lie to me, jaenori

1K 80 1
                                    

+alur maju mundur
+ tw // infidelity, cheating
+ cw // kisses, cuddle
+ jaehyuk as jean, yoshi as kiel


pagi itu kiel terbangun dengan kasurnya yang kosong. cuma dia yang ada disana.

lebih tepatnya, lagi-lagi kosong.

lama ia diam disana, matanya menatap kosong kamar apartemennya yang dulu ramai. tangannya mengelus sisi kasurnya yang dulu selalu meninggalkan rasa hangat. sekarang kamarnya sepi, dan dingin.

atau hanya ia yang kesepian.

sudah lebih sebulan sejak apartemennya kehilangan salah satu penghuninya. sudah sebulan kiel sendirian.

kiel bangkit, membuka jendela kamarnya. mengintip ke bawah. salju mulai turun pagi ini. atap atap dan jalanan dipenuhi butiran basah dan dingin berwarna putih.

bulan desember,

bulan kesukaan jean.













“kiel,”

“hm?”

“coklat panas mu.” kata jean, menyodorkan gelas yang sudah ada diatas meja sejak sepuluh menit yang lalu. “kamu mikirin apa?”

kiel menggeleng pelan, “nggak kok.” tangannya meraih gelas dan menyeruput isinya yang sudah tidak sehangat tadi. “jean,”

“iya?”

“i love you.”

jean terkikik geli, “tiba tiba?”

“memangnya nggak boleh?”

“boleh boleh, i love you too.”

kiel tersenyum manis, berdiri dari kursinya lalu memeluk jean yang duduk di seberangnya. jemarinya menyisir rambut hitam legam itu. “i really love you, jean. you know that.” bisik kiel sambil menatap pemandangan kota new york yang dituruni hujan salju.

“i know, kiel.” kata jean pelan — dan ragu.

“mau jalan jalan keluar? katanya hari ini cuma hujan salju ringan.”

jean mengangguk, “aku mau makan waffle di kafe.” kemudian berdiri mengecup bibir kiel dan kabur mengambil padding jacket dan long overcoat untuk keluar.

keduanya berjalan sambil berpelukan melalui trotoar. mereka berjalan dua blok jauhnya menuju kafe yang menjual waffle kesukaan jean.

“aku ke kamar mandi dulu.” kiel mengangguk, mempersilahkan jean menyelesaikan urusannya sementara ia akan memesan waffle dengan saus coklat kesukaan pacarnya.

kiel rasa, jean cukup lama di toilet. seorang pemuda asia seumurannya keluar dari kamar mandi lebih dulu sebelum jean keluar dengan senyum sumringah menyambut waffle nya.

he clearly can see that jean’s lips glistening, just like how it looks after he kissed it.














kiel memilih untuk jalan jalan keluar, menikmati dinginnya udara pagi di sekitar apartemennya. mungkin mampir untuk makan di kafe yang biasa ia datangi dengan jean.

kiel berulang kali menggosok tangannya untuk menghalau dingin. matanya mengedar melihat orang orang yang berlalu lalang. sebuah keluarga kecil dengan anak mereka, pasangan yang saling berpelukan, pasangan tua yang duduk di kursi sambil berbagi teh hangat yang mungkin mereka beli dari konter tak jauh dari blok ini. dan ia, sendirian

rasanya semua orang berbagi kehangatan di bulan desember.

ia juga, dulunya.

kiel melanjutkan langkahnya semakin jauh, sudah hampir empat blok ia lewati. udara makin menggigit, untungnya salju tidak sederas tadi malam.

; antologiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang