'Setelah aku pertimbangkan semuanya, ternyata aku tak salah dalam hal memilihmu. Sifatmu yang baik kepada setiap orang dan penurut, membuat hatiku semakin yakin bahwa aku sangat beruntung memilikimu.'
~Fathur Alfarezi wijaya~
.
.
.
.
.
'Khhmm'Dibalik itu semua ada seseorang yang tersenyum melihat kedekatan keduanya. Yap, Fathur dia tak sengaja mendengar pembicaraan Umi dan istrinya. Hatinya tersentuh kala Anantha mengatakan hal tersebut, jika istrinya itu ingin belajar memasak untuk dirinya. Fathur sangat senang, kini istri perlahan telah berubah.
"Lagi pada apa nih? Kayaknya seru banget ngobrolnya." ujar Fathur, menghampiri istri dan Uminya. Melingkarkan tanganya di pinggang Anantha, memeluk istrinya dari belakang.
Anantha, jangan ditanya lagi! Gadis itu sangat malu, bahkan pipinya sudah memerah akibat ulah suaminya. Bagaimana tidak, Anantha sangat malu pada Umi Aisyah karena Fathur dengan santainya memeluk dirinya. Bunuh suami dosa gak sih! Kalo enggak, Anantha ingin membunuh Fathur sekarang juga.
"Masyaallah abang! Kamu ini bikin kaget Umi dan istrimu saja." ujar Aisyah, menggelengkan kepalanya. Lihatlah, putranya itu romantis-romantisannya tidak tahu tempat.
"Ish, lepas Fathur! Malu tau, ada Umi juga." kesal Anantha. Melepas paksa tangan Fathur yang melingkari pinggangnya. Punya laki kok gini amat ya Allah.
"Apa sih, bentar doang. Umi aja biasa aja tuh!" kekeh Fathur. Dia sengaja ingin membuat istri kesal.
Aisyah terkekeh dengan kedua pasutri tersebut. "Sudah-sudah, Umi maklumin kok! Sudah ah, Umi ingin menaruh masakan yang sudah matang ke meja dulu." ujar Aisyah, pergi meninggalkan kedua pasutri itu.
"Nyebelin banget sih! Aku bilang lepas, ya lepas." kesal Anantha menepis tangan suaminya. Kalau seperti ini Anantha jadi malu. Anantha pergi dari hadapan Fathur, segara menyusul Umi Aisyah ke meja makan
'Ya Allah, istri gua galak bener sih!' batin Fathur dalam hati, bergidik ngeri. Yah, udah ini mah! Anantha bakal marah berkepanjangan.
***
Acara sarapan pagi telah usai, kini Anantha dan Fathur tengah bersiap-siap. Siang ini mereka akan pergi ke mall, tidak hanya mereka tetapi Zahra; Adiknya Fathur kali ini juga ikut.
"Udah siap?" tanya Fathur, menyebulkan kepalanya dibalik pintu ke dalam kamar.
"Ngagetin!" kesel Anantha.
Anantha yang sedang mengaca merapihkan bajunya, kali ini gadis itu memakai dress selulut berwarna navy. Setelah dirasa cukup rapih Anantha segera keluar dari kamar.
"Yuk! aku udah rapih." ujar Anantha.
Memang sedari tadi Fathur menunggu istrinya yang bersiap-siap di balik pintu kamar. Senyuman terbit di bibir Fathur, takkala melihat istrinya yang sangat cantik.
"Cantiknya istriku." puji Fathur.
"Hilih gombal." ketus Anantha.
Fathur terkekeh. Kemudian dia segera menggenggam tangan istrinya. Keduanya segera menuruni anak tangga. Saat keduanya sampai di anak tangga yang terakhir, sudah ada Zahra yang menunggu keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imam Until Jannah
RomanceJangan lupa ikuti akun irmautami25 sebelum membaca! *** "Tampan!" "Hey! Turunkan tanganmu! Dasar Wanita gila!" Muhammad Fathur Al-farezi Wijaya, pembisnis muda yang tak sengaja bertemu dengan gadis yang di angga...