the way that you love me; jikyu

727 54 1
                                    

Junkyu membuka pintu kamarnya dengan kasar kemudian membanting kembali daun pintu itu untuk ditutup. Saking kencangnya bunyi pintu, Hyunsuk dan Yoshi sampai keluar dari kamar masing masing untuk mendatangi kamar Junkyu. Tapi jelas kamarnya terkunci.

"Junkyu?" Panggil Hyunsuk.

Tidak ada jawaban.

"Jun? Kamu gapapa?" Kali ini Yoshi yang maju. "Jun?"

Masih tidak ada jawaban.

"Kayaknya mending panggil Jihoon aja, deh." Celetuk Yoshi, "Junkyu nggak akan keluar kalo kayak gini." Hyunsuk mengiyakan kemudian menelpon si leader satunya.

"Ji?"

"Ya? Kenapa, hyung?"

"Kamu kesini deh," Hyunsuk bingung mau menjelaskan keadaan Junkyu. "Itu.. si Junkyu kayaknya kenapa-napa. Tapi dia gak mau bukain pintu."

Hyunsuk bisa mendengar Jihoon mendesah khawatir di seberang sana. "Oke, hyung. Aku kesana, tunggu ya."

Hyunsuk menggumam. "Oke, Ji. Makasih, ya."

Tidak berapa lama Jihoon sudah sampai di dorm nomor satu. "Junkyu masih dikamar, hyung?"

Hyunsuk mengangguk, "masih nggak mau bukain pintu juga. Tolong ya, Ji." Jihoon tersenyum mengiyakan lalu mengetuk pelan pintu kamar Junkyu.

"Kyu..? Bukain pintunya boleh? Aku mau temenin kamu." Kata Jihoon, "bukain, ya? Kamu mau aku temenin, kan?"

Junkyu masih tidak menjawab.

"Jun?" Panggil Jihoon lagi, "kalau kamu nangis sendirian nggak enak. Aku temenin ya?"

Sampai lima menit berikutnya Jihoon masih membujuk Junkyu, tapi masih juga tidak ada tanda tanda dari si pemilik kamar untuk membukakan pintu. Hyunsuk dan Yoshi sudah kembali ke kesibukan masing masing.

Jihoon akhirnya memilih menunggu di ruang tengah. Mungkin Junkyu memang butuh sendiri dulu sebelum mau bertemu dengannya atau orang lain.

Setelah setengah jam lebih menunggu, dia mendengar bunyi kunci kamar Junkyu dibuka (jangan tanya kenapa dia bisa dengar, sejak tadi Jihoon pasang kuping).

"Jun?" Jihoon perlahan membuka pintu kamar Junkyu, lalu masuk kedalam. Kamarnya gelap gulita, bahkan lampu tidurnya pun tidak menyala. Jihoon hanya bisa mendengar suara isakan Junkyu yang sudah mereda.

Jihoon duduk di kursi komputer milik Junkyu lalu mendekatkannya dengan kasur, tangannya perlahan merapikan poni dan anak rambut yang menempel ke wajah yang basah karena keringat dan air mata itu.

"Sayang..."

Junkyu masih diam, tapi Jihoon bisa lihat tangannya yang meremat selimut. Perlahan, Jihoon menggenggam tangan Junkyu, meremat halus dan mengusap punggung tangannya dengan ibu jari.

"Duduk bentar, ya? Minum biar nggak serak." Pinta Jihoon, yang diikuti Junkyu. Si Kim duduk di ujung kasurnya dengan lutut bersentuhan dengan Jihoon.

Junkyu perlahan meneguk air putih yang dibawa Jihoon, menghabiskan setengah gelas kemudian mengembalikan gelasnya pada Jihoon, "udah enakan?" tanya Jihoon

Junkyu mengangguk samar lalu maju, menyusupkan badannya diantara kaki Jihoon untuk memeluk badan kekar itu. Menyandarkan kepalanya ke perut Jihoon.

Jihoon memeluk balik Junkyu, sambil mengelus dan menyisir rambut pemuda kelahiran September itu dengan jari. "Mau cerita?"

Junkyu menggeleng. Terlalu sakit untuk diceritakan, terlalu banyak hal yang menumpuk satu sama lain sampai membuatnya seperti sekarang.

"Yaudah, gapapa. Yang penting kamu sekarang gapapa." Kata Jihoon lalu menangkup pipi Junkyu. "Jangan nangis sendirian lagi, ya? Sakit liat kamu nangis sendirian dan aku nggak bisa ngapa ngapain."

Junkyu mengangguk, tangannya menggenggam telapak tangan Jihoon di pipinya. "Maaf..."

Jihoon menggeleng, "nggak usah minta maaf. Kamu nggak salah apa apa." Jihoon mengecup lama pucuk kepala dan pelipis Junkyu. "It's okay. Everything is gonna be okay."

Kemudian Jihoon mencium bibir Junkyu lembut, hati hati. Seakan jika ia bergerak sedikit lebih gegabah Junkyu akan pecah berantakan seperti boneka porselen. Jihoon melepas tautan bibir mereka saat Junkyu meremat lengannya.

"Tidur, ya? Aku temenin." Tawar Jihoon, yang diiyakan Junkyu. Kemudian, Jihoon memposisikan berbaring membiarkan Junkyu menjadikan lengannya bantal. Jemari Jihoon bergerak mengelus punggung dan lengan Junkyu, membuat yang lebih muda lebih relaks dan bisa segera tidur. Saat Junkyu sudah akan terlelap, Jihoon membisikkan sesuatu.

"I love you, always."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

; antologiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang