangat nikmat.
"Bismillah" Rafa mulai menyeruput kuah soto. Ia langsung menambahkan kecap, saus dan sambal. Tak lupa dengan perasan jeruk nipis dan emping sebagai pelengkap.
(Gara-gara Rafa aku laper malem-malem gini)
Rafa makan dengan lahap, begitu juga dengan Clara. Untungnya Clara bukan ibu-ibu lebay, yang bentar-bentar posting. Mungkin jika Clara seperti itu, ia akan menulis caption seperti ini
"Suami tiba-tiba ngidam minta soto. Ini mah judulnya, dinner tengah malem karena suami ngidam"
Satu lagi,
Penulis lupa menambahkan emoticon "🤭"
(Jangan tanya kenapa aku hapal ya! Aku udah terbiasa liat status Whatsapp emak temen-temen aku)
Selesai makan, Clara membawa mangkuk kotor ke dapur. Ia hanya menyiram dengan air saja, supaya tidak lengket. Untuk masalah cuci, Clara serahkan semuanya pada Bi Limah besok.
Bukan karena Clara malas,
Tapi karena sabun cuci piring sedang habis.
🧕🏻🧕🏻🧕🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom [END]
Подростковая литератураMenjadi Ibu sambung merupakan tantangan tersendiri bagi Clara. Mengasuh dua anak yang berbeda lima tahun dibawahnya bukanlah hal mudah. Apalagi, kedua anak sambungnya belum menerima dirinya. Apakah suatu saat nanti, ia akan diterima atau malah diusi...