in another life ; harukyu

6.9K 236 11
                                    

[soulmate!au, bahasa]


Hari masih pagi, tapi Haruto sudah menggerutu selama lebih dari lima menit. Mengutuk soulmatenya yang entah ada di belahan bumi bagian mana. Sepertinya haruto mendapatkan soulmate yang benar-benar teledor. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kelopak kelopak baby's breath tumbuh di tempat tempat yang berbeda di tubuhnya.

“Ya Tuhan, soulmate ku ini apa tidak lelah luka disana sini setiap hari? Apa dia ini anak kecil?”

“Kamu ini daritadi menggerutu terus, berangkat sekolah sana!”

“Iya iya!”

Haruto memetik satu persatu baby's breath yang tumbuh di pergelangan tangannya, membuat kelopak kelopak putih itu berguguran. “Bikin rumah kotor saja.”


***


Beda lagi dengan Junkyu, tiap siang atau sore hari dadanya terasa panas, juga ia batuk batuk dengan bunga forget me not yang berguguran keluar dari belah bibirnya. Ia yakin ini bukan hanahaki byou, tapi entah apa yang soulmate-nya lakukan sampai dadanya panas dan sesak.

“Kak, kamu ayah liat dari kemarin batuk batuk terus? Kamu sakit?”

Junkyu menggeleng, kembali terbatuk dengan guguran kelopak berwarna biru terang. “Aku sehat sehat saja, sepertinya ini soulmate-ku.”

“Soulmate? Terus kenapa kamu batuk batuk karena dia? kamu tau kan kalau bunga yang muncul itu berarti soulmate-mu sedang sakit atau menyakiti dirinya?”

Junkyu termenung, memikirkan apa hal yang kira kira membuatnya batuk batuk. “Apa dia merokok ya...?”

Yang terpikir oleh Junkyu hanyalah rokok. Benda kecil itu sudah lama menjadi musuhnya. Bahkan sensitivitas Junkyu pada asap rokok mampu membuat ayahnya berhenti merokok.

“Semoga dia mau berhenti.”


***


“Aaaw!” jerit Junkyu tertahan seraya mengelus pelan pipinya yang nyeri, diikuti kelopak kelopak forget me not yang bermunculan.

Soulmate-nya.

Apa yang kira kira terjadi?

Apa dia sedang terlibat pertengkaran?

Lalu serangan kedua menyusul, di rahangnya. Nyeri sekali. Seumur-umur baru kali ini Junkyu merasakan sakit begini. Kelopak kelopak biru muda itu terus beguguran.

“Junkyu?”

“Iya, Ji?”

“Soulmate mu?” tanya Jihoon, Junkyu mengangguk pelan. “Kenapa lagi kali ini? Setelah membuatmu batuk batuk sepanjang sore?”

”....Sepertinya dia sedang berkelahi.”

“Berkelahi?”

Junkyu mengangguk lagi, “Iya. Aku tidak tau sih rasanya dipukul orang, tapi tempatnya dan sensaninya seperti dipukul. Jadi aku simpulkan dia sedang berkelahi.”

; antologiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang