Ada satu manusia yang hobi sekali membuat manusia lain dongkol setengah mati.
Ayolah, kita sama-sama tahu siapa orangnya. Siapa lagi kalau bukan pacarku? Aggashe Aryanata. Manusia tolol, sialan, dan sucks. Setelah memilihkan aku tayangan disney, kini dia tidur di sebelahku.
Ingat ya, tidur!
Aku bisa saja mengganti tayangannya, tapi tujuanku bukan untuk nonton. Tujuanku adalah menghabiskan waktu bersama Agga. Berbagi cerita, saling ngobrol, tukar pikiran, ya paling tidak harus ada satu adegan manis layaknya orang pacaran. Bukannya dia tidur lalu aku nonton sendiri begini.
Sayangnya itu hanya ada di pikiranku. Sekarang siapa yang tolol? Aku! Sudah tahu Agga nggak banyak bicara, pendiam, bicara sepatah-sepatah, tapi aku masih berharap ini itu.
Adakah pasangan yang lebih sialan dari ini?
Aku membuang napas lelah, melihat wajah Agga yang keras kini lentur saat tidur. Rambutnya yang biasanya selalu diikat kini dibiarkan bebas. Kemeja hitamnya tanggal. Meski nggak ganteng, tapi dia menarik. Sayang banget sialan maksimal.
Seandainya berani, aku sudah cubit hidung dan pipinya, jambak rambutnya dan uyel-uyel Agga. Akan tetapi aku nggak berani, mau ikut merebahkan diri saja juga nggak berani. Ya ampun.
Jadilah, kuputuskan untuk mencari film lain di laptop Agga. Malas download, lagipula sinyal di sini nggak begitu bagus. Mau pinjam ponsel Agga juga nggak berani.
Heran, kenapa Agga punya film sebanyak ini coba? Laki-laki, bagiku, sangat nggak cocok nonton film genre seperti ini. Mana tadi ada Disney pula.
"Nggak orangnya nggak barangnya semua bajingan." Aku bergumam kecil saat melihat tampilan di televisi justru menghitam.
"Ga." Kugoyang tubuh lelaki itu pelan. "Agga."
Matanya langsung terbuka, menatapku dengan sayu.
"Mati." Aku menunjuk televisi. Aga langsung bangkit dari tidurnya dan mengotak-atik kabel yang terhubung dengan televisi.
"Belum selesai?" tanya Agga.
Aku menipiskan bibir. "Kamu tinggal tidur ya mending aku nonton sampai kamu bangun." Gambarnya sudah muncul, aku play film di laptop Agga. "Kata mama tidur pagi nggak boleh tau," ujarku menambahkan.
"Ini siang."
Aku memutar bola mata malas. Iyalah. Maksudnya dia tidur dari pagi sampai siang.
Agga berdiri, lalu ke belakang. Mungkin mau ke kamar mandi. Aku kembali menatap televisi, masih menampilkan opening film. Nggak lama, hanya beberapa detik saja layar berubah gelap lagi. Lalu muncul gambar-- sialan!
"AGGAAA!"
Aku berbalik badan, menutup wajah dengan kedua tangan. Double shit! Kadal buntung sialan ini rupanya begini! Brengsek. Mau aku jambak betulan rambutnya!
"Ke--Nad, kamu nonton apa?!"
"Kamu yang nonton apa?!"
Aku menatapnya bengis. Agga berlari ke televisi, mencabut kabelnya dan langsung menutup laptop. Seketika suara desahan dari benda itu berhenti terdengar.
Sialan. Mataku ternodai!
"Kamu download film begini?"
Apa? Aku download? "Ini ada di laptop kamu! Kamu nonton film begini?!" balasku penuh tuduhan.
Agga menatapku, lantas menggeleng. Film penuh gairah dan desahan, yang tanpa filter menampilkan kelamin manusia. Nggak kusangka Agga begitu.
Aku tahu laki-laki memang sering nonton--katanya begitu. Tapi ini Agga, pacarku yang pendiam. Ya ampun, aku nggak menyangka kalau dia menyimpan film erotis, ah, porno, di dalam laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agga? Sucks! (SELESAI)
ChickLitNad mencintai Agga setulus saat ia menerima hanya makan mie hampir kadaluarsa di rumah Agga. Kisah ini bermula saat Nad menerima Agga sebagai pacarnya, hanya bermodal rasa penasaran sekaligus suka ketika melihat foto lelaki itu bermunculan di Insta...